“Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Ayat Inti: Efesus 6 : 12
[AkhirZaman.org] Akitab sedikit saja memuji manusia. Sedikit ruang diberikan untuk menceritakan kebaikan dari manusia terbaik sekalipun yang pernah hidup. Sikap diam ini bukan tanpa maksud; bukan tanpa suatu pelajaran, Semua kualitas baik yang dimiliki manusia adalah karunia Allah; perbuatan baik mereka dilakukan oleh kasih karunia Allah melalui Kristus. Karena apa adanya mereka itu adalah untuk kemuliaan Allah atau apa yang mereka lakukan itu semua hanya milik Dia; mereka hanyalah alat di tangan-Nya. Lebih dari ini seperti yang diajarkan oleh semua cerita Alkitab, memuji atau mengangkat manusia itu hal berbahaya; karena bila seseorang kehilangan pandangan akan ketergantungan total kepada Allah, dan percaya pada kekuatannya sendiri, maka dia pasti akan jatuh….
Tidak mungkin bagi kita, dengan kekuatan kita sendiri, mempertahankan konflik; dan apa pun yang mengalihkan pandangan dari Allah, apa pun yang menuntun pada pemegahan diri atau ketergantungan pada diri sendiri, sudah pasti sedang menyiapkan jalan menuju kejatuhan kita. Tujan Alkitab adalah menanamkan ketidakpercayaan pada kekuatan manusia dan mendorong kepercayaan kepada kuasa Ilahi;
Roh kepercayaan pada diri sendiri dan memegahkan dirilah yang menyiapkan jalan menuju kejatuhan Daud. Pujian dan godaan tersamar dari kekuasaan dan kemewahan bukan tanpa efek padanya. Hubungan dengan negara-negara sekitar juga memberikan pengaruh jahat. Menurut kebiasaan yang berlaku di tengah para penguasa Timur, kejahatan-kejahatan yang tidak bisa diampuni bagi warganegara tidak berlaku bagi raja; kerajaan tidak berada di bawah kewajiban untuk berada di bawah kendali diri yang sama sebagaimana warganya. Semua ini cenderung mengurangi perasaan Daud terhadap keberdosaan dari dosa itu. Dan gantinya bersandar pada kerendahan hati atas kuasa Tuhan, ia mulai percaya pada hikmat dan kekuatannya sendiri.
Segera setelah Iblis bisa memisahkan jiwa dari Allah, satu-satunya sumber kekuatan, maka ia akan berusaha membangkitkan keinginan alamiah manusia yang tidak suci. Pekerjaan musuh tidak secara mendadak; pada awalnya, bukan secara tiba-tiba dan mengejutkan; melainkan diam-diam merontokkan pegangan kuat pada prinsip.