Saturday, November 23, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian MEMBANGUN TABIAT DI ATAS KRISTUS, BATU KARANG

[RH] MEMBANGUN TABIAT DI ATAS KRISTUS, BATU KARANG

“Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik… sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.” (Mazmur 73:3, 17)

[AkhirZaman.org] Langkah pertama pada jalan kehidupan ialah menjaga pikiran tetap tinggal pada Allah, senantiasa takut akan Dia. Satu penyimpangan dari integritas moral menumpulkan hati nurani, dan membuka pintu kepada pencobaan berikutnya. “Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.” (Amsal 10:9)

Kita diperintahkan untuk mengasihi Allah, dan mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri; tetapi pengalaman hidup setiap hari menunjukan bahwa hukum tersebut tidak diindahkan.

Kejujuran dalam perjanjian dan integritas moral akan diperkenankan Allah, dan menjadikan pria dan wanita suatu berkat bagi diri mereka sendiri dan bagi masyarakat;

…tetapi di tengah-tengah berbagai macam pencobaan yang menyerang mereka pada jalan manapun yang mereka tempuh, adalah mustahil untuk menjaga suatu hati nurani yang bersih dan setuju dengan kehendak surga tanpa pertolongan Ilahi serta suatu prinsip untuk menyukai kejujuran demi kebenaran.

Suatu tabiat yang berkenan kepada Allah dan manusia harus lebih digemari dari pada kekayaan. Dasar harus diletakkan luas dan dalam, di atas Yesus Kristus batu karang itu.

Ada begitu banyak yang mengaku bekerja dari dasar yang benar, sedangkan mereka mendirikan bangunan mereka diatas pasir, tetapi angin topan besar akan menyapu habis fondasi mereka, dan mereka tidak akan memiliki tempat perlindungan.

Banyak yang berdalih bahwa kecuali mereka lihai, dan berusaha menguntungkan diri mereka, mereka akan mengalami kerugian. Sedangkan sesama mereka yang jahat, yang mengambil keuntungan yang mementingkan diri, diberkati; sementara mereka, walaupun berusaha keras selaras dengan prinsip-prinsip Alkitab, tidak terlalu mujur.

Apakah orang-orang yang demikian melihat masa depan? Atau apakah mata mereka terlalu kabur untuk melihat karena adanya kabut duniawi, sehingga kehormatan dan integritas tidak dihargai dalam dunia ini?

Apakah Allah memberi pahala dengan keberhasilan dunia semata-mata? TUHAN ALLAH telah mengukir nama-nama mereka pada telapak tangan-Nya, sebagai pewaris-pewaris yang akan mewarisi kemuliaan dan kekayaan yang tidak dapat binasa. –{The Bible commentary, vol.3, hlm. 1158}

RELATED ARTICLES

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?