“Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan la adalah pendamaian untuk segala dosa kita,
dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yohanes 2:1, 2)
[AkhirZaman.org] Dalam iman yang asli, dan menyelamatkan, ada kepercayaan kepada Allah, melalui keyakinan atas pengorbanan perjanjian besar yang dibuat Anak Allah di Golgola.
Dalam Kristus, orang percaya yang dibenarkan melihat satu-satunya pengharapan dan pelepas. Keyakinan bisa saja ada tanpa kepercayaan, tetapi keyakinan yang dilahirkan oleh kepercayaan tidak bisa ada tanpa iman. Setiap orang berdosa dibawa kepada pengetahuan akan kuasa Kristus yang menyelamatkan, yang membuat manifestasi kepercayaan ini dalam tingkat yang lebih besar selagi ia maju dalam pengalaman.—Signs of the Times, Nov. 3, 1890.
Tampaknya banyak yang merasa bahwa mungkin untuk jatuh ke dalam pencobaan, sebab mereka tidak memiliki kuasa untuk mengalahkannya, dan mereka berdosa terhadap Allah dengan bibir mereka, membicarakan keputusasaan dan kebimbangan, gantinya iman dan keberanian. Kristus dicobai dalam segala hal sama seperti kita, namun tidak berdosa. la berkata, “Sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.” Apakah artinya itu? ltu artinya bahwa raja kejahatan tidak dapat memperoleh alasan dalam Kristus akan pencobaannya; dan begitu pula dengan kita.- The Review and Herald, 10 Mei 1891.
Kita memandang ke seberang zaman; kita memandang ke zaman yang kekal. Kita berusaha untuk hidup sedemikian rupa sehingga Kristus dapat mengatakan, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia.” Biarlah kita masing-masing hidup seperti itu. Kita bisa saja melakukan kesalahan; kita bisa saja bersalah; tetapi Allah tidak akan meninggalkan kita dalam kesalahan. “Namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.” ltulah pengharapan bagi kita; kita adalah tawanan pengharapan.
Marilah kita menjangkau janji-janji Allah yang limpah itu. Taman Allah penuh dengan janji yang limpah. Oh, marilah kita mengumpulkannya; marilah kita membawanya pulang ke rumah; marilah kita menunjukkan bahwa kita percaya pada Allah. Marilah kita mengambil Dia oleh menuruti Firman-Nya; janganlah ada satu pun dari antara kita kedapatan tidak percaya pada Allah atau meragukan Dia.
Biarlah kita menjadi orang-orang Kristen yang bertumbuh. Kita tidak boleh berdiam diri. Kita harus maju hari ini lebih daripada kemarin; setiap hari belajar untuk lebih percaya, sepenuhnya lebih bergantung pada Yesus. Demikianlah kita harus benumbuh. Engkau tidak langsung mencapai kesempurnaan oleh satu loncatan, penyucian adalah pekerjaan seumur hidup. . . .
(3SM 192, 193)