”Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5: 14-16).
[AkhirZaman.org] Ada yang mencoba bersaksi dengan berani yang dilakukan oleh para pemellhara Sabat, dan penganiayaan yang pahit akhirnya dialami. . . . Biarlah tidak ada keputusan yang diambil dl slni yang akan mendorong timbulnya pelayanan setengah hati atau menjadi pengecut menyembunyikan terang di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, karena kita pasti akan dicobai dan diuji. . . . Pastikan bahwa hari Sabat adalah pertanyaan ujian, dan bagai- mana engkau menghadapi persoalan ini akan menempatkanmu apakah di pihak Allah atau di pihak Setan. Tanda binatang ltu akan dinyatakan dalam suatu bentuk kepada setiap lembaga dan setiap orang. . . .
Setiap gerakan dari awal dibuat oleh Setan adalah untuk permulaan pekerjaannya yang berlangsung sampai kesudahan guna meninggikan kepalsuan, untuk mengganti Sabat Yehova yang benar. la bersungguh-sungguh sekarang ini dan akan lebih berusaha lagi di bandingkan sebelumnya. la telah turun dengan kuasa yang besar untuk menipu mereka yang diam di bumi dengan daya pesona kejahatannya. . . .
Bilamana kita menghadapi kemelut, hukum Allah menjadi lebih indah, lebih suci, dan bilamana hukum itu secara jelas dibatalkan dan dikesampingkan, maka pilihan yang harus diambil adalah penghargaan dan penghormatan kita terhadap hukum itu. . . .
Dalam panjang sabar-Nya, Allah memberikan kepada bangsa-bangsa pintu kasihan tertentu, tetapi akan tiba saatnya bilamana Allah muncul dalam kemarahan-Nya. la akan menghukum. Dunia sudah berada dalam keadaan sifat membenci hukum Allah, dan doa yang pantas pada saat ini adalah, “Waktu untuk bertindak telah tiba bagi Tuhan; mereka telah merombak Taurat-Mu” (Mazmur 119:126). . . .
Janganlah ada orang yang membuat kesombongan yang dibanggakan, apakah dengan peraturan atau teladan, untuk menunjukkan bahwa ia sedang melawan undang-undang negara. Janganlah membuat resolusi tentang apa yang orang-orang di pelbagai negara boleh lakukan, atau tidak boleh lakukan. Biarlah tidak ada yang dilakukan untuk mengurangi tanggung jawab pribadi. Di hadapan Allah, mereka harus berdiri atau jatuh. Janganlah ada orang merasa bahwa adalah kewajibannya untuk membuat pembicaraan-pembicaraan di hadapan umat kita, atau di hadapan musuh kita, yang akan membangkitkan sifat yang suka bertempur, dan mereka mengambil kata-katamu lalu merekayasanya sedemikian rupa sehingga engkau dituduh memberontak kepada pemerintah, karena ini akan menutup pintu jalan masuk kepada orang banyak. . . .
(3SM 395, 396)