Datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” [Matius 8:5-7]
[AkhirZaman.Org] Iman yang murni dan tidak mementingkan diri ditemukan dalam diri seorang perwira yang merasakan ketidaklayakannya. Dia adalah seorang pria dengan semangat yang penuh penyesalan meskipun dia adalah seorang yang memiliki wewenang.
Perwira ini merasa tidak layak untuk memiliki Kristus, dengan Kuasa mujizat-Nya, datang di bawah atapnya, tetapi firman-Nya yang diucapkan semua akan menjadi penting.
Seperti yang dapat dikatakan perwira itu kepada prajuritnya di bawahnya, “Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Dia memiliki keyakinan pada kata-kata Kristus yang hanya diucapkan untuk memulihkan hambanya. Ketika Yesus mendengarnya, Dia heran. “Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”
Bangsa Yahudi tidak akan menerima Mesias yang dijanjikan serta mereka harapkan, ketika Dia datang tepat seperti yang dinyatakan oleh nubuatan bahwa Dia akan datang.
Inilah seorang pria, yang bukan orang Israel, yang tidak memiliki kesempatan yang telah banyak diterima Israel, yang dalam iman dan penghargaan akan Kristus jauh di depan orang Israel, yang telah Tuhan jadikan tempat penyimpanan yang paling suci, kebenaran yang berharga.
Siapakah sebenarnya orang Israel—dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka? Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. [Yohanes 1:10,11].
Tetapi orang Romawi ini, seorang komandan yang berwewenang, datang kepada Yesus dengan permohonan yang sungguh-sungguh tulus untuk salah satu hamba-Nya, yang menderita kelumpuhan, yang sangat tersiksa dengan rasa sakit yang menyedihkan.
Imannya yang sederhana adalah iman yang murni dan tidak mementingkan diri sendiri. Dia tidak bertanya kepada Yesus, “Tunjukkan padaku tanda dari surga,” tetapi meminta agar Kristus dapat menyembuhkan hamba-Nya yang menderita.
Dia mengatakan kepada-Nya bahwa dia merasa tidak layak untuk meminta Kristus datang ke rumahnya. Dia yang bersemayam di tempat yang tinggi dan mulia, namun Dia datang dan membuat tempat tinggal-Nya dengan rendah hati dan penuh penyesalan.
Biarlah Orang-orang menerima terang sebagaimana disajikan dalam Firman Tuhan, dalam kebenaran, dan akan ada keteguhan dalam tujuan yang akan memungkinkan mereka berdiri tegak dalam kemandirian moral di tengah kesulitan dan bahaya.
Sebuah karakter dibentuk, dipagari oleh kebenaran—sebuah karakter yang akan bertahan pada hari pencobaan dan ujian di hadapan kita, betapapun gelapnya tekanan, betapapun beratnya kesengsaraan yang mungkin ditimbulkan oleh hari persiapan Tuhan. Prinsip kebenaran bekerja keluar dari dalam dan membuat dirinya peka.—Letter 114, 1895 .