Saturday, November 23, 2024
Google search engine
HomeUncategorizedPatung Pedagang Budak Jadi Sasaran Amuk Massa Demonstran Anti-rasisme di Inggris

Patung Pedagang Budak Jadi Sasaran Amuk Massa Demonstran Anti-rasisme di Inggris

[AkhirZaman.org] Ribuan demonstran pada Minggu (7/6/2020) menghadiri unjuk rasa anti-rasisme di Bristol, Inggris, yang dipicu oleh kematian George Floyd, pria kulit hitam yang tewas saat ditahan oleh polisi di Minneapolis, Amerika Serikat (AS) bulan lalu.

Pengunjuk rasa merobohkan patung di Colston Avenue, yang didirikan untuk menghormati Edward Colston, seorang pedagang budak yang kapalnya mengirim sekira 80.000 pria, wanita dan anak-anak dari Afrika ke Amerika antara 1672 dan 1689.

Ingatan tentang Colston telah memecah Kota Bristol selama bertahun-tahun. Beberapa pihak berpikir bahwa sejarah tidak dapat diubah dan mereka harus hidup dengan mengingatnya, sementara yang lainnya berkampanye agar nama Colston dihapus dari jalan, sekolah, dan tempat-tempat di Bristol.

Diwartakan BBC, ada rasa frustrasi di antara orang-orang yang berkumpul pada protes tersebut, sebagian karena patung Colston masih berdiri pada 2020, tetapi juga karena patung itu hanya ditutupi dengan kanvas untuk protes.

Patung itu jadi sasaran lemparan telur, kanvas penutupnya dirobek dengan beberapa orang mengatakan mereka ingin melihat mata lelaki itu. Dalam waktu singkat tali segera diikat di sekitar monumen perunggu dan proses merobohkannya pun dimulai.

Setelah penutup dilepas, tiga orang demonstran naik ke atas patung untuk mengikat dua tali di kepala.

Tiga puluh detik kemudian patung itu telah tergeletak di tanah. Banyak yang berdiri di atas patung yang dirobohkan itu, yang lain memegang spanduk Black Lives Matter memanjat tiang tempat patung itu berdiri.

Tidak ada banyak kegembiraan ketika patung itu menyentuh tanah sebagai kemarahan, tetapi orang banyak belum selesai dengan monumen itu, yang kemudian diseret ke Pelabuhan Bristol yang berada di dekat taman, dan dibuang di dermaga.

Kematian George Floyd pada Senin dua pekan lalu (25/5/2020) telah memicu aksi protes di banyak kota di AS memprotes kekejaman polisi dan rasisme terhadap warga kulit hitam. Protes itu telah menyebar ke berbagai negara lain di dunia, termasuk negara-negara di Eropa.

https://news.okezone.com/read/2020/06/08/18/2226067/demonstrasi-anti-rasisme-di-inggris-patung-pedagang-budak-jadi-sasaran-amuk-massa

Kristus tidak mengakui perbedaan kebangsaan atau jabatan atau kepercayaan. Ahli Taurat dan orang Farisi ingin mengambil manfaat setempat dan untuk bangsa sendiri saja dari segala pemberian surga dan mengasingkan keluarga Allah lainnya di dunia ini. Tetapi Kristus datang untuk memecahkan setiap dinding pemisah. Ia datang untuk menunjukkan bahwa pemberian kemurahan-Nya dan kasih-Nya tidak terbatas kepada segolongan manusia saja seperti halnya dengan udara, terang, atau titik-titik hujan yang menyegarkan bumi.

Kehidupan Kristus mendirikan suatu agama yang dalamnya tidak ada kasta, suatu agama yang olehnya orang Yahudi dan orang kafir, yang merdeka dan yang tertawan dihubungkan dalam suatu persaudaraan, sama di hadirat Allah. Tiada persoalan tentang kebijaksanaan mempengaruhi segala pergerakan-Nya. Ia tidak mengadakan perbedaan antara tetangga dan orang asing, sahabat dan musuh. Hal yang menarik hati-Nya ialah jiwa yang haus akan air kehidupan.

Ia tidak melewatkan seseorang sebagai makhluk yang tidak berharga melainkan berusaha menggunakan penawar bagi setiap jiwa. Dalam rombongan mana pun Ia berada, Ia mengemukakan suatu pelajaran yang cocok untuk waktu dan keadaan itu. Setiap kelalaian dan hinaan yang ditunjukkan oleh manusia kepada sesama manusia hanya menjadikan Dia lebih menyadari bahwa mereka memerlukan simpati manusia-Ilahi. Ia berusaha mengilhamkan harapan kepada orang-orang yang paling kasar dan yang tidak memberi harapan baik, dengan memberikan kepada mereka jaminan bahwa mereka boleh menjadi tidak bercacat cela, dan mencapai suatu tabiat yang menjadikan mereka anak-anak Allah.

Sementara anak-anak Allah satu dalam Kristus, bagaimanakah Yesus memandang pada kasta, pada perbedaan dalam masyarakat, pada pemisahan seseorang dari sesamanya manusia, karena warna kulit, suku, kedudukan, kekayaan, kelahiran, atau kecakapan? Rahasia persatuan terdapat dalam persamaan orang-orang percaya dalam Kristus. (NBS 109. 3-6)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?