“Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! Karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” Wahyu 12:12.
[AkhirZaman.org] Orang-orang yang memelihara Taurat Tuhan dan iman kepada Yesus akan merasakan murka si naga dan bala tentaranya. Setan menganggap dunia ini sebagai kekuasaannya; ia telah memperoleh kuasa atas gereja-gereja yang murtad.
Akan tetapi, di sini ada sebuah lembaga kecil yang melawan otoritas setan. Jika ia tidak dapat menyingkirkan mereka dari bumi, kemenangannya tidak akan lengkap.
Demikianlah sebagaimana setan mempengaruhi bangsa-bangsa kafir untuk menghancurkan Israel, di waktu yang tidak lama lagi, setan akan membangkitkan kekuatan bumi yang jahat untuk menghancurkan umat Tuhan.
Semua orang akan dipaksa untuk menjalankan ketaatan terhadap aturan manusia yang melanggar aturan Ilahi. Orang-orang yang setia kepada Tuhan dan kewajiban mereka akan diancam, dihina, dan ditolak. Mereka akan diserahkan juga “oleh orang tua, saudara-saudara, kaum keluarga, dan sahabat-sahabat.”
Satu-satunya harapan mereka terdapat di dalam belas kasihan Tuhan; satu-satunya pertahanan mereka adalah doa.
Sebagaimana Yosua yang memohon di hadapan Malaikat, begitulah gereja yang tersisa akan memohon pengampunan dan pembebasan melalui Yesus, Pembela mereka, dengan hati yang hancur dan iman yang sungguh-sungguh.
Mereka sepenuhnya sadar akan kehidupan mereka yang penuh dosa, mereka melihat kelemahan dan ketidaklayakan mereka; dan begitu mereka melihat diri mereka sendiri, mereka siap menghadapi keputusasaan.
Si penggoda berdiri untuk mendakwa mereka, seperti ia berdiri melawan Yosua. Ia menunjuk pakaian mereka yang najis, karakter mereka yang bercacat cela. Ia menampilkan kelemahan dan kebebalan mereka, dosa ketidaksetiaan mereka, ketidakserupaan mereka dengan Kristus, yang mana melaluinya mereka telah mempermalukan Penebus mereka.
Setan berusaha untuk menakut-nakuti jiwa-jiwa dengan pikiran bahwa mereka tidak memiliki pengharapan, bahwa noda kenajisan mereka tidak akan pernah dihapuskan. Ia mengharapkan supaya hal tersebut merusak iman mereka sehingga mereka akan menyerah kepada godaan-godaannya, berbalik dari kesetiaan mereka terhadap Tuhan, dan menerima tanda binatang.
Walaupun para pengikut Kristus telah berdosa, mereka tidak menyerahkan diri mereka ke dalam kuasa iblis. Mereka telah meninggalkan dosa mereka, dan berusaha mencari Tuhan di dalam penyesalan dan kerendahan hati, dan Sang Pembela Ilahi pun mengajukan permohonan atas nama mereka.
Sang Pembela yang telah begitu dirusak oleh ketidaksetiaan mereka, dan mengetahui dosa dan pertobatan mereka pun menyatakan, “Tuhan kiranya menghardik engkau, hai Iblis! Aku menyerahkan nyawa-Ku bagi jiwa-jiwa ini. Mereka terlukis di telapak tangan-Ku.”
-Review and Herald, 9 Januari 1908