“Melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Petrus 1:19).
[AkhirZaman.org] Memakan daging dari hewan-hewan yang mati bisa merusak kesehatan tubuh, dan semua yang menggunakan makanan berdaging sementara menambahkan nafsu-nafsu daging mereka dan sedang mengurangi kemampuan jiwa mereka untuk menyadari kekuatan kebenaran dan keperluan keberadaannya pada praktik dalam kehidupan.—Letter 54, 1896.
Memakan daging hewan-hewan yang mati sudah membuat efek mencederai pada kerohanian. Bilamana daging dibuat menjadi bagian dari makanan, kesanggupan-kesanggupan yang lebih tinggi direndahkan oleh nafsu-nafsu yang lebih rendah. Perkara-perkara ini adalah suatu pelanggaran bagi Allah, dan adalah penyebab penurunan dalam kehidupan rohani. . . . Apa pun yang kita lakukan dalam hal makan dan minum seharusnya dllakukan dengan maksud istimewa untuk memberikan gizi kepada tubuh, supaya kila boleh melayani Allah bagi kemuliaan nama-Nya. Seluruh tubuh adalah milik Allah, dan kita harus memberikan perhatian yang keras kepada keberadaan fisik kita, karena kehidupan beragama sangat berkaitan dengan kebiasaan dan praktik-praktik fisik.—Letter 69, 1896.
Tuhan sedang mengajar umat-Nya adalah demi kebaikan rohani dan fisik mereka supaya mereka menahan diri dari memakan daging. Tidak perlu memakan daging hewan-hewan yang telah mati.—Letter 83, 1901. Apa yang kita makan dan minum adalah menghasilkan suatu yang penting pada kehidupan kita, dan orang-orang Kristen seharusnya membawakan kebiasaan-kebiasaan makan dan minum ke dalam keselarasan dengan hukum-hukum alam. Kita harus mengerti kewajiban-kewajiban kita terhadap Allah dalam perkara-perkara ini. Ketaatan terhadap hukum- hukum kesehatan seharusnya dibuat menjadi bahan pelajaran; karena mengabaikan kehendak terhadap pelajaran ini adalah dosa. Setiap orang seharusnya merasakan bahwa adalah kewajiban pribadi untuk melaksanakan hukum-hukum kehidupan yang menyehatkan.
Banyak yang beralih dari terang itu, dihasut karena amaran diberikan, dan bertanya, “Tidak bolehkah kami bertindak menurut apa yang kami senangi?” Apakah kamu yang telah menciptakan diri kamu sendiri? Apakah yang telah membayar tebusan terhadap harga jiwa dan tubuh kamu? Jika demikian, kamu adalah milik kamu sendlri. Tetapi Firman Allah mengumandangkan, “Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar,” “melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus.” Firman Allah menceritakan kepada kita dengan jelas bahwa kebiasaan alami kita akan dijaga dengan keras dan dikendalikan. “Kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.” Akankah kita melakukan hal ini? Firman Allah adalah sempurna, ia bisa mengubah jiwa. Jika kita mendengarkan dengan rajin ketetapannya, kita akan dilayakkan, secara fisik dan secara rohani, ke dalam citra Allah.—Letter 103, 1896.
(3SM 290, 291)