Friday, November 22, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian APA YANG ANDA WARISKAN KEPADA ANAK-ANAK ANDA

[RH] APA YANG ANDA WARISKAN KEPADA ANAK-ANAK ANDA

“Semoga anak-anak lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar pada waktu mudanya; dan anak-anak perempuan kita seperti tiang-tiang penjuru, yang dipahat untuk bangunan istana!” (Mazmur 144:12).

[AkhirZaman.org] Sang ayah hanya memiliki kesanggupan-kesanggupan yang rendah, untuk memelihara secara layak keluarganya yang masih muda. Anak-anaknya memiliki jenis tabiat yang aneh, yang secara tetap membutuhkan suatu pengaruh yang menetralkan, atau yang pasti mereka akan menuju kepada kehancuran. Mereka tidak dididik dengan benar. Disiplin mereka sudah terlalu sering merupakan dorongan hati yang tidak menentu oleh karena umur sang ayah yang lebih muda. Sang ayah sudah berada pada bahaya terhadap perasaan-perasaan yang bisa berubah. Pada suatu waktu terlalu sabar, dan pada waktu yang lain ia sangat bengis. Setiap hal dalam sebagian keluarga yang seperti itu adalah salah, dan kemalangan domestik bertambah. ltulah suatu kelompok manusia yang sudah muncul di dunia ini sebagai suatu beban kepada masyarakat.

Orangtua mereka benanggung jawab dalam tingkat yang besar terhadap setiap labial yang dlkembangkan oleh anak-anak mereka, yang diteruskan dari generasi ke generasi. Mereka yang menambah jumlah anak-anak mereka, sementara mereka sudah tahu bahwa kelemahan fisik dan mental yang pasti menjadi warisan mereka, adalah pelanggar-pelanggar dari enam hukum terakhir dari Allah, yang merinci tugas manusia terhadap sesamanya. Mereka melakukan bagian mereka dalam menambah penurunan ras manusia itu, dan dalam menenggelamkan masyarakat lebih rendah, dan karenanya mereka sedang mencederai sesama mereka. Jika Allah dengan cara itu mempedulikan hak-hak dari sesama manusia, bukankah la tidak peduli terhadap hubungan yang lebih dekat dan lebih kudus? Jika seekor burung pipit tidak jatuh ke tanah tanpa perhatianNya, tidakkah la peduli terhadap anak-anak yang dilahirkan ke dunia ini, yang berpenyakit secara fisik dan mental, yang menderita dalam tingkat yang lebih besar atau lebih sedikit, sepanjang hidup mereka?

Tidakkah la akan meminta pertanggungjawaban para orangtua, kepada siapa la sudah memberikan kekuatan pikiran, untuk menaruh kesanggupan yang lebih tinggi ini sebagai dasar, dan karena mereka menjadi budak terhadap hawa nafsu, sebagai hasilnya, generasi-generasi harus menanggung tanda kekurangan fisik, mental dan moral mereka? Sebagai tambahan terhadap penderitaan itu, mereka tidak mewariskan apa pun kepada anak-anak mereka yang malang itu selain kemiskinan. Mereka tidak bisa mendidik anak-anak mereka, dan banyak yang tidak melihat keperluan itu, juga mereka tidak bisa, jika mereka mendapatkan waktu untuk melatih anak-anak itu, dan memberikan petunjuk kepada mereka, dan mengurangl sebanyak mungkin, warisan kemalangan yang diteruskan kepada mereka. Para orangtua jangan menambah jumlah anggota keluarga mereka kecuali mereka dapat memastikan bahwa anak-anak mereka bisa dipelihara dengan balk, dan mendapat pendidikan . . . .

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?