Friday, November 22, 2024
Google search engine
HomeAktifitasBelajar Firman TuhanPERAN GANDA SANG PENGANTARA

PERAN GANDA SANG PENGANTARA

 [AkhirZaman.org] Sangatlah sulit bagi orang-orang untuk dapat memahami secara utuh atau menyatakan secara memadai tentang kebenaran-kebenaran yang mengagumkan yang tersirat dalam kenyataan bahwa Yesus Sendiri adalah sekaligus “imam dan korban” dalam rencana keselamatan (The Desire of Ages, hlm. 25). Paulus mencatat peran-Nya sebagai korban ketika ia menuliskan, “Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya” (Ibrani 9:26). Paulus menekankan fungsi Tuhan kita sebagai imam ketika mengatakan, “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita” (ayat 24).

Sebagai Korban, Ia menyediakan landasan bagi keselamatan manusia dan memungkinkan adanya pengampunan; sebagai Imam Besar Ia menyediakan kuasa untuk memungkinkan perbaikan dari dosa. Pengampunan dan kuasa—“penyembuhan ganda.”

Hubungan antara kedua fase dalam keimamatan Tuhan kita inilah sesungguhnya yang ingin dikaburkan oleh Setan: “Si penipu ulung itu membenci kebenaran-kebenaran agung yang membawa kepada pandangan akan pengorbanan pendamaian dan pengantara yang penuh kuasa.”—The Great Controversy, hlm. 488. Kesalahpahaman tentang kedua fase vital ini telah menggiring orang-orang Kristen ke dalam kesalahan-kesalahan yang sedemikian besar dan sangat beragam seperti takdir (pre-destination) dan universalisme; kesalahpahaman ini telah menyesatkan jutaan orang dalam jaminan yang palsu dari “sekali selamat, tetap selamat,” dan “kasih karunia murahan” yang tak terelakkan yang segera mengikutinya, ketika pembenaran diberi tekanan secara tidak proporsional melebihi pengudusan. Kejelasan diperoleh ketika kita mengingat bahwa pembenaran adalah sebutan kita ke surga dan pengudusan adalah kelayakan kita.

Tanpa kematian Tuhan kita di salib, pendamaian oleh pengorbanan-Nya, tidak akan ada keselamatan yang tersedia bagi siapa saja (Roma 5:17-21); Kisah 4:12). Apa yang telah Dia lakukan bagi pria dan wanita tidak akan pernah dapat ditandingi oleh apapun yang dapat kita lakukan, berapapun lamanya kita hidup, atau betapapun tulusnya kita mencoba. Namun manfaat dari pendamaian pengorbanan-Nya yang tersedia bagi semua orang (1 Yohanes 2:2; 1 Timotius 2:4) adalah berlaku hanya bagi mereka yang memanfaatkan karunia-Nya melalui iman (Yohanes 1:12; 3:16), yaitu, dengan menerima undangan-Nya yang penuh rahmat untuk menjadi anak-anak-Nya, dan mendemonstrasikan rasa syukur dengan mempercayai Dia dan menuruti kehendak-Nya.

Secara umum, pendamaian pengorbanan Tuhan kita lebih dipahami oleh gereja Kristen daripada pengantaraan-Nya sebagai Imam Besar. Sesungguhnya pemahaman yang lebih lengkap tentang pekerjaan Tuhan kita sebagai pengantara (1 Tim. 2:5) adalah posisi teologia yang khas, khususnya dalam penekanan kita pada penghakiman pemeriksaan pra-Advent (sebelum kedatangan Yesus kedua kali) sebagai fase penutup dari pekerjaan pengantaraanNya.1

Setan tidak kecewa jikalau anggota-anggota gereja menekankan pada pendamaian melalui pengorbanan Kristus dalam khotbah-khotbah dan lagu-lagu pujian, jikalau manfaat dari apa yang telah dilakukan oleh Kristus bagi kita tidak dimanfaatkan oleh mereka, untuk memberi pengaruh pada mereka.

Maka, kita harus melihat secara seksama pada peran Tuhan kita sebagai pengantara. Keimamatan-Nya adalah satu-satunya penghubung bagi hubungan yang hidup antara Tuhan dan manusia, “pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (1 Timotius 2:5). Ketika Ia masuk ke dalam Bait Suci surga pada kenaikan-Nya ke surga, Ia “masuk dengan darah-Nya Sendiri, untuk menumpahkan ke atas para muridNya manfaat dari pendamaian-Nya” (Early Writings, hlm. 260).

Jelaslah, harus tetap diingat bahwa “pengantaraan Kristus demi manusia di dalam Bait Suci di sorga adalah sama mendasarnya bagi rencana keselamatan sebagaimana kematian-Nya di salib.”The Great Controversy, hlm. 489. Mengapa kita sangat perlu memahami tujuan dari fungsi Tuhan kita sebagai Imam Besar kita adalah maksud dari pelajaran ini.

110849 8100 CopyPeran pengantaraan-Nya sebagai Imam Besar kita dibagi atas dua bagian: pertama, melanjutkan dari kenaikan-Nya hingga tahun 1844, dan kedua, dari 1844 hingga saat penutupan pintu kasihan (untuk mengerti apa yang terjadi pada tahun 1844 baca artikel BAIT SUCI MENJADI JANGKAR SEJARAH 1 dan 2).

Pekerjaan-Nya sejak 1844, sementara Ia terus menerapkan “manfaat dari pengantaraan-Nya” (Ibid., hlm. 430) bagi mereka yang berhak, melibatkan juga “tindakan terakhir dari pelayanan-Nya bagi manusia—untuk melaksanakan pekerjaan penghakiman pemeriksaan dan untuk membuat pendamaian bagi semua orang yang dinyatakan berhak atas manfaatnya” (Ibid., 480).

Pertanyaannya adalah: Apakah manfaat-manfaat yang telah diterapkan-Nya sejak peristiwa salib dari kebajikan pendamaian pengorbanan-Nya? Dan Apakah “tindakan terakhir dari pelayanan Kristus” yang melibatkan “pekerjaan penghakiman pemeriksaan”?

Sebagai pengantara, Yesus memenuhi dua peran khusus:

(1) Ia membungkam tuduhan Setan “dengan argumentasi yang dilandaskan bukan atas kebajikan kita, melainkan atas kebajikan-Nya” (Testimonies, vol. 5, hlm. 472). Kehidupan-Nya yang sempurna dalam hal ketaatan, yang dimeteraikan dengan kematian yang mendukakan hati Tuhan dan yang menyatakan kengerian dan akhir yang mengerikan dari dosa, menjadi dasar bagi perdamaian dan pendamaian antara Tuhan dan manusia. Ia memperoleh hak untuk mengampuni kita.

(2) Ia bebas untuk memberikan kuasa kasih karunia kepada semua orang yang memilih untuk menghidupkan kehidupan yang menang. “Dia adalah Imam Besar gereja, dan Dia memiliki tugas yang harus dilakukan yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun selain Dia. Melalui kasih karunia-Nya Ia mampu memelihara setiap orang dari pelanggaran.”—Ellen G. White, dalam Signs of the Times, 14 Februari 1900. Adakah yang dapat diminta seseorang lebih daripada itu?

Dipandang dari sisi pertentangan kosmis antara kebaikan dan kejahatan, antara tokoh-tokoh utama, Kristus dan Setan, pekerjaan pengantaraan Tuhan kita menjadi sangat penting.2 Ketika Setan berkata bahwa orang-orang berdosa tidak berhak memperoleh pengampunan, bahwa mereka tidak berhak atas kehidupan kekal melebihi dirinya, bahwa Tuhan telah menuntut terlalu banyak dari makhluk ciptaan-Nya dan oleh karenanya Tuhan itu tidak masuk akal—Yesus berdiri di hadapan dunia yang sedang menyaksikan sebagai jawaban kekal atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Apakah yang dilihat oleh para malaikat dan yang lainnya? Mereka melihat Seorang Manusia yang menghadapi Setan di kandangnya sendiri, yang “dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah” (Ibrani 2:17). Mereka melihat Seorang Manusia yang telah mengalahkan setiap pencobaan untuk melayani Diri-Nya, yang membuktikan bahwa semua pria dan wanita, dengan kuasa yang sama yang tersedia bagi mereka sebagaimana yang dimilikiNya, dapat menghidupkan kehidupan yang penuh kemenangan. Ketaatan yang sempurna dari Tuhan kita kepada kehendak Tuhan selama tiga puluh tiga tahun dalam memerangi “peperangan yang harus dihadapi oleh setiap anak manusia” (The Desire of Ages, hlm. 49), membungkam setiap tuduhan Setan. Kita memiliki Sahabat di pengadilan yang tidak pernah kalah dalam setiap kasus.

Sebagai tambahan, lengan Kristus yang penuh kuasa menjangkau semua orang yang telah memutuskan untuk menyerahkan pemeliharaan jiwa mereka kepada-Nya. Ia telah memenangkan hak untuk mengantarai dalam kehidupan para pengikut-Nya. Ia menerobos kuasa yang digunakan oleh Setan untuk membelenggu mereka, mengembangkan di dalam para pengikut-Nya yang setia suatu kehendak yang dikuatkan untuk melawan kecenderungan dosa. Pertahanan yang sama telah digunakan-Nya Sendiri untuk mengalahkan dosa.

Pengantaraan seperti ini diperlukan oleh setiap orang saat ini, setiap hari, dan hingga Yesus datang kembali. “Setiap orang yang akan keluar dari perhambaan dan pelayanan kepada Setan, dan akan berdiri di bawah panji-panji darah Pangeran Immanuel akan dijaga dengan pengantaraan Kristus. Kristus, sebagai Pengantara kita, berada di sebelah kanan Bapa, selalu memandang kita, karena menjaga kita dengan pengantaraan-Nya adalah sama pentingnya dengan penebusan kita oleh darah-Nya. Jikalau Ia melepaskan genggaman-Nya atas kita untuk sejenak saja, Setan telah siap untuk menghancurkan kita. Mereka yang telah dibeli dengan darah-Nya, sekarang dipelihara-Nya dengan pengantaraan-Nya.”The SDA Bible Commentary, Komentar Ellen White tentang Roma 8:34, hlm. 1078.

Di sini, dalam peran kedua sebagai Pengantara (yaitu menyediakan kasih karunia yang mempertahankan untuk menjaga kita agar tidak terus berdosa) terletak pengharapan dari setiap orang Kristen. Melalui apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita, Yesus akan melakukan bagian-Nya untuk membungkam tuduhan-tuduhan si penuduh. Namun Ia tidak dapat membungkam tuduhan-tuduhan itu jikalau kita tidak memberikan izin kepada-Nya untuk melakukan pekerjaan-Nya di dalam kita. Perkataan Yohanes adalah sederhana dan penuh penekanan: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).

“Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa … Kita perlu menjaga di hadapan kita khasiat darah Yesus. Darah yang menyucikan kehidupan, mempertahankan kehidupan, dimanfaatkan oleh iman yang hidup, adalah pengharapan kita. Kita perlu bertumbuh dalam menghargai nilainya yang tak terhingga, karena Ia akan membela kita hanya jikalau melalui iman kita mengakui kebajikan-Nya, menjaga hati nurani tetap bersih dan berdamai dengan Tuhan.”Ibid., tentang 1 Yohanes 1:7, 9, hlm. 948.

Peran ganda Tuhan kita sebagai Pengantara membungkam tuntutan-tuntutan Setan, dan karenanya membuka pintu kepada manfaat dari kehidupan-Nya yang diberikan kepada pria dan wanita, dan menjamin bahwa kuasa yang cukup telah tersedia bagi setiap orang untuk menjauhkannya dari dosa.

434693 90582102 CopyPeran ganda ini berfokuskan pada inti dari rencana penebusan, bahwa tujuan Tuhan adalah menghapuskan dosa dari alam semesta. Ini tidak dilakukan dengan sekedar membuat pernyataan bahwa dosa dihapuskan, atau dengan menghapus bersih setiap catatan setiap orang dengan sapu kasih karunia yang maha besar. Jikalau demikian, hikmat dan keadilan Tuhan Sendiri akan selamanya dicurigai; tidak ada yang akan diselesaikan dalam pertentangan besar apakah Tuhan itu adil dalam memberikan hukum yang tidak dapat dipelihara oleh siapapun atau apakah Tuhan adalah adil dalam mengeluarkan Setan dan sepertiga malaikat selamanya (lihat Wahyu 12:3, 4).

Satu-satunya jalan untuk menghancurkan dosa, sementara mempertahankan orang-orang berdosa dan keadilan Tuhan, adalah dengan cara mengubah si pemberontak menjadi anak yang setia, secara sukarela dan kesetiaan menjadi kebiasaan. Dosa adalah tinju terkepal yang diacungkan oleh si makhluk ciptaan ke hadapan muka Sang Penciptanya; dosa adalah ketidakpercayaan makhluk ciptaan kepada Tuhan, yang memecat-Nya sebagai Tuhan atas kehidupannya. Akibat dari pemberontakan ini adalah mematikan, sebagaimana dinyatakan oleh sejarah dunia yang membosankan ini.

Hanya orang-orang berdosa yang mengakui dosa-dosanya dan meninggalkannya “akan disayangi” (Ams 28:13). Tuhan tidak tertarik untuk memusnahkan pria dan wanita; tujuan pertama-Nya adalah untuk menyelamatkan mereka, menyelamatkan mereka dari mementingkan diri sendiri, memohonkan penilaian yang lebih baik, dan mengembalikan mereka kepada hubungan kepercayaan yang sukarela dan bahagia.

Namun satu hal yang tidak dapat diremehkan Tuhan adalah kepura-puraan. Tidak ada yang diselesaikan jikalau anggota gereja mengakui nama Kristus, namun bukan kuasa-Nya; atau mengakui kuasa-Nya, namun bukan tabiat-Nya.3

Karena alasan inilah maka seorang penulis dalam sebuah bukunya menekankan ajaran Alkitab yang fundamental ketika ia menuliskan: “Agama Kristus berarti lebih dari pengampunan dosa; ini berarti menghapuskan dosa-dosa kita, dan mengisi kekosongan itu dengan kasih karunia Roh Kudus.”Christ’s Object Lessons, hlm. 419, 420.4

Pekerjaan pengantaraaan Yesus sebagai “pengantara kita yang penuh kuasa” bukan saja berlaku untuk menyediakan bagi orang berdosa pengampunan yang menjadi mungkin karena pengorbanan pendamaian-Nya, melainkan juga menyediakan kuasa melalui Roh Kudus sehingga dosa-dosa itu benar-benar dikikis dari tabiat orang-orang Kristen yang rela dan percaya.5 Pemikiran yang mengejutkan ini tidak pernah diulang-ulang secara memadai, namun jarang terdengar di halaman-halaman sejarah gereja. Inilah kebenaran yang paling ditakuti oleh Setan.6

Tidaklah mengherankan bahwa Setan bergembira ketika kebenaran-kebenaran tentang Bait Suci dijadikan misteri, dikaburkan, atau dikesampingkan sebagai pokok bahasan yang membosankan. “Semua orang harus menjadi cerdas sehubungan dengan pekerjaan pendamaian, yang sedang berlangsung di dalam Bait Suci di sorga. Ketika kebenaran agung ini dilihat dan dipahami, mereka yang memegangnya akan bekerja selaras dengan Kristus untuk mempersiapkan suatu umat yang akan berdiri pada hari besar Tuhan, dan usaha-usaha mereka akan berhasil.”Testimonies, vol. 5, hlm. 575.

Pekerjaan mempersiapkan “suatu umat yang akan berdiri pada hari besar Tuhan” dapat dipahami secara baik dalam kaitannya dengan ajaran tentang Bait Suci.

Catatan

1 “At-one-ment” (pendamaian) adalah ungkapan tujuan Ilahi untuk menghancurkan dosa yang memecah alam semesta. Pengembalian kepada kesatuan tidaklah diselesaikan di salib. Masalah dosa belum sepenuhnya dibereskan. Salib adalah tindakan puncak dari Tuhan bagi penebusan manusia. Namun itu hanyalah salah satu aspek dari pekerjaan Kristus menuju pendamaian akhir. Rekonsiliasi menjadi efektif oleh Kristus yang hidup. Ini bukanlah sesuatu yang telah terjadi dua ribu tahun yang lalu. At-one-ment dialami hanya ketika manusia setiap hari hidup dalam kepercayaan dan kebergantungan kepada Dia…

“Bisa saja bahwa kegagalan untuk memahami pekerjaan Tuhan kita seutuhnya, baik di salib maupun di Bait Suci surga, menyebabkan manusia memiliki pengetahuan yang kurang lengkap tentang seluruh kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab tentang makna pendamaian sepenuhnya…Keduanya, baik kemenangan di salib maupun pekerjaan Kristus sebagai imam di surga, adalah pengharapan dan permohonan bagi pembaharuan dan pendamaian terakhir.”—Edward Heppenstall,dalam Our High Priest, hlm. 29, 31.

2 Dalam Bait Suci surga segala sesuatunya adalah dinamis, asli, dan berkenaan dengan masalah-masalah kekal. Kebenaran tentang Bait Suci memperlakukan Setan sebagai musuh yang sejati, kekuatan-kekuatan kejahatan sebagai sesuatu yang nyata, yang bertentangan dengan Kristus dalam peperangan yang mempengaruhi setiap makhluk ciptaan di alam semesta. Di sinilah nasib manusia ditentukan untuk kebahagiaan atau kemalangan. Di sinilah realitas kebenaran dan tujuan Tuhan dapat dilihat secara jelas”—Heppenstall, op,cit,hlm. 19.

3 “Lucifer mendambakan kuasa Tuhan, namun bukan tabiat-Nya”—Ellen G. White, The Desire of Ages, hlm. 435.

4 “Untuk memperoleh pengampunan sebagaimana Kristus mengampuni, bukan semata-mata diampuni, melainkan diperbaharui dalam roh pikiran kita.”—Ellen G. White, dalam Review and Herald, 19 Agustus 1890.

“Kasih karunia Kristus memurnikan ketika mengampuni, dan melayakkan manusia bagi surga yang kudus.”—Ellen G. White, That I May Know Him, hlm. 336.

5 “Melalui penurutan yang sempurna dari Anak Allah, melalui kebajikan-kebajikan darah-Nya, dan kuasa pengantaraan-Nya, manusia dapat menjadi bagian dari kodrat ilahi.”—Ellen G. White, dalam Signs of the Times, 6 Juli 1888.

6 “Jikalau mereka yang menyembunyikan dan mencari-cari alasan bagi pembenaran kesalahan-kesalahan mereka dapat melihat betapa Setan bersukaria atas mereka, betapa ia mengejek Kristus dan para malaikat kudus melalui perbuatan mereka, mereka akan segera mengakui dosa-dosa mereka dan meninggalkannya. Melalui kekurangan dalam tabiat, Setan bekerja untuk menguasai pikiran sepenuhnya, dan ia mengetahui bahwa jikalau kekurangan-kekurangan ini dipelihara, ia akan berhasil. Maka, ia terus menerus berusaha untuk menipu para pengikut Kristus dengan kelicikannya yang mematikan sehingga orang tidak akan mungkin untuk mengalahkannya. Namun Yesus memohon demi mereka dengan tangan-Nya yang terluka, tubuh-Nya yang memar; dan Ia mengumumkan kepada semua orang yang hendak mengikut Dia, ‘Kasih karuniaKu adalah cukup bagimu.’ Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.’ Maka, janganlah ada orang yang menganggap kekurangan-kekurangan mereka tidak dapat disembuhkan. Tuhan akan memberikan iman dan kasih karunia untuk mengalahkannya.”The Great Controversy, hlm. 489.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?