[AkhirZaman.org] Pada pelajaran-pelajaran terdahulu, kita sudah menyelidiki dari hal Sabat hari yang ketujuh. Kita sudah mendapati bahwa di seluruh Alkitab Sabat hari ketujuh adalah suatu tanda, satu tanda kesetiaan Allah yang berpengasihan dengan pengikut-pengikut-Nya yang setia. Hari itu ditentukan pada waktu penciptaan lalu diberikan kepada umat manusia sebagai satu simbol kuasa penciptaan Allah (Kej 2:1-3; Mrk 2:27, 28). Dan hari itu harus disucikan oleh umat-Nya untuk semua generasi (Kel 31:13-18; Yeh 20:12, 20).
Yesus memelihara hari Sabat sebagai teladan dalam penyembahan dan kesetiaan-Nya kepada Bapa-Nya (Luk 4:16). Dia menubuatkan bahwa pengikut-pengikut-Nya yang paling karib akan mengingat tanda bukti kasih-Nya yang kekal ini. (Mat 24:20).
Dan kasih itu akan selalu ditunjukkan dengan perbuatan. Sepuluh perintah Allah dibuat dengan kasih. Hukum itu memperlihatkan bagaimana pria dan wanita yang mengasihi akan membalasnya dalam kasihnya kepada Allah dan kepada manusia (Kel 20:1-17; Yoh 14:15; 1 Yoh 2:1-6). Lebih dari pada sekadar menjadi penurut tuntutan hukum yang menjadi simbol keterikatan kepada hukum, hari Sabat hari ketujuh Allah itu adalah simbol yang dinamis untuk kesetiaan dan kebebasan di dalam Yesus Kristus. Hari itu memperingati fakta-fakta adanya penciptaan. Dia telah menciptakan kita. Kita tidak terjadi dengan sendirinya secara perlahan-lahan seperti kata teori Evolusi ini, hari Sabat mengajak kita untuk kembali kepada “Asal” kita. Hari itu dengan mengesankan berbicara dari hal keadaan kita.
Kita diciptakan Allah pengasih yang secara pribadi sangat tertarik pada setiap segi kehidupan kita yang terkecil sekalipun. Dia tidak saja menciptakan kita, tetapi ketika leluhur kita yang pertama dengan sengaja memilih untuk memberontak melawan kebajikan hukum-Nya, Dia juga menetapkan satu rencana untuk melepaskan umat manusia dari perhambaan dosa. Perhentian kita pada hari Sabat adalah simbol perhentian kita dalam Kristus sebagai pelepas kita dari hukuman mati karena dosa.
Seperti Allah berhenti pada hari ketujuh pada waktu penciptaan dari semua pekerjaan-Nya menyatakan, “sudah selesai”, demikian juga di atas kayu salib, Yesus dengan penuh kemenangan menyeruhkan, “sudah selesai.” Ibrani 4:9 mengatakan, “Jadi masih tersedia satu hari perhentian ketujuh bagi umat Allah….” Hari Sabat adalah simbol yang ajaib tentang tindakan Kristus demi penebusan. Berhenti setiap hari Sabat melambangkan penurutan, penyerahan dan kesetiaan kepada Kristus yang sudah mengerjakan keselamatan bagi kita.
Dia menebus kita ketika kita tidak bisa menebus diri kita sendiri, oleh sebab itu kita bersandar sepenuhnya pada pekerjaan pengorbanan-Nya yang sudah selesai di kayu salib. Selama masa kekekalan, kita akan menyampaikan puji-pujian yang layak bagi-Nya setiap hari Sabat dengan datang ke hadapan-Nya untuk berbakti.
Ada tersurat: “Bulan berganti bulan dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman Tuhan.” (Yes 66:23).
Sabat demi Sabat orang-orang tebusan akan masuk ke dalam kegembiraan yang luar biasa dalam menyembah khalik Pencipta, Penebus dan Raja. Perbaktian hari Sabat akan menjadi kesukaan yang paling mendalam dan kebahagiaan yang paling besar.
Tanya Jawab Tentang Hari Sabat
Pada hari ini, mungkin Anda sedang mempertimbangkan pertanyaan yang sungguh-sungguh ada hubungannya dengan hari Sabat. Pertanyaan berikut ini adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Jawabannya terdapat dalam Alkitab. Hendaklah Anda memeriksa dengan doa supaya Roh Suci menuntun anda kepada pengertian.
Pertanyaan 1: Apakah Alkitab Perjanjian Baru mengajarkan bahwa murid-murid Yesus berbakti pada hari Pertama?
Jawaban: Sering sekali dikatakan bahwa murid-murid Yesus, dan juga gereja yang mula-mula menyucikan hari Pertama dalam minggu untuk menghormati hari kebangkitan Kristus. Tetapi Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa murid-murid menyucikan Sabat hari Ketujuh (Kis 13, 14, 42, 44; 17:2, 3; Kis 18:1-4; Ibr 4:4-8).
Sebenarnya hari pertama dalam minggu (pekan) disebutkan beberapa kali dalam Perjanjian Baru dan enam dari ayat-ayat tersebut ditujukan kepada hari yang sama.
Beberapa dari ayat-ayatnya itu sebagai berikut:
1. Matius 28:1 “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.”
2. Markus 16:2 “Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur.”
3. Lukas 24:1 “Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang disediakan oleh mereka.”
4. Yohanes 20:1 “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan melihat bahwa batu telah diambil dari pintu kubur.”
Ayat-ayat di atas menunjukkan bukti sejarah bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama minggu itu. Jelas sekali, tidak satupun ayat-ayat tersebut bahkan hanya untuk menganjurkan sedikit pun untuk berbakti pada hari itu. Tampak terbukti bahwa pengikut-pengikut Yesus terdekat sekalipun tidak menganggap hari pertama minggu itu sebagai hari perbaktian.
Perhatikan bahwa mereka datang ke kubur untuk memberi rempah-rempah pada mayat Yesus pada hari pertama itu sesudah mereka “…berhenti pada hari Sabat sesuai dengan hukum Taurat” (Luk 23:56). Jadi jelas kelihatan bahwa murid-murid Yesus adalah pemelihara-pemelihara hari Sabat.
Mari kita periksa ayat-ayat yang lain dengan teliti sekali:
1. Yohanes 20:19, “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu, berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut pada orang Yahudi, pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Apakah ayat ini mengajarkan bahwa murid-murid Yesus berkumpul pada hari pertama minggu itu? Ya benar! Tetapi pokok penting untuk ditanyakan di sini adalah: Mengapa mereka berkumpul? Apakah tujuan perkumpulan mereka? Murid-murid Yesus baru saja menyaksikan kematian Tuhannya. Seluruh harapan mereka hancur. Ketakutan dan keragu-raguan kelihatan seperti gunung di hadapan mereka. Alkitab menyatakan bahwa mereka “…berkumpul karena takut akan orang Yahudi….” Itu sebabnya semua pintu terkunci, Yesus datang kepada mereka untuk memberitahukan kebangkitan dan kemenangan-Nya. Sekarang kita merayakan berita penting ini melalui upacara baptisan (1 Kor 11:24-27; Rm 6:2-20). Tetapi tidak ada perintah untuk berbakti pada hari pertama itu.
2. 1 Korintus 16:2, “Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing, sesuai dengan apa yang kamu peroleh—menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan kalau aku datang.”
Ada orang yang merasa, Paulus menganjurkan pengumpulan persembahan di gereja pada hari pertama dalam minggu itu. Lalu mereka menggunakan ayat ini untuk menyokong penyucian hari Minggu. Analisis yang cermat atas ayat itu dan juga analisis atas seluruh isinya, sesuai dengan konteksnya, membuktikan sebaliknya. Rasul Paulus sedang mengajukan satu proyek khusus demi kepentingan umat-umat Tuhan yang miskin di Yerusalem (ayat 3). Jadi dia menganjurkan supaya orang-orang Kristen di Korintus mengasingkan suatu jumlah tertentu dari pendapatan mereka untuk umat percaya di Yerusalem setiap hari pertama setiap minggu. Alasan Paulus untuk rencana itu karena biasa orang pada masa itu memeriksa keuangannya dari hasil usaha minggu sebelumnya pada tiap-tiap hari Minggu pagi untuk persediaan usahanya pada minggu berikutnya. Pada hari jumat petang mereka akan menutup toko-tokonya lalu bersedia untuk hari Sabat. Kemudian, pada hari minggu pagi mereka akan memeriksa hasil usaha/penjualan minggu sebelumnya. Paulus hanya meminta kepada mereka untuk memisahkan sejumlah uang setiap minggu supaya bila dia datang, pemberian itu sudah tersedia untuk dibawa ke Yerusalem.
Ucapan “memisahkan” secara harfiah berarti “oleh dia sendiri”: Dalam naskah bahasa Yunani ucapan itu juga sepadam artinya dengan kata bahasa Inggris “di rumah.” Jadi Palus meminta mereka melakukan pemisahan uang itu di rumah, bukan seperti dikatakan beberapa orang, pada saat kumpulan di gereja. Sebaliknya untuk menegakkan perbaktian pada hari minggu, ayat ini jelas sekali menunjukkan bahwa tidak ada pengertian khusus dikaitkan pada hari pertama itu.
3. Kisah 20:7, “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya.”
Ayat ini mencatat satu-satunya kumpulan ibadah diadakan pada hari pertama dalam pekan pada Perjanjian Baru. Penulis mengatakan bahwa kumpulan ibadah diadakan karena Paulus bermaksud berangkat pada keesokan harinya. Oleh sebab itu Paulus mengumpulkan orang-orang percaya untuk satu kebaktian petang malam minggu pada hari pertama dalam minggu itu. (Untuk keterangan lebih lanjut mengenai pendapat ini, lihat jawaban untuk pertanyaan 8).
The New English Bible, menguraikan sebagai berikut: “Pada hari Sabtu malam, pada perkumpulan kami untuk memecah-mecahkan roti, Paulus yang sudah harus berangkat pada pagi berikutnya, berkhotbah kepada mereka, dan terus berbicara sampai tengah malam.”
Pertemuan itu diadakan pada bagian malam dari hari pertama. Dalam Perjanjian Lama dan Baru, perhitungan satu hari adalah dari matahari terbenam sampai matahari terbenam. Jadi perkumpulan itu diadakan pada hari Sabtu malam. Orang-orang percaya sering mengadakan upacara-upacara perjamuan suci bersama-sama (Kis 2:24-46). Lambang pengorbanan Kristus tersebut sangat berarti bagi mereka. Jadi sebelum Paulus berangkat meninggalkan mereka, mereka mengadakan upacara perjamuan suci sekali lagi. Menurut ayat-ayat 11 sampai 14 dari Kisah 20, Paulus menggunakan bagian siang hari pertama itu dalam perjalanan ke Asos. Jadi jelas bahwa dia tidak menekankan sesuatu yang bermakna pada hari itu.
Kesimpulannya, tidak ada perintah dalam seluruh isi Perjanjian Baru untuk menyucikan hari Minggu; dan tidak ada contoh bukti dari rasul-rasul untuk memelihara hari minggu.