[AkhirZaman.org] Tuhan hari Sabat – Seorang Pemimpin Yang untuk-Nya kita patut mati (Kebenaran hari Sabat dipelihara dari abad ke 16 hingga abad ke 20).
Oswald Glait berulang kali mempertaruhkan hidupnya demi kebenaran hari Sabat, ia ditangkap pada tahun 1545 sementara mengadakan misi penginjilan di Eropa tengah, sesudah setahun dan enam minggu dalam penjara, dia dibangunkan pada tengah malam oleh suara jejak serdadu yang mengguntur ke arah selnya. Serdadu upahan itu mengikat tangan dan kakinya, serta menyeretnya melewati kota lalu membuang dia kesungai Danube. Mereka tidak menyadari bahwa kebenaran, yang dia pertaruhkan dengan nyawanya bagaikan riak sebuah batu kecil yang dilemparkan ke dalam kolam yang jernih pada suatu petang yang sepi dan tenang, seperti itulah cepatnya pekabaran kebenaran itu ke seluruh Eropa tengah.
Kebenaran Sabat tersebar ke Inggris Raya dan Skandinavia, lalu kemudian menyebar sampai ke Amerika. Bagi orang-orang Inggris, penganut Sabat hari ketujuh, Tuhan hari Sabat itu layak diturut walaupun nyawa jadi bayarannya.
John James, seorang pendeta pemelihara Sabat berkebangsaan Inggris pada satu sore hari Sabat sedang berkhotbah pada tanggal 19 Oktober 1661, ketika itu polisi memasuki gereja dan memerintahkan atas nama Raja Charles II agar dia berhenti berkhotbah. Tetapi dia tidak mudah ditakut-takuti, dia terus saja berkhotbah. Huru-hara terjadi, James ditangkap lalu dihukum oleh seorang hakim yang curang dengan tuduhan palsu.
Dia dijatuhkan hukuman gantung, diseret di tengah-tengah kota oleh seekor kuda lalu dipenggal-penggal dengan sebuah kapak. Walaupun istrinya dua kali memohon ampun kepada Raja, hukumannya tetap dijalankan. Sesudah dia digantung, tubuhnya diturunkan lalu dipenggal-penggal, jantungnya diambil dari dadanya lalu dilemparkan ke dalam api, kepalanya ditaruh di atas di sebuah tiang di luar gerejanya sebagai amaran keras kepada siapa yang memelihara hari Sabat.
Kesaksian John James untuk kebenaran berbicara dengan mengharukan bagi kita pada saat sekarang. Keberanian dan keteguhan hatinya menjadi saksi atas kuasa Allah. Darahnya secara simbolis berseru dari tanah, “Jangan pernah meragukan kebenaran.” Perkataan Kitab Suci berseru dengan nyaring kepada generasi kita:
“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan kepada kita” (Ibrani 12:1).
Sahabat, peganglah kebenaran dan berlarilah dalam perlombaan itu. Hidup mereka yang setia dan mati syahid pada zaman pertengahan memanggil anda. (Tell It to The World, Mervyn Maxwell, Pacivic Press Publishing Association, 1976 hlm. 71 – 73).
Abad Keenambelas
Rusia, Majelis gereja Moskow 1503. “Orang-orang pemelihara Sabat yang tertuduh dipanggil untuk diadili, mereka mengakui iman mereka terus terang dan juga mempertahankannya. Yang paling terkenal dari mereka ialah, Sekretaris kerajaan, Kuritzyn, Ivan Maximov, Kassian, Kepala Biara dari Jury Monastery di Novgorod, mereka dihukum mati dan dibakar di dalam kandang besi di muka umum di Moskow pada tanggal 27 Desember 1503” (H. Sternberfi, Geschichte der Jurden, Leipzig, 1873, hlm. 117- 122).
Swedia. “Semangat untuk memelihara hari Sabat berlanjut untuk waktu yang lama; hal-hal kecil yang dilakukan untuk lebih meneguhkan peliharaan hari Sabat dapat dihukum” (Bishop Anjou, Svenska, Kirkans Historia Efter Motet I Upsala).
Lichenstein. “Penganut Sabat mengajarkan bahwa, hari Sabat-hari ketujuh, masih harus disucikan. Mereka mengatakan bahwa hari Minggu adalah buatan Paus. (Refutation of Sabbath, by Wolfgang Capito, Published 1599).
Bohemia. Saudara-saudara di Bohemia. Dr. R. Cox mengatakan: “Saya dapati dari tulisan Erasmus bahwa pada saat permulaan zaman Reformasi ketika dia menulis, ada orang-orang pemelihara Sabat di Bohemia, yang bukan saja menyucikan hari ketujuh tapi juga…teliti menyucikannya sebagai hari perhentian” (Literature of The Sabbath Question, Cox, Vol II hlm. 201, 202).
Daftar gereja-gereja oleh ahli Sejarah abad ke enambelas
“Pemelihara Sabat, demikian dipanggil karena mereka menolak memelihara hari Tuhan, hari Minggu, sebagai hari yang tidak diperintahkan Kitab Suci, mereka menganggap hanya hari Sabat saja yang suci, sebab Allah berhenti pada hari itu lalu memerintahkan agar menyucikannya dan berhenti pada hari itu” (A. Ross).
Jerman – Dr. Rck, sementara membuktikan kesalahan para Reformer. “Bagaimanapun gereja telah memindahkan penyucian hari Sabat kepada hari Minggu dengan kebijaksanaan kuasanya sendiri, tanpa dukungan Kitab Suci” (Dr. Eck’s Enchiridion, 1533, hlm. 78, 79).
Eropa. Kira-kira pada tahun 1521 banyak dari antara pemelihara hari Sabat mendapat perlindungan dari daerah pemerintahan Lord Leorhard dari Lichtenstein, “Sebab putri dari Lichtenstein memelihara hari Sabat yang benar.” (History of the Sabbarh, J. N. Andrew, hlm. 649, ed.)
Norwegia, 1544. “Beberapa dari antaramu, melawan amaran, tetapi memelihara hari Sabat. Kamu harus dihukum dengan keras. Siapa saja didapati memelihara Sabat, harus membayar denda sebanyak 10 (sepuluh) Marks (mata uang saat itu). (History of King Christian the Third, Niels Krag dan S. Stephanius).
Finlandia, 6 Desember 1554. Raja Gustavus Vasa 1, surat dari Swedia kepada orang Finlandia. “Beberapa waktu yang lalu kami mendengar bahwa beberapa orang Finlandia telah melakukan kesalahan besar dengan memelihara hari ketujuh yang disebut hari Sabat” (Perpustakaan Negara di Helsing fors, Reucgsregisterr, Vorm, J. 1554, Teil B. B. Leaff 1120, hlm. 175-180).
Swiss. “Pemeliharaan hari Sabat adalah sebagian dari hukum moral. Hari itu telah disucikan sejak awal kejadian dunia.” (Ref Voted Swiss writer, R. Hospinian, 1592).
Belanda dan Jerman. Barbara dari Thiers, yang dihukum mati pada tahun 1529, mengatakan: “Allah telah memerintahkan kita untuk berhenti pada hari ketujuh.” Seorang martir yang lain bernama Chritiana Tolingerine menyebutkan begini: “Mengenai hari-hari suci dan hari-hari minggu dia berkata, ‘Enam hari lamanya Tuhan menciptakan dunia, dan pada hari ketujuh Dia berhenti. Hari-hari Suci yang lain telah dilembagakan (dibuat) oleh Paus, para Kardinal dan Uskup Agung.” (Martyrology of the Churches of Christ, biasa disebut Baptist, selama masa Reformasi, dari Belanda oleh T. J. Van Braght, London 1850, 1, hlm. 113-114).
Abad Ketujuhbelas
Inggris, 1668. “Di negeri Inggris ini terdapat kurang lebih 9 atau 10 gereja yang memelihara hari Sabat; selain itu masih banyak murid-murid yang tersebar di seluruh negeri yang sungguh-sungguh memelihara hari Sabat.” (Stennest’s letters, 1668 dan 1670. Cox. Sab., 1268).
Inggris. Mr. Thomas Bompfield, yang pernah menjadi jurubicara di salah satu Parlemen Crownwell, menulis juga atas nama pemelihara hari ketujuh, lalu ia dipenjarakan di penjara Ilchester oleh karena prinsip-prinsip keagamaannya. (Calamy, 2, 260).
Swedia dan Finlandia. “Kami dapat menelusuri pendapat ini hampir lebih dari seluruh pelosok negeri Swedia pada abad ini, dari Finlandia dan bagian utara Swedia. Di distrik Upsala, petani-petani memelihara hari Sabat gantinya hari Minggu. Kira-kira pada tahun 1625 kecenderungan berhari Sabat ini menjadi demikian nyata di Negara ini bukan saja di kalangan orang-orang awam, orang-orang mulai memelihara hari Sabat sebagai hari perhentian, tetapi di antara para imam juga memelihara dan berhenti pada hari Sabat.” (History of the Swedish Church jilid 1,, hlm.256).
Amerika, 1664. “Stephen Mumford, pemelihara Sabat pertama di Amerika dari London pada tahun 1664 (History of the Seventh-day Baptist Gen Conf. by Jas. Bailey hlm. 237, 238).
Amerika 1671. Baptist hari ketujuh. “Keluar dari gereja Baptist supaya bisa memelihara Sabat” (lihat Bailey’s History, hlm. 9.10).
Inggris – Charles I,1647, ketika meragukan keputusan parlemen. “Karena dalam Kitab Suci tidak akan didapat bahwa Sabat tidak lagi disucikan, atau sudah dipindahkan kepada hari Minggu. Oleh sebab itu, pasti kuasa gereja yang mengubah hari itu lalu menggantikan dengan yang lain’ (Cox, Sabbath Laws, hlm. 333).
Inggris. John Milton. “Akan jauh lebih selamat memelihara hari ketujuh, sesuai dengan hukum Allah daripada memelihara hari pertama yang hanya hasil rekaan kuasa manusia” (Sab. Lit. 2, 46-54).