[Akhir Zaman.org] Paus Fransiskus menyampaikan pesan yang mengecam ‘setan’ berita palsu dan pengaruhnya dalam mendorong perpecahan demi keuntungan politik dan ekonomi.
Paus membandingkan penyebaran informasi sesat itu dengan godaan ular pada Hawa agar makan buah apel terlarang di Alkitab serta menyebutkan keberhasilannya tergantung pada ketamakan manusia.
Dokumen yang berjudul The Truth Will Set You Free – Fake News and Journalism for Peace dikeluarkan untuk Hari Komunikasi Gereja Katolik Dunia pada 13 Mei mendatang, dan merupakan pertama kalinya bagi Paus untuk menulis masalah itu dalam dokumen tertulis. Ditambahkannya bahwa jalan untuk mengatasi fenomena berita palsu adalah dengan jurnalisme yang mencari kebenaran yang mendorong pemahaman lebih dalam. Pesan ini muncul di tengah-tengah perdebatan tentang bagaimana caranya mengatasi penyebaran berita palsu di media sosial dan bagaimana berita palsu mempengaruhi pemilihan umum, termasuk pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016. “Penyebaran berita palsu dapat memenuhi tujuan-tujuan tertentu, mempengaruhi keputusan politik, dan demi keungungan ekonomi,” kata Paus.
Membandingkannya dengan godaan ular di Alkitab Paus menambahkan, “Kita harus membongkar yang kita sebut sebagai ‘taktik ular’ yang digunakan oleh mereka yang menyamar untuk bisa menyerang di setiap waktu dan tempat.”
Dia menyerukan ‘pendidikan untuk kebenaran’ yang akan mengajarkan orang untuk mengerti, mengkaji, dan memahami informasi.
Menurut Paus, peran jurnalis yang disebutnya sebagai ‘pelindung berita’- bukan ‘hanya sebuah pekerjaan, tapi sebuah misi.’
Para wartawan, seperti diharapkan Paus, lebih mengurangi pada breaking news dan lebih banyak ‘mengkaji penyebab-penyebab konflik.”
https://goo.gl/fVsLRC
Paus menyamakan godaan ular pada manusia perempuan yang pertama dalam Alkitab agar Hawa memakan buah yang terlarang dalam taman itu, sebagai suatu berita palsu, tetapi sesungguhnya bukan berita palsu namun itu adalah “Ajaran Palsu” dimana Hawa tidak memiliki keteguhan karena dia tidak mendengarkan amaran Tuhan, dan menganggap ajakan setan itu masuk logika dan baik.
Saat ini banyak ajaran ajaran yang sepertinya benar dan baik masuk logika manusia namun belum tentu selaras dengan kehendak Tuhan. Karena sesungguhnya pemikiran manusia ini selalu berlawanan dengan maksud Tuhan, namun bagi Tuhan dalam larangan bagi manusia adalah suatu kebaikan.
Makanya manusia ini mengaku adanya Tuhan, mengaku beriman pada Tuhan, tetapi dalam lakonnya mereka ini bersebrangan dengan maksudnya sehingga pemikiran dan keinginan manusia palsu adanya.
“Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” I Timotius 4:16
(Ezr.th)