[AkhirZaman.org] Menukar pakaian hanya demi mode tidak disetujui oleh firman Allah. Mode pakaian yang berubah-ubah dan rumit, perhiasan yang mahal-mahal, semuanya itu menghamburkan waktu dan uang orang kaya, dan membuang tenaga pikiran dan jiwa. Mereka memaksakan beban yang berat ke atas golongan kaum menengah dan miskin. Banyak orang yang susah mencari nafkah, yang sebenarnya bisa membuat pakaian mereka sendiri yang sederhana, terpaksa pergi ke tukang jahit untuk mengikuti mode. Banyak gadis miskin, yang demi gaun dengan mode mutakhir, telah berkorban untuk tidak mengenakan pakaian dalam yang hangat, dan membayar akibatnya dengan nyawanya.
Banyak lagi yang lain, karena iri dengan gaya pamer dan gaya perlente orang kaya, sudah terbawa ikut di jalan yang tidak jujur dan memalukan. Banyak rumah tangga yang kehilangan kenyamanan, banyak pria yang terjerumus ke dalam penghamburan dan kebangkrutan, untuk memuaskan tuntutan-tuntutan pemborosan dari sang istri dan anak-anak.
Banyak pula wanita yang terpaksa menyediakan pakaian yang dituntut mode untuk dirinya dan anak-anaknya menderita kebosanan yang terus-menerus. Banyak ibu-ibu dengan saraf bergetar dan jari-jari gemetar bekerja sampai larut malam untuk menambahkan perhiasan kepada pakaian anak-anaknya yang tidak menunjang kepada kesehatan, kenyamanan, atau keindahan yang nyata. Demi mode dia mengorbankan kesehatannya dan ketenangan jiwa yang begitu penting untuk memberi tuntunan yang benar kepada anak-anaknya. Budaya pikiran dan hati itu diabaikan. Jiwa menjadi kerdil.
Ibu tidak mempunyai waktu untuk mempelajari prinsip-prinsip perkembangan fisik, supaya dia tahu bagaimana memelihara kesehatan anak-anaknya. Dia tidak mempunyai waktu untuk melayani kebutuhan pikiran dan rohani mereka, tak ada waktu untuk mencurahkan rasa simpati kepada mereka pada waktu timbul kekecewaan kecil dan cobaan, atau untuk ikut dalam minat dan pencarian mereka.
Nyaris begitu muncul di dunia ini, anak-anak itu dihadapkan kepada pengaruh mode. Mereka mendengar lebih banyak tentang mode pakaian daripada tentang Juruselamat. Mereka menyaksikan ibu lebih tekun menyimak buku-buku mode blad daripada membaca Alkitab. Pamer pakaian dianggap jauh lebih penting daripada perkembangan tabiat. Orangtua dan anak-anak dirampok dari hal yang paling baik dan paling manis dan paling sejati dalam hidup. Demi mode, mereka tidak mengadakan persiapan bagi kehidupan yang akan datang.
Adalah musuh segala kebaikan yang menghasut penciptaan mode yang terus berubah-ubah itu. Tidak ada yang begitu dikehendakinya seperti menimbulkan dukacita dan hinaan kepada Allah dengan cara mengadakan kesengsaraan dan kebinasaan manusia. Salah satu cara dengan mana dia sangat berhasil untuk itu ialah mode pakaian yang melemahkan tubuh dan juga melumpuhkan pikiran dan meremehkan jiwa.
Kaum wanita berhadapan dengan penyakit-penyakit yang parah, dan penderitaan mereka lebih bertambah parah dengan cara mereka berpakaian. Gantinya memelihara kesehatan untuk keadaan darurat yang pasti akan datang, oleh kebiasaan-kebiasaan yang salah mereka terlalu sering mengorbankan bukan hanya kesehatan tetapi juga nyawa, dan meninggalkan kepada anak-anak mereka warisan celaka berupa keadaan jasmani yang bobrok, kebiasaan-kebiasaan yang menyimpang, dan pemikiran palsu tentang kehidupan.
Salah satu dari alat pemborosan dan rencana mode yang jahat ialah rok yang menyapu tanah. Kotor, tidak nyaman, tidak leluasa, dan tidak sehat — lebih-lebih lagi dengan rok panjang berekor. Itu adalah pemborosan, karena selain memerlukan bahan yang sangat banyak, juga jarang dipakai karena panjangnya. Dan siapa pun yang pernah melihat seorang wanita mengenakan rok panjang berekor itu, dengan kedua tangan mengangkat bagian rok untuk naik-turun tangga, naik kendaraan umum, berjalan di tengah kerumunan orang banyak, berjalan waktu hujan atau di jalan yang becek, tak perlu lagi bukti lain bahwa pakaian seperti itu tidaklah menyenangkan dan tidak nyaman.
Ada lagi kejahatan serius, yaitu memakai rok yang beratnya harus dipikul oleh pinggang. Pakaian yang berat ini menekan organ-organ dalam tubuh, menariknya ke bawah dan mengakibatkan kelemahan pada perut dan menyebabkan kelesuan sehingga pemakai cenderung membungkuk, yang selanjutnya memberati paru-paru, sehingga bernapas dengan benar menjadi lebih sulit.
Selama tahun-tahun terakhir ini telah dibicarakan panjang lebar perihal bahaya akibat tekanan pada pinggang sehingga hanya sedikit orang yang tidak mengetahui tentang hal ini; namun begitu besar kekuatan mode sehingga kejahatan ini terus berlangsung. Dengan cara seperti ini, kaum wanita dan anak-anak gadis kecil sedang menimbulkan bahaya yang tak terkirakan kepada diri mereka. Adalah penting bagi kesehatan agar rongga dada mempunyai cukup ruangan untuk mengembang seluas-luasnya sehingga paru-paru sanggup bekerja sepenuhnya. Apabila paru-paru tertekan maka jumlah oksigen yang masuk ke dalamnya berkurang. Darah tidak mendapatkan kemampuan yang sempurna, dan zat-zat sampah beracun yang seharusnya dibuang melalui paru-paru tetap berada di situ. Tambahan pula peredarannya akan terganggu, dan organ-organ dalam tubuh menjadi begitu berat dan tidak pada tempatnya sehingga organ-organ itu tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dengan semestinya.
Pakaian yang ketat tidaklah memperbaiki bentuk. Salah satu unsur keelokan tubuh adalah bentuk yang simetris, keserasian bagian-bagian tubuh yang proporsional. Dan model yang tepat untuk pengembangan fisik tidak ditemukan dalam sosok-sosok yang dipamerkan oleh para perancang mode, tetapi dalam bentuk manusia yang dikembangkan menurut hukum-hukum Allah secara alami. Allah adalah pencipta dari segala keindahan, dan hanya jika kita menyesuaikan diri dengan maksud-Nya maka kita akan mendekati standar kecantikan yang sejati.
Kejahatan lain yang ditumbuhkan oleh mode adalah pembuatan pakaian secara tidak merata, sehingga sementara beberapa bagian tubuh mendapat bagian yang melebihi dari yang diperlukan, bagian-bagian lain malah kekurangan. Kaki dan tangan, karena letaknya yang jauh dari organ-organ tubuh yang vital, harus secara khusus terjaga dari kedinginan dengan pakaian yang cukup. Mustahil mendapatkan kesehatan apabila bagian-bagian tubuh paling ujung dibiasakan kedinginan; karena jika darah terlalu sedikit di bagian itu berarti di bagian-bagian tubuh yang lain terdapat darah yang terlalu banyak. Kesehatan yang sempurna menuntut suatu peredaran darah yang sempurna; tetapi hal ini tidak bisa diperoleh sementara tiga atau empat kali lipat ketebalan pakaian dikenakan pada tubuh, di mana organ-organ yang vital terdapat, daripada di kaki dan tangan.
Lalu gaya berpakaian yang bagaimana lagi yang mengakibatkan jenis kejahatan lain akibat dari gaya berpakaian yang tak semestinya? Tentunya adalah gaya berpakaian yang terlalu terbuka. Dengarkanlah pernyataan ini dari Testimonies for the Church, Vol. 4, hlm. 647: “MODE PAKAIAN ADALAH MERUSAK INTELEK DAN MEMAKAN HABIS KEROHANIAN UMAT KITA. Penurutan kepada gaya berpakaian sedang meliputi gereja-gereja, dan berbuat lebih banyak dibandingkan kuasa lain apapun untuk memisahkan umat dari Tuhan.” Jikalau ini dikatakan sebagai masalah berpakaian sejak lebih dari seratus tahun yang lalu, apakah yang dapat dikatakan tentang hal ini di zaman uniseks, bikini dan topless ini?
Meskipun rok mini datang dan pergi di panggung gaya busana, akan selalu ada unsur ketelanjangan di dalam gaya-gaya yang ada yang perlu diketahui sebagai sesuatu yang tidak sopan dan tidak Kristiani. Kecuali ada orang yang berdalih dengan kata “kesopanan”, marilah kita tidak mencoba mendefinisikannya secara tepat di sini. Namun tidak akan ada perdebatan tentang kenyataan bahwa segala sesuatu yang dapat menyakiti sesama Kristen adalah salah. Dan tentulah segala jenis pakaian yang menyebabkan saudara pria kita berbuat dosa haruslah dikelompokkan sebagai yang salah.
Lalu marilah kita cukup jujur untuk mengakui bahwa tubuh manusia yang terbuka adalah sangat mampu memicu dosa baik dalam pikiran maupun tindakan. Terlalu banyak yang telah dilakukan dengan keluguan terhadap masalah ketelanjangan yang semakin menjamur. Inilah saatnya untuk berbicara secara terang-terangan sehingga baik pria maupun wanita memahami sifat sesungguhnya dari kejahatan ini.
Ann Landers menerbitkan surat ini di dalam kolomnya pada sa-at puncak demam rok mini beberapa tahun yang lalu:
“Ann Landers Yang Terhormat,
“Ini adalah sebuah pesan dari seorang pria tua yang kotor—usia 22 tahun. Saya adalah mahasiswa tingkat tiga sebuah perguruan ting-gi dan sudut pandang yang saya sampaikan di sini mencerminkan pemikiran banyak lelaki. Tidak ada yang begitu menggelikan seperti seorang gadis mengenakan rok mini setinggi paha, duduk di sebuah kursi atau sofa, menarik-narik roknya, berusaha menariknya turun untuk menutupi status kehormatannya. Wajahnya memerah dan bertanya dengan mata sebesar alas cangkir, “Apakah duduk saya sudah baik?” Atau, “Apakah ada yang kelihatan?”
“Jikalau mereka tidak ingin menunjukkan apapun, mengapa mereka tidak membeli rok dengan lebih banyak bahan? Lebih dari sekali saya mendapatkan pandangan tajam yang marah karena saya ketahuan memelototi.
“Tolong katakan kepada Si Pura-pura Besar itu yang berpura-pura bahwa cemoohan menjauh daripadanya. Alasan mengapa mereka keluar setengah telanjang adalah karena mereka ingin menciptakan sedikit kegelisahan. Katakan kepada mereka bahwa tindakan itu seharusnya dibatalkan ketika mereka menerima garis batas yang meninggi dan berkata ‘menuju Kekosongan’ secara sopan.”
Banyak wanita telah mengabaikan kritik tentang rok pendek mereka dengan menyalahkan segala sesuatunya pada pria tua yang kotor dengan pikiran-pikiran jahat mereka. Namun apakah itu kesalahan yang mendasar? Beberapa tahun yang lalu seorang pengkhotbah menerima sebuah panggilan telepon ketika sedang mengadakan rangkaian penginjilan di negara bagian Texas. Seorang tukang potong rambut yang mendengarkan acara radio hariannya, ingin mengadakan wawancara pribadi di ruang penginapan tempatnya tinggal. Sebagai seorang penganut Katolik ia merasa tidak bebas untuk menghadiri pelayanan umum tersebut, namun ia menyatakan di dalam telepon bahwa ia sangat memerlukan nasihat rohani.
Pria ini ternyata adalah seorang lelaki Kristen yang baik. Ia mengatakan keinginan besarnya untuk diselamatkan dan menghidupkan suatu kehidupan yang saleh. Kemudian ia membukakan masalahnya. Wanita-wanita dengan mengenakan rok mini masuk ke dalam salonnya hari demi hari. Ia berdoa dan bergumul agar pikirannya tetap murni. Dengan penuh air mata ia bertanya kepada pengkhotbah itu, “Apakah Tuhan akan membinasakan saya karena saya tidak selalu dapat memelihara akan pikiran saya bersih dan kudus? Tolong katakan apa yang harus saya lakukan. Saya ingin selamat dan saya ingin menjaga agar pikiran saya tertuju kepada Tuhan, namun bagaimanakah mungkin saya melakukannya dengan wanita-wanita berpakaian sebagian di hadapan mata saya?”
Begitu kasihan tukang potong rambut ini. Ia sedang bertempur dengan masalah yang sama yang harus dihadapi oleh setiap pria dan pemuda Kristen. Ini tidak hanya berlaku bagi “pria tua yang kotor.” Setiap pria,wanita, dan anak-anak di dunia memiliki sifat daging dari sejak lahir. Namun pria bergumul untuk menjaga agar pikiran tetap lurus didasarkan lebih dari sekedar sifat daging. Ini berakar dari kenyataan bahwa Tuhan menciptakan pria dengan rancangan seksual yang sama sekali berbeda dengan wanita.
Tuhan menjadikan pria pada mulanya dengan sifat seksual yang amat peka sehingga dapat dengan mudah dibangkitkan melalui PANDANGAN atas ketelanjangan wanita. Di lain pihak, wanita diciptakan dengan sifat seksual yang tidak begitu mudah dibangkitkan, khususnya melalui PANDANGAN. Ia dijadikan lebih memberi tanggapan terhadap sentuhan dan kelembutan. Seksualitasnya yang lebih halus dapat dibangkitkan melalui perhatian fisik yang terlibat dalam pertalian suami istri.
Apakah yang dapat dikatakan tentang wanita yang mengenakan pakaian sedemikian sehingga mereka merangsang pemikiran seperti ini? Mereka sama bersalahnya di mata Tuhan. Dengan alasan inilah tidak ada wanita Kristen yang sejati, yang memahami akibat dari perbuatan seperti itu, akan mengenakan pakaian yang terbuka yang menciptakan nafsu-nafsu yang haram tersebut. Sementara rok semakin naik inci demi inci di atas lutut, iklim dosa diciptakan. Bagi lelaki daging, yang tidak memiliki kuasa Injil di dalam kehidupannya, tidak ada kesempatan apapun untuk menahan pencobaan ini. Setiap rok mini sama halnya juga dengan pakaian yang terbuka dibagian dada adalah bahan bakar yang memicu pikiran untuk memikirkan perkara-perkara yang paling rendah yang dapat dipikirkan sifat daging. WANITA KRISTEN SEHARUSNYA TIDAK BOLEH TERLIBAT DALAM DAYA PIKAT SEPERTI INI.
Sesungguhnya, hukum terbesar kedua Yesus akan dilanggar dengan perbuatan seperti itu. Kristus berkata, “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”Bagaimanakah mungkin seorang wanita mengenakan pakaian yang dirancang untuk menyebabkan suami tetangganya melakukan perzinahan mental, dan tidak bersalah melanggar hukum kasih? Akankah ia mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri jikalau ia dengan sengaja melakukan sesuatu yang menyebabkan suami tetangganya melakukan dosa terhadap istri dan terhadap Tuhannya?
(Sepertinya pembelajaran kita tentang gaya berpakaian terbuka telah di luar dari konteks kesehatan. Karena itu kita berhenti sampai di sini tentang gaya berpakaian terbuka. Dan untuk mempelajari lebih lanjut apakah gaya berpakaian terbuka sopan atau tidak, dan apakah berkenan kepada Tuhan, Anda dapat mempelajarinya dengan klik https://www.akhirzaman.org/artikel/1881-apakah-ketelanjangan-itu-sopan)
Banyak wanita yang tegang dan dirundung malang karena mereka kekurangan udara bersih yang akan memurnikan darah, dan kekurangan kebebasan bergerak yang akan membuat darah mengaliri urat-urat nadi yang memberi kehidupan, kesehatan dan tenaga. Banyak wanita telah menderita cacat tetap pada waktu di mana mereka sebenarnya bisa menikmati kesehatan, dan banyak yang meninggal akibat penyakit paru-paru dan penyakit-penyakit lain pada waktu mereka sebenarnya bisa menjalani kehidupan yang segar-bugar kalau saja mereka berpakaian sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan dan bergerak badan dengan bebas di udara terbuka.
Untuk mendapatkan pakaian yang paling menyehatkan, kebutuhan dari tiap-tiap bagian tubuh harus diperhatikan dengan teliti. Sifat iklim, lingkungan, kondisi kesehatan, usia, dan pekerjaan semuanya harus dipertimbangkan. Tiap bagian pakaian harus pas, jangan sampai menghalangi peredaran darah maupun pernapasan yang bebas, longgar dan alami. Apapun yang dipakai haruslah longgar sehingga bila kedua lengan diangkat maka pakaian itu akan turut terangkat juga.
Wanita-wanita yang mengalami gangguan kesehatan dapat berbuat banyak bagi tubuh mereka dengan berpakaian dan berolahraga dengan pantas. Apabila berpakaian yang nyaman untuk kegiatan di luar rumah, biarlah mereka bergerak badan di udara terbuka, tetapi meningkatkan jumlah gerak badan sekuat yang mereka bisa lakukan. Dengan menjalani hal ini, banyak yang bisa memulihkan kesehatan dan hidup untuk menjalankan tugas mereka dalam pekerjaan di dunia ini.
Biarlah kaum wanita itu sendiri mempunyai dorongan untuk berpakaian dengan sehat dan sederhana, gantinya berusaha untuk memenuhi tuntutan-tuntutan mode. Gantinya tenggelam ke dalam urusan rumahtangga semata-mata, biarlah istri dan ibu itu menggunakan waktu untuk membaca, memperluas pengetahuannya, menjadi teman bagi suaminya, dan mengikuti perkembangan pikiran dari anak-anaknya. Hendaklah dia menggunakan dengan bijaksana kesempatan-kesempatan yang sekarang dimilikinya untuk mempengaruhi orang-orang yang dikasihinya demi kehidupan yang lebih tinggi. Biarlah dia mengambil waktu untuk menjadikan Juruselamat sebagai sahabat sehari-hari dan teman yang akrab. Hendaklah dia menggunakan waktu untuk belajar firman-Nya, mengambil waktu untuk pergi bersama anak-anaknya ke ladang-ladang, dan belajar mengenai Allah melalui keindahan karya-karya-Nya.
Biarlah dia tetap gembira dan segar. Gantinya menghabiskan setiap saat dengan pekerjaan menjahit yang tidak pernah berakhir itu, buatlah suasana petang hari sebagai waktu sosial yang menyenangkan, suatu reuni keluarga sehabis bekerja seharian. Dengan begini banyak pria yang akan dituntun untuk memilih pergaulan di rumahtangganya mendahului tempat-tempat rekreasi atau hiburan. Banyak anak-anak lelaki yang akan terhindar dari jalanan atau warung-warung pojok. Banyak anak-anak perempuan yang akan diselamatkan dari pergaulan tidak karuan yang menjerumuskan. Pengaruh rumahtangga bagi orangtua maupun anak-anak akan menjadi seperti apa yang Allah rencanakan, yaitu suatu berkat seumur hidup.