Orang Tua Harus Mengajarkan Pengendalian Diri Sejak Masa Bayi.
[AkhirZaman.org] Betapa pentingnya kita mengajarkan kepada anak-anak kita tentang pengendalian diri sejak masa bayi mereka, dan mengajarkan kepada mereka pelajaran tentang menaklukkan kemauan mereka kepada kita. Jikalau mereka menjadi demikian tidak beruntungnya sehingga telah mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang salah, dengan tidak mengetahui akan akibat-akibatnya yang buruk, mereka dapat dibaharui dengan cara bertukar pikiran dengan mereka dan meyakinkan mereka bahwa segala kebiasaan seperti itu akan merusak tubuh mereka dan mempengaruhi pikiran. Kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa dalih apapun yang digunakan orang jahat untuk menenangkan rasa takut mereka dan menuntun mereka supaya tetap memanjakan kebiasaan yang berbahaya ini, apapun tipu daya mereka, semuanya itu adalah musuh mereka dan alat alat iblis.
Pelihara Mereka agar Tetap Bersih—Kuatkan Pikiran Mereka.
Adalah merupakan suatu kejahatan bagi para ibu membiarkan diri mereka sendiri tetap lalai sehubungan dengan kebiasaan anak-anak mereka. Jikalau mereka bersih, pelihara mereka agar tetap demikian. Kuatkan pikiran mereka yang masih muda itu, dan siapkan mereka supaya membenci kejahatan yang merusak kesehatan dan jiwa ini. Setan sedang mengendalikan pikiran anak-anak muda, dan kita harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan setia untuk menyelamatkan mereka. Anak-anak yang masih sangat muda melakukan kejahatan ini, dan hal itu bertumbuh dan menjadi kuat dalam diri mereka bersama-sama dengan bertambahnya usia mereka, sehingga setiap kesanggupan jasmani dan jiwa yang agung itu dirusakkan. Banyak orang sebenarnya dapat diselamatkan jikalau mereka telah diajar dengan teliti sehubungan dengan pengaruh kejahatan ini terhadap kesehatan. Mereka tidak mengetahui kenyataan bahwa mereka sedang mendatangkan banyak penderitaan atas diri mereka sendiri….
Para ibu, engkau haruslah sangat berhati-hati menjaga anak-anakmu dari mempelajari kebiasaan kebiasaan yang buruk. Adalah lebih mudah untuk mempelajari kejahatan daripada menghapuskannya setelah hal itu dipelajari.
Tunjukkan Kewaspadaan yang Sungguh-sungguh dan Perhatian yang Ketat.
Jikalau anak-anakmu melakukan kejahatan ini, mereka mungkin berada dalam bahaya untuk menggunakan tipu daya untuk mengelabui engkau. Tetapi, para ibu, engkau tidak boleh menjadi terlalu mudah untuk ditenangkan dan menghentikan penyelidikanmu. Engkau jangan membiarkan persoalan itu didiamkan begitu saja sebelum engkau benar-benar puas. Kesehatan dan jiwa mereka yang engkau kasihi berada dalam bahaya, yang mana menjadikan hal ini sangat penting sekali. Kewaspadaan yang sungguh-sungguh dan perhatian yang ketat, sekalipun adanya usaha untuk menghapus atau menyembunyikannya, pada umumnya akan menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari persoalan itu. Kemudian para ibu dengan setia harus menghadapkan hal ini kepada mereka dalam terang yang sebenarnya, sambil menunjukkan kecenderungannya yang merusak itu. Usahakan meyakinkan mereka bahwa pemanjaan dalam dosa ini akan merusak kehormatan diri sendiri dan keagungan tabiat, akan merusak kesehatan dan akhlak, dan nodanya yang keji itu akan menghapuskan kasih yang sejati kepada Allah dan keindahan kesucian dari dalam jiwa. Ibu harus terus menyelesaikan persoalan ini hingga ia memperoleh bukti yang cukup bahwa perbuatan seperti itu telah berakhir.
Apabila Engkau Memulainya Jauhkan Diri dari Ketergesa-gesaan dan Suka Mengecam.
Mungkin engkau bertanya, Bagaimanakah kita dapat mengobati kejahatan yang sudah ada? Bagaimanakah kita dapat memulai pekerjaan itu? Jikalau engkau kekurangan hikmat, pergilah kepada Allah; Ia telah berjanji akan memberikannya dengan berkelimpahan. Banyak berdoa, dan dengan sungguh sungguh, untuk memohon pertolongan ilahi. Sebuah peraturan tidak bisa diikuti untuk semua persoalan. Dalam hal ini diperlukan pertimbangan yang disucikan. Jangan tergesa-gesa dan marah dan mendekati anak-anakmu dengan kecaman. Tindakan seperti ini hanya akan membangkitkan pemberontakan di dalam diri mereka. Engkau harus menyesali setiap tindakan salah yang telah engkau adakan, yang mungkin telah membuka pintu bagi setan untuk menuntun anak-anakmu dengan penggodaannya. Jikalau engkau tidak mengajar mereka tentang pelanggaran terhadap undang-undang kesehatan, maka kesalahan ada di pihakmu.
Engkau telah mengabaikan tugas yang penting, yang akibatnya bisa dilihat dalam perbuatan-perbuatan salah yang dilakukan oleh anak-anakmu.
Mengajar dengan Disertai Pengendalian Diri dan Simpati.
Sebelum engkau berusaha mengajarkan kepada anak-anakmu pelajaran tentang pelajaran pengendalian diri, maka engkau harus lebih dulu mempelajarinya. Jikalau engkau mudah marah dan menjadi tidak sabar, bagaimana mungkin engkau bisa kelihatan masuk di akal kepada anak-anakmu itu, sementara engkau memerintahkan mereka untuk mengendalikan nafsu mereka? Dengan disertai pengendalian diri dan rasa simpati dan kasihan yang dalam, engkau harus mendekati anak-anakmu yang bersalah itu dan dengan tekun menghadapkan kepada mereka kebinasaan yang akan datang ke atas diri mereka jikalau mereka meneruskan pekerjaan yang mereka telah mulai itu—bahwa sebagaimana mereka telah merusak tubuh dan pikiran, demikian pula akhlak mereka harus mengalami kerusakan, dan mereka berdosa, bukan hanya terhadap diri mereka sendiri, tetapi juga terhadap Allah.
Engkau harus menjadikan mereka merasa, jikalau mungkin, bahwa Allah, Allah yang suci dan kudus, terhadap Dialah mereka telah berbuat dosa; bahwa Penyelidik hati itu tidak merasa senang dengan segala tindakan mereka itu; bahwa tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari Dia. Jikalau engkau dapat meyakinkan anak-anakmu sedemikian rupa sehingga mereka mau mengadakan pertobatan yang berkenan kepada Allah, penyesalan yang mendatangkan pertobatan yang dapat membawa kepada keselamatan, yang tidak pernah akan disesali, maka pekerjaan itu akan berhasil, pembaharuan pasti akan terjadi. Mereka akan merasa menyesal bukan semata-mata karena dosa mereka diketahui; melainkan mereka akan melihat perbuatan dosa mereka itu dalam keadaan yang sebenarnya dan akan menuntun mereka untuk mengakui semuanya itu kepada Allah, tanpa dalih, dan akan meninggalkan sekaliannya itu. Mereka akan merasa menyesal atas perbuatan mereka yang salah, oleh karena mereka telah mendukakan hati Allah dan berdosa terhadap Dia dan tidak menghormati tubuhnya di hadapan Dia yang menciptakannya, dan yang telah menuntut agar mereka mempersembahkan tubuh mereka sebagai korban yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Dia, yang merupakan ibadat mereka yang sebenarnya.