[AkhirZaman.org] “Ini bukan rencana Allah,” kataku sambil memegang tangan dari seorang ibu yang putus asa karena berduka. Dia menatap kaku melalui matanya yang merah, terendam air mata, kearah dua peti mati di hadapannya. Dua anak remajanya, seorang putra dan seorang putri, tewas dalam kecelakaan mobil empat hari sebelumnya. Sebagai pendeta yang melaksanakan upacara pemakaman, saya sangat tahu wanita yang sama ini telah kehilangan suaminya karena kanker beberapa tahun sebelumnya.
Panggilan telepon memberitahu saya bahwa terjadi kecelakaan mematikan yang telah mengguncang keluarga-keluarga di gereja kami, terutama para pemuda yang mengenal kedua korban. Kalimat basa basi dan penjelasan sederhana tidak dapat menghibur di saat-saat seperti ini. Setelah mendengar tentang tragedi tersebut, banyak orang bertanya-tanya “Mengapa ini terjadi ? Ini tidak adil!”
Bagaimana Anda menghadapi “ketidakadilan dalam hidup ini?” Apa saja pilihan ketika kejadian menjadi buruk, ketika kecelakaan mobil terjadi tanpa alasan, atau ketika kita memperoleh suatu penyakit yang ditakuti? Terkejut dan penyangkalan seringkali merupakan tanggapan pertama kita saat berhadapan dengan peristiwa mengerikan.
Menghindari Rasa Sakit
Sebuah tulang yang patah atau trauma fisik lainnya sering diikuti dengan periode singkat mati rasa pada tubuh. Reaksi ini melayani suatu tujuan sementara yang tepat. Tetapi jika kita terus menghindari sentuhan dengan rasa sakit kita, kita tidak akan berurusan dengan cedera atau penyakit kita. Patah lengan tidak akan diperbaiki. Luka daging akan menjadi terinfeksi. Penyakit akan melumpuhkan atau membunuh kita. Nyeri memberitahu kita adanya masalah.
Hal ini mirip dengan goncangan emosional. Orang-orang yang telah dilanda peristiwa mengerikan sering mengalami mati rasa emosional. Banyak dari kita telah mengalami berita mengejutkan dan berkata, “Aku tidak bisa percaya hal ini terjadi! Ini tidak mungkin nyata!” Itu normal. Yang tidak sehat adalah untuk tetap berada dalam keadaan tidak percaya ini dan terus mematikan rasa sakit.
Menghindari kebenaran dari suatu kejadian yang tidak adil -anak yang dilecehkan atau diberitahu oleh dokter tentang suatu penyakit berat- menyebabkan beberapa orang menggunakan alkohol, obat-obatan terlarang, makanan, atau seks untuk mematikan perasaan-perasaan mereka, berharap situasi menyedihkan itu akan pergi. Tentu saja, itu tidak akan pergi. Mematirasakan perasaan adalah seperti sampah yang teronggok di lemari Anda: segera membuat bau seluruh rumah Anda. Penolakan jangka panjang selalu menciptakan lebih banyak masalah.
Mendapatkan Pemahaman
Satu hal yang kita perlukan adalah suatu perspektif yang baik. Kata “tidak adil” menunjukkan suatu yang salah yang tidak masuk akal. Ada kebingungan dan kekacauan dalam hati. Hal buruk yang terjadi tidak memiliki jawaban yang mudah. Jadi bagaimana kita bisa menemukan cara untuk membungkus pikiran dan hati kita seputar peristiwa yang berantakan? Dimana kita bisa memperoleh pemahaman, kenyamanan, dan harapan? Alkitab menyediakan kita, jawaban yang jelas dan mendalam. Ini telah menjadi sumber penghiburan bagi banyak orang yang berjuang untuk memahami hal-hal ketika hidup ini tidak adil.
Tapi Anda mungkin berkata, “Saya tidak mau melihat Alkitab. Itu buku tentang Allah, dan aku tidak tertarik untuk membaca tentang Allah, apalagi berdoa kepada-Nya. Setelah semua, jika Allah berkuasa, Dia bisa saja melakukan intervensi untuk mencegah tragedi ini terjadi, namun Dia tidak melakukannya. Oleh karena itu, Allah ini tidak peduli, bahkan mungkin sadis.”
Sebelum Anda menekan tombol Delete pada Tuhan, pertimbangkan bahwa pemahaman Anda tentang apa yang terjadi mungkin terbatas. Ada kemungkinan Anda membuat asumsi tentang Allah berdasarkan pada apa yang Anda tahu, tapi apa yang Anda tahu mungkin hanya sebagian kecil, atau lebih buruk, bahkan mungkin informasi yang salah.
Bila hidup ini tidak adil, dapat berdampak pada bagaimana kita memandang hal-hal yang terjadi. Rasul Paulus menulis bahwa “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar… tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.” (1 Korintus 13:12) . Hal ini terutama terjadi ketika kita melalui masa-masa yang sangat sulit. Sudut pandang kita cenderung menjadi sempit. Fokus kita bisa kabur. Kita mungkin kehilangan gambaran besar dan hanya melihat sebagian kecil dari apa yang ada di sekitar kita. Hal-hal menjadi terpusat pada diri kita sendiri dan rasa sakit kita.
Melihat Melalui Teropong
Melihat kesulitan hidup dalam perspektif yang jelas adalah seperti memiliki sepasang teropong. Perhatikan dua angka yang mengidentifikasi jenis teropong. Yang pertama memberitahu Anda kekuatan pembesaran dan yang kedua memberitahu Anda diameter lensa depan. Jadi, jika nomor 7 x 35 , angka pertama berarti obyek akan muncul tujuh kali lebih dekat daripada dengan mata tanpa bantuan.
Alkitab memiliki daya “pembesaran.” Seperti angka pertama dalam kekuatan teropong, Firman Tuhan menggerakkan Anda lebih dekat dengan kebenaran. Ini membawa konsep yang jauh menjadi dekat. Apa yang tampak sebagai sosok kabur yang jauh tiba-tiba menjadi Seseorang yang Anda kenal. Hal ini terutama terjadi ketika kita memperhatikan karakter Allah. Apakah Tuhan benar-benar sadis, jauh, tidak peduli, dan kurang memiliki kebaikan?
Ketika Anda memperbesar cerita-cerita Alkitab tentang Yesus, Anda melihat Juruselamat yang penuh kasih yang berduka dengan mereka yang menderita kehilangan, yang dengan lembut menyentuh yang dilecehkan, dan yang melepaskan orang yang terjebak dalam perbudakan dan kesakitan. Ayat-ayat Kitab Suci membuka gambaran yang lebih akurat tentang Tuhan ke dalam pikiran kita.
Ketika Musa meminta Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya kepadanya, Alkitab berkata bahwa Tuhan berlalu didepan Musa dan mengatakan, “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa” (Keluaran 34:6 , 7). Pandangan tentang Allah ini bukanlah apa yang sering dilihat orang ketika mereka mengalami perasaan bahwa hidup ini tidak adil.
Angka kedua pada teropong menentukan “seberapa banyak cahaya yang dapat dikumpulkan.” Sebuah jumlah yang lebih tinggi berarti diameter yang lebih besar dari lensa terjauh dari mata Anda, yang memungkinkan memasukkan lebih banyak cahaya. Lebih banyak cahaya berarti pandangan yang lebih terang, terutama dalam kondisi cahaya rendah.
Tragedi dapat mempersempit pandangan kita. Mereka memiliki cara untuk membuat hal-hal terlihat redup dan lebih jauh. Ketika hidup terasa tidak adil, ketika kejahatan yang tak terpikirkan terjadi, itu seperti memiliki cahaya yang rendah. Kegelapan tampaknya merayap ke dalam pikiran kita. Kebingungan menghalangi pemikiran kita. Firman Tuhan membawa lensa berdiameter lebih besar kepada pandangan kita. Hal ini meningkatkan ukuran lensa mata rohani kita dengan membiarkan lebih banyak cahaya yang masuk, dan memungkinkan kita untuk melihat kebenaran dengan lebih jelas.
Kita semua memiliki pandangan rohani yang terbatas. Dalam kegelapan dunia ini, sangat sulit untuk melihat kebenaran dengan jelas. Inilah sebabnya mengapa kita memerlukan Alkitab, Firman Tuhan. Itu berfungsi seperti sejenis teropong berdaya kuat sehingga hal-hal yang jauh dan membingungkan menjadi lebih jelas. Alkitab memungkinkan lebih banyak cahaya masuk dan meningkatkan pemahaman kita.
Cara pandang yang sempit kadang-kadang kita miliki ketika hidup ini tidak adil adalah dengan membandingkannya dengan seseorang yang melihat melalui teropong dengan cara yang terbalik. Dengan membaliknya, dapat berfungsi sebagai mikroskop sederhana, memperbesar benda-benda kecil. Tapi dengan membalikkan teropong akan membuat teropong tidak berguna saat berjalan menyusuri jalan. Orang-orang yang bergulat dengan ketidakadilan dalam kehidupan mereka sering melihat potongan-potongan kecil dari kehidupan, seolah-olah mereka melihat melalui teropong terbalik. Sudut pandang mereka menjadi sangat terbatas .
Pandangan yang Lebih Luas
Alkitab memberi kita perspektif. Membuka dihadapan kita pandangan yang lebih luas dari dunia kita. Ini menunjukkan kepada kita bahwa pertempuran besar sedang berlangsung antara kebaikan dan kejahatan. Kita belajar tentang iblis yang mencoba mengacaukan gambaran kita tentang Allah dan menyatakan bahwa Dia tidak adil, dan tidak rasional. Namun, malaikat yang jatuh ini menggoda kita untuk berbuat salah dan kemudian menunjuk jari menuduh kita. Setan senang dalam mencampuradukkan pemahaman kita tentang kebenaran .
Dalam Alkitab, kita melihat Yesus melangkah ke dunia kita yang rusak untuk membawa cahaya dan cinta . Dia tidak berjalan di sekitar mengutuk orang dan mengirim badai secara acak menghancurkan orang yang tidak bersalah. Dia menenangkan badai dan menyembuhkan tubuh yang sakit. Yesus menjelaskan bahwa, meskipun dunia ini adalah milik sementara Setan, Dia, Yesus, akan segera kembali dan mengakhiri semua ketidakadilan.
Suatu hari Tuhan akan memperbaiki segala sesuatu. Penderitaan dan kematian tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi bagian dari rencana-Nya. Ibu yang berduka tidak terdapat dalam desain asli untuk bumi kita. Suatu hari akan datang ketika Anda akan bebas untuk bertanya kepada Tuhan setiap pertanyaan yang Anda suka, dan Dia akan menjelaskan setiap tindakan yang tidak adil dan mengapa Ia membiarkan hal itu terjadi.
Ketika semua pertanyaan tentang korban-korban yang tidak bersalah telah diselesaikan, ketika semua ketidakadilan telah dikaji, maka seluruh alam semesta akan mengaku, “Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!” (Wahyu 15:3)
Jadi , ketika Anda bertanya; “Mengapa ini terjadi ?” Atau bertanya-tanya; “Apakah Tuhan itu adil?” Anda bisa tahu, dari perspektif Alkitab, bahwa Dia sangat tertarik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Tidak peduli bagaimana kehidupan mungkin tampak tidak adil, Anda dapat mengetahui bahwa Allah yang penuh kasih akan mengambil semua yang tidak adil dan membuatnya menjadi benar .
Itulah rencana-Nya .
Curtis Rittenour, Signs of the Times Nov 2013.