Friday, November 22, 2024
Google search engine
HomeGaya HidupPendidikanKasih dan Ketegasan

Kasih dan Ketegasan

[AkhirZaman.org] Dua Jalan dan Kesudahannya. Ada dua jalan untuk menghadapi anak‑anak—jalan yang amat berbeda dalam prinsip dan akibat‑akibatnya. Kesetiaan dan kasih, digabungkan dengan kebijaksanaan dan ketegasan, sesuai dengan ajaran‑ajaran Firman Tuhan, akan mendatangkan kebahagiaan di dalam hidup ini dan di dalam hidup yang akan datang. Melalaikan tugas, memanjakan dengan cara tidak bijaksana, kegagalan untuk mengekang memperbaiki kebodohan‑kebodohan anak muda, akan mengakibatkan ketidakbahagiaan dan kebinasaan yang terakhir kepada anak‑anak, dan kekecewaan dan penderitaan kepada orang tua.1

Kasih mempunyai saudara kembar, yaitu tugas. Kasih dan tugas berdampingan. Bila kasih ditunjukkan sementara tugas diabaikan akan menjadikan anak‑anak keras kepala, keras kemauan, rusak, mementingkan diri dan tidak menurut. Jikalau tugas dibiarkan berdiri sendiri tanpa kasih untuk melembutkan dan memenangkan, maka itu akan mendatangkan akibat yang sama. Tugas dan kasih harus digabungkan agar anak‑anak dapat didisiplin dengan sepatutnya.2

Kesalahan‑kesalahan yang Tidak Diperbaiki Mendatangkan Ketidakbahagiaan. Bilamana kelihatannya perlu untuk menolak keinginan atau memenangkan kemauan seorang anak, maka ia dengan sungguh‑sungguh harus diyakinkan dengan pemikiran bahwa hal ini dilakukan bukan untuk memuaskan orang tua, atau menunjukkan kuasa yang sewenang‑wenang, melainkan untuk kebaikannya sendiri. Ia harus diajar bahwa setiap kesalahan yang tidak diperbaiki akan mendatangkan ketidakbahagiaan kepada dirinya sendiri dan tidak menyenangkan Allah. Di bawah disiplin seperti itu anak‑anak akan mendapati kebahagiaan mereka yang terbesar dalam menyerahkan kemauan mereka kepada kehendak Bapa mereka yang ada di sorga.3

Orang muda yang mengikuti dorongan hati dan kecenderungan mereka sendiri tidak akan memperoleh kebahagiaan yang sejati di dalam hidup yang sekarang ini, dan pada akhirnya akan kehilangan hidup yang kekal.4

Kebaikan Hati Harus Menjadi Undang‑undang Rumah Tangga. Metode pemerintahan Allah adalah satu contoh dari hal bagaimana anak‑anak harus dididik. Tidak ada penekanan di dalam pelayanan akan Allah, dan tidak boleh ada penekanan di dalam rumah tangga atau di dalam sekolah. Namun demikian orang tua atau guru tidak boleh membiarkan pelanggaran terhadap kata‑kata mereka dibiarkan begitu saja. Jikalau mereka lalai memperbaiki anak‑anak mereka terhadap perbuatannya yang salah itu, maka Allah akan menuntut pertanggungan jawab mereka atas kelalaiannya itu. Tetapi biarlah mereka jangan suka mengecam. Biarlah kebaikan hati menjadi undang‑undang rumah tangga dan sekolah. Biarlah anak‑anak diajar memelihara hukum Tuhan, dan biarlah suatu pengaruh yang penuh kasih dan ketegasan mengekang mereka dari yang jahat.5

Adakanlah Pertimbangan Bagi Kealpaan yang Bersifat Kekanak‑kanakan. Para bapa dan ibu, di dalam rumah tangga engkau harus menampilkan pembawaan Allah. Engkau harus menuntut penurutan, bukan dengan menghujaninya dengan kata‑kata melainkan dengan cara yang penuh kasih dan kemurahan hati. Engkau harus dipenuhi dengan belaskasihan demikian rupa sehingga anak‑anakmu akan tertarik kepadamu.6

Jadilah menyenangkan di dalam rumah tangga. Kekanglah setiap kata akan membangkitkan kemarahan yang tidak suci. “Bapa‑bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak‑anakmu,” adalah satu nasihat ilahi. Ingat bahwa anak‑anakmu itu masih muda dalam pengalaman dan dalam usia. Dalam mengendalikan dan mendisiplin mereka, jadilah tegas, tetapi manis budi.7

Anak‑anak tidak selalu dapat membedakan yang benar dari yang salah, dan bilamana mereka berbuat kesalahan, mereka sering diperlakukan dengan kasar, gantinya diberi petunjuk dengan manis budi.8

Tidak ada izin diberikan di dalam Firman Allah bagi orang tua untuk bertindak kejam dan menekan atau untuk mengadakan pelanggaran terhadap orang tua. Hukum Allah, di dalam kehidupan rumah tangga dan di dalam pemerintahan bangsa‑bangsa, keluar dari satu hati yang penuh dengan kasih yang tidak terhingga.9

Simpati Bagi Anak yang Tidak Memberikan Harapan. Saya melihat perlunya bagi orang tua bertindak dalam hikmat Kristus dalam menghadapi anak‑anak mereka yang bersalah…. Anak‑anak yang tidak memberikan harapanlah yang memerlukan kesabaran dan kebaikan hati yang paling besar, rasa simpati yang paling dalam. Tetapi banyak orang tua menunjukkan satu roh yang dingin dan tidak berkasihan, yang tidak pernah akan menuntun anak‑anak yang bersalah itu kepada pertobatan. Biarlah hati orang tua dilembutkan oleh anugerah Kristus, dan kasih‑Nya akan memperoleh satu jalan ke dalam hatinya.10

Peraturan Juruselamat, “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Lukas 6:31) harus menjadi peraturan semua orang yang bertugas untuk mendidik anak‑anak dan orang muda. Mereka adalah anggota yang lebih, muda dari keluarga Tuhan, yang menjadi ahli waris bersama dengan kita dari anugerah kehidupan. Peraturan Kristus harus dengan khidmat dijalankan terhadap anak‑anak yang paling bodoh, paling muda, yang paling bersalah, bahkan terhadap yang berdosa dan memberontak.11

Bantu Anak-anak untuk Menang. Allah mempunyai satu pandangan yang lemah lembut terhadap anak‑anak. Ia menghendaki agar mereka memperoleh kemenangan setiap hari. Biarlah kita semua berusaha menolong anak‑anak supaya menjadi pemenang‑pemenang. Jangan biarkan kesalahan‑kesalahan datang kepada mereka dari anggota‑anggota keluarga mereka sendiri. Jangan biarkan kata‑kata dan tindakanmu bersifat demikian rupa sehingga akan menjadikan anak‑anakmu marah. Namun demikian mereka harus didisiplin dan diperbaiki bilamana mereka berbuat kesalahan.l2

Berikan Pujian Bila Memungkinkan. Pujilah anak‑anak bilamana mereka berbuat baik, oleh karena pujian yang bijaksana adalah merupakan satu pertolongan yang sama besarnya bagi mereka sebagaimana juga bagi mereka yang lebih dewasa dalam usia dan pengertian. Jangan sekali‑kali berlawanan di dalam kaabah rumah tangga. Jadilah baik hati dan lemah lembut, sambil menunjukkan kesopan-santunan Kristen, sambil berterima kasih memuji anak‑anakmu atas pertolongan yang mereka berikan kepadamu.l3

Bersikaplah yang menyenangkan. Jangan sekali‑kali mengucapkan kata‑kata yang kasar dan penuh kemarahan. Dalam mengekang dan mendisiplin anak‑anakmu, jadilah tegas, tetapi baik hati. Berilah mereka dorongan untuk melaksanakan tugas mereka sebagai anggota‑anggota dari perusahaan keluarga. Nyatakanlah penghargaanmu atas usaha mereka untuk mengekang cenderungan mereka berbuat yang salah.14

Jadilah seperti apa yang engkau kehendaki anak‑anakmu itu perbuat bilamana mereka akan mengurus keluarga mereka sendiri. Berkata‑katalah sebagaimana engkau mau mereka berkata‑kata.l5

Jagalah Nada Suaramu. Berkata‑katalah selalu dengan suara yang tenang dan sungguh‑sungguh, dimana tidak ada tanda‑tanda kemarahan dinyatakan. Kemarahan tidaklah selalu diperlukan untuk memperoleh penurutan.16

Para bapa dan ibu, engkau bertanggung jawab atas anak‑anakmu. Waspadalah di bawah pengaruh apa engkau menempatkan mereka. Jangan, oleh kemarahan atau persungutan, kehilangan pengaruhmu terhadap mereka bagi kebaikan. Engkau harus membimbing mereka, bukan untuk membangkitkan kemarahan pikiran mereka. Apapun penyebab kemarahan yang ada padamu, pastikanlah bahwa nada suaramu itu tidak menunjukkan adanya kemarahan. Jangan biarkan mereka melihat di dalam dirimu satu pernyataan roh setan. Hal ini tidak menolong engkau untuk melayakkan dan mendidik anak‑anakmu bagi hidup kekal masa yang akan datang.17

Keadilan Harus Digabungkan dengan Rahmat. Allah adalah pemberi hukum dan raja kita, dan orang tua harus menempatkan diri mereka sendiri di bawah pemerintahan‑Nya. Peraturan ini melarang segala penindasan dari orang tua dan segala pelanggaran dari pihak anak‑anak. Tuhan adalah penuh dengan kebajikan dan kasih, rahmat dan kebenaran. Hukum‑Nya adalah suci, adil dan benar, dan harus diturut oleh orang tua dan anak‑anak. Peraturan‑peraturan yang harus mengatur kehidupan orang tua dan anak‑anak mengalir dari satu hati yang penuh kasih yang tidak terhingga itu, dan berkat Allah yang limpah akan turun ke atas orang tua yang menjalankan undangan‑Nya di dalam rumah tangga mereka, dan juga ke atas diri anak‑anak mentaati hukum ini. Pengaruh yang dipersatukan dari rahmat dan keadilan harus dirasakan. “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium‑ciuman.” Keluarga‑keluarga yang berada di bawah disiplin ini akan berjalan di dalam jalan Tuhan, untuk melakukan keadilan dan kebenaran.18

 Orang tua yang mengizinkan peraturannya menjadi satu peraturan yang bersifat diktator sedang berbuat satu kesalahan yang besar. Ia bersalah bukan hanya kepada anak‑anaknya tetapi juga kepada dirinya sendiri, sambil memadamkan di dalam hati anak‑anak muda mereka kasih yang akan mengalir keluar dalam tindakan dan kata‑kata yang penuh kasih sayang. Kebaikan hati, kesabaran dan kasih, yang dinyatakan kepada anak‑anak akan terpantul kembali kepada orang tua. Apa yang mereka tabur, itu juga akan dituai mereka….

Sementara engkau berusaha menjalankan keadilan, ingatlah bahwa keadilan mempunyai saudara kembar, yaitu rahmat. Keduanya‑berdiri berdampingan dan tidak boleh dipisahkan.l9

Kekejaman Membangkitkan Roh Melawan. Kekejaman dan keadilan, yang tidak bercampur dengan kasih tidak akan menuntun anak‑anakmu untuk berbuat yang benar. Perhatikan  betapa cepatnya roh melawan itu dibangkitkan  di dalam diri mereka. Ada satu cara yang lebih baik untuk mengatur mereka daripada sekedar menggunakan paksaan. Keadilan mempunyai saudara kembar, yaitulah kasih. Biarlah kasih dan keadilan berjabatan tangan di dalam segala pengaturanmu, ‑ dan engkau pasti akan memperoleh pertolongan Allah untuk bekerja sama dengan usahamu. Tuhan, Penebusmu yang berkemurahan itu, ingin memberkatimu, dan memberikan kepadamu pikiran‑Nya, anugerah‑Nya dan keselamatan‑Nya, agar engkau bisa memiliki satu tabiat berkenan di hadapan Allah.20

 Wewenang orang tua haruslah mutlak, tetapi kuasa ini janganlah disalahgunakan. Di dalam mengendalikan anak‑anaknya bapa janganlah diperintah oleh pikirannya yang berubah‑ubah, tetapi oleh ukuran Alkitab. Bilamana ia membiarkan sifat‑sifatnya yang kasar itu berkuasa, maka ia adalah seorang penguasa yang kejam.21

Tegur, Tetapi dengan Lemah Lembut dan Kasih Sayang. Tidak diragukan lagi engkau akan melihat kesalahan‑kesalahan dan penyelewengan anak‑anakmu. Beberapa orang tua akan menceritakan kepadamu bahwa mereka berkata‑kata dan menghukum anak‑anak mereka, tetapi mereka melihat bahwa hal itu mendatangkan kebaikan kepada mereka. Biarlah orang tua seperti itu mencoba cara yang baru. Biarlah mereka mencampur kebaikan hati dan kasih sayang dan kasih bersama dengan pemerintahan keluarga mereka, namun demikian biarlah mereka menjadi seteguh batu karang terhadap prinsip yang benar.22

Tidak ada seorangpun yang berhadapan dengan orang muda harus berhati besi, melainkan penuh kasih sayang, lemah lembut, berkasihan, sopan santun. menarik dan bisa ditemani; namun demikian mereka harus mengetahui bahwa teguran harus diberikan, dan bahkan tempelakan boleh jadi harus diucapkan untuk menghilangkan beberapa perbuatan jahat.23

Saya diperintahkan berbicara‑kepada para orang tua, Angkatlah ukuran tingkah laku di dalam rumah tanggamu. Ajar anak‑anakmu menurut. Atur mereka melalui pengaruh yang digabungkan dari kasih sayang dan wewenang yang menyerupai Kristus. Biarlah hidupmu menjadi sedemikian rupa sehingga tentang kamu dapat juga kata‑kata pujian seperti yang telah dikatakan tentang Kornelius, yang dari halnya dikatakan bahwa ia “takut akan Allah bersama dengan seisi rumah tangganya.”24

Jangan Jalankan Kekerasan atau Memanjakan dengan Berlebih‑lebihan. Kita tidak menaruh simpati terhadap disiplin yang akan mengecewakan anak‑anak oleh kecaman yang keras, atau menjadikan mereka marah oleh cara memperbaiki dengan hawa nafsu, dan kemudian, apabila dorongan hati berubah, merusak mereka dengan ciuman‑ciuman, atau menyakiti mereka dengan pemanjaan yang berbahaya. Pemanjaan yang berlebih‑lebihan dan kekerasan yang tidak perlu sama‑sama harus dihindarkan. Sementara keadaan dan ketegasan tak dapat tidak harus dijalankan, demikian pula simpati dan kelernah-lembutan. Orang tua, ingat bahwa engkau sedang menghadapi anak‑anak yang sedang bergumul dengan penggodaan, dan kepada mereka dorongan‑dorongan untuk berbuat yang jahat ini sama sulitnya untuk dilawan sebagaimana halnya yang menyerang orang‑orang yang lebih dewasa. Anak‑anak yang sungguh‑sungguh ingin berbuat yang benar boleh jadi gagal berulang‑ulang, dan mereka senantiasa memerlukan dorongan untuk memperoleh kekuatan dan ketabahan. Jagalah cara kerja pikiran yang masih muda ini dengan penuh permintaan doa. Kuatkan setiap dorongan hati baik; perkembangkan setiap tindakan yang agung.25

Pertahankan Ketegasan yang Seragam, Pengendalian yang Tidak Disertai Emosi. Anak‑anak memiliki keadaan yang peka dan menyenangkan. Hati mereka mudah disenangkan dan mudah disusahkan. Oleh disiplin yang lemah-lembut dengan kata‑kata dan tindakan yang penuh kasih, kaum ibu dapat mengikat anak‑anak kepada hati mereka. Ketegasan yang seragam dan pengendalian yang tidak disertai perasaan yang meluap‑luap perlu untuk disiplin setiap keluarga. Katakanlah apa yang engkau maksudkan itu dengan tenang, bertindaklah dengan penuh pertimbangan, dan laksanakanlah apa engkau katakan itu tanpa menyimpang. Mengatakan kasih sayang dalam pergaulanmu dengan anak‑anak mendatangkan pahala. Jangan tolak mereka oleh kurangnya simpati terhadap permainan, suka dan duka cita mereka yang bersifat kekanak‑kanakan itu. Jangan biarkan dahimu berkerut, atau sepatah kata yang keras keluar dari bibirmu.26

Kebaikan hati sekalipun harus mempunyai batas‑batasnya. Wewenang harus disokong oleh satu ketegasan, kalau tidak maka hal itu akan disambut oleh banyak orang dengan ejekan dan cemoohan. Apa yang disebut kelemah-lembutan, bujukan dan pemanjaan yang dijalankan terhadap anak‑anak muda, oleh orang tua dan wali, adalah kejahatan yang paling buruk yang bisa menimpa diri mereka. Ketegasan, kepastian, tuntutan‑tuntutan yang positif, perlu di dalam setiap keluarga.27

Ingatlah Kesalahan‑kesalahanmu Sendiri. Biarlah bapa dan ibu mengingat mereka sendiri tidak lain adalah anak‑anak yang sudah menjadi besar.  Sekalipun terang yang besar telah menyinari jalan mereka dan mereka telah mempunyai pengalaman yang banyak, namun demikian betapa mudahnya mereka untuk menjadi iri hati, cemburu dan suka menyangka yang jahat. Oleh sebab adanya kesalahan mereka sendiri, mereka harus belajar untuk memperlakukan anak‑anak yang bersalah itu dengan lemah lembut.28

Kadang‑kadang engkau merasa terganggu oleh karena anak‑anakmu berbuat sesuatu yang berlawanan dengan apa yang engkau telah katakan kepada mereka. Tetapi pernahkah engkau memikirkan bahwa acap kali engkau berbuat sesuatu yang berlawanan dengan apa yang telah diperintahkan Tuhan agar engkau lakukan?29

Bagaimana Memenangkan Kasih dan Kepercayaan. Ada bahaya bahwa orang tua dan guru akan menyuruh dan memerintah terlalu banyak sementara mereka gagal mengadakan hubungan sosial yang cukup dengan anak‑anak atau murid mereka. Sering mereka terlalu memisahkan diri dan menggunakan wewenang mereka dalam satu cara yang dingin dan tidak bersimpati, yang tidak dapat memenangkan hati anak‑anak dan murid‑murid mereka. Jikalau mereka mau mengumpulkan anak‑anak itu supaya datang dekat kepada mereka, dan menunjukkan bahwa mereka mengasihi anak‑anak itu, dan mau menunjukkan perhatian di dalam segala usaha mereka bahkan di dalam permainan mereka, kadang‑kadang menjadi seperti seorang anak di tengah‑tengah mereka, maka mereka akan menjadikan anak‑anak itu sangat bergembira dan akan memenangkan kasih dan kepercayaan anak‑anak itu. Dan anak‑anak itu akan belajar lebih cepat untuk meng hormati dan menyukai wewenang orang tua dan guru mereka.30

Berusahalah untuk Meniru Kristus. Ia (Kristus) menyamakan Dirinya sendiri dengan orang‑orang yang hina, yang miskin dan yang menderita, Ia mengambil anak‑anak kecil itu ke dalam pangkuan‑Nya dan merendahkan diri sampai kepada taraf anak‑anak itu. Hati‑Nya yang penuh kasih itu dapat memahami ujian dan keperluan‑keperluan mereka, dan Ia menikmati kebahagiaan mereka. Roh‑Nya, yang merasa jemu dengan hiruk pikuk kota yang sesak, jemu dengan pergaulan dengan orang‑orang licik dan menafik, memperoleh ketenangan dan damai dalam persahabatan dengan anak‑anak yang tidak berdosa itu. Kehadiran‑Nya tidak pernah menolak mereka. Raja sorga itu merendahkan diri untuk menjawab pertanyaan‑pertanyaan mereka, dan menyederhanakan pelajaran‑pelajaran‑Nya yang penting itu untuk disesuaikan dengan pengertian mereka yang masih kekanak‑kanakan itu. Ia menanamkan di dalam pikiran mereka masa muda dan sedang berkembang itu benih‑benih kebenaran yang  akan bersemi dan menghasilkan suatu panen yang berkelimpahan di dalam usia mereka yang lebih matang.31

Seorang Anak Muda yang Bersalah yang Memerlukan Simpati. Surat‑suratmu telah saya baca dengan penuh perhatian dan simpati. Saya ingin mengatakan bahwa anakmu itu sekarang membutuhkan seorang bapa seperti yang belum pernah ia butuhkan sebelumnya. Ia telah berbuat salah; engkau mengatahuinya, dan ia tahu bahwa engkau mengetahuinya; dan kata‑kata yang engkau akan ucapkan kepadanya pada waktu ia tidak bersalah dengan selamat dan tidak akan mendatangkan akibat yang buruk, sekarang ini akan seperti sesuatu yang tidak baik dan tajam seperti sebilah pisau…. Saya tahu bahwa orang tua merasa malu atas kesalahan seorang anak telah sangat menghinakan mereka itu, akan tetapi apakah anak yang bersalah itu lebih melukai dan menghancurkan hati orang tua yang di dunia daripada kita sebagai anak‑anak Allah menyakiti Orang Tua kita yang  di sorga, yang telah dan sedang memberikan kasih‑Nya kepada kita, sambil mengundang kita untuk kembali dan bertobat dari dosa‑dosa dan kejahatan Ia akan mengampuni segala pelanggaran kita? Jangan tarik kasihmu sekarang ini. Kasih dan simpati itu lebih dibutuhkan sekarang ini daripada sebelumnya. Bilamana orang lain memandang dengan sikap dingin dan memberikan tafsiran yang paling buruk terhadap kesalahan anakmu itu, bukankah bapa dan ibu seharusnya dalam kasih berusaha membimbing langkah‑langkahnya kepada jalan yang selamat? Saya tidak mengetahui keadaan dosa anakmu itu, tetapi patutlah bagiku berkata. Janganlah ucapan bibir manusia, janganlah tekanan daripada tindakan manusia, yang merasa bahwa mereka sedang berbuat keadilan, menuntun engkau untuk mengambil satu tindakan yang akan dapat ditafsirkan oleh anakmu itu bahwa engkau merasa terlalu dipermalukan dan dihinakan sehingga engkau tidak mau lagi mempercayai dia dan melupakan pelanggarannya. Janganlah ada sesuatupun yang akan menyebabkan putus harapan, janganlah ada sesuatu yang menceraikan kasihmu dan kelemahlembutan hatimu. daripada anak yang bersalah itu. Justru oleh karena ia bersalah, ia membutuhkan engkau, dan ia menginginkan seorang bapa dan seorang ibu untuk menolong dia untuk menarik dirinya dari jerat setan. Peganglah dia erat‑erat dalam iman dan kasih, dan bergantunglah kepada Penebus yang amat berkasihan itu, sambil mengingat bahwa ia mempunyai Seorang yang menaruh perhatian di dalam dirinya, yang melebihi perhatianmu…. Jangan bicarakan tentang kekecewaan dan tidak adanya pengharapan. Bicarakanlah sesuatu yang memberikan dorongan. Katakan kepadanya bahwa ia dapat menebus dirinya sendiri, bahwa engkau, bapa dan ibunya, akan menolong dia untuk mengangkat dia dari atas untuk meletakkan kakinya di atas Batu Karang yang teguh, Yesus Kristus, untuk memperoleh satu penopang yang pasti dan kekuatan yang tidak pernah habis di dalam Yesus.  Jikalau kesalahannya itu sangatlah keji, maka tidaklah akan menyembuhkan dia bila kita terus‑menerus menekan dia dengan kenyataan itu. Satu tindakan yang benar diperlukan untuk menyelamatkan satu jiwa dari kematian dan mencegah satu jiwa dari melakukan dosa yang banyak.32

Carilah Pertolongan llahi untuk Mengalahkan Sifat Mudah Marah. Saya ingin berkata kepada setiap bapa dan ibu, Jikalau engkau memiliki  sifat cepat marah, mintalah dari Allah pertolongan untuk mengalahkannya.  Bilamana engkau tergoda untuk menjadi tidak sabar, pergilah ke kamarmu, dan bertelut serta berdoa kepada Allah untuk meminta pertolongan agar engkau bisa memiliki satu pengaruh yang benar terhadap anak‑anakmu.33

Kaum ibu, bilamana engkau menyerah kepada sikap yang tidak sabar dan berlaku kejam terhadap anak‑anakmu, engkau bukanlah belajar dari Kristus, melainkan dari guru yang lain. Yesus berkata, “Pikullah kuk yang  Kupasang dan belajarlah kepada‑Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban‑Kupun ringan.” Bilamana engkau menemukan bahwa pekerjaanmu itu sukar, bilamana engkau bersungut atas segala kesulitan dan ujian, bilamana engkau mengatakan bahwa engkau tidak mempunyai kekuatan untuk mengalahkan penggodaan, bahwa engkau tidak bisa mengalahkan sifat tidak sabar, dan bahwa kehidupan orang Kristen itu adalah satu pekerjaan yang berat, ketahuilah bahwa engkau tidaklah memikul kuk Kristus; engkau sedang memikul kuk guru yang lain.34

Memantulkan Peta llahi. Sidang membutuhkan orang‑orang yang mempunyai roh yang pendiam dan lemah lembut, orang‑orang yang panjang sabar. Biarlah mereka mempelajari sifat‑sifat ini dalam mengatur keluarga mereka. Biarlah orang tua lebih banyak memikirkan tentang kesejahteraan anak‑anak yang baka itu daripada kesenangan yang sekarang ini. Biarlah mereka memandang anak‑anak mereka itu sebagai anggota yang lebih muda dari keluarga Tuhan, dan mendidik serta mendisiplin mereka dalam  satu cara yang demikian rupa sehingga akan menuntun mereka untuk memantulkan peta ilahi.35

Oleh: Ellen white

1. Review and Herald, 30 Agus. 1881.

2. Testimonies for the Church, Jilid 3, hal. 195.

3. Fundamentals of Christian Education, hal. 68.

4. Review and Herald, 27 Juni 1899.

5. Counsels to Parents, Teachers, and Students, hal. 155.

6. Naskah 79, 1901.

7. Review and Herald, 21 April 1904.

8. Naskah 12, 1898.

9. Letter 8a, 1896.

10. Naskah 22, 1890.

11. Education, hal. 292, 293

12. Naskah 47, 1908.

13. Naskah 14, 1905.

14. Naskah 22, 1904.

15. Naskah 42, 1903.

16. Letter 69, 1896.

17. Naskah 47, 1908.

18. Signs of the Times, 23 Agus. 1899.

19. Review and Herald, 30 Agus. 1881.

20. Letter l9a, 1891.

21. Review and Herald, 30 Agus. 1881.

22. Naskah 38, 1895.

23. Naskah 68, 1897.

24. Review and Herald, 21 April 1904.

25. Signs of the Times, 24 Nop. 1881.

26. Testimonies for the Church, Jilid 3, hal. 532.

27. Idem, Jilid 5, hal. 45.

28. Naskah 53, Tidak Bertanggal.

29. Naskah 45, 1911.

30. Counsels to Parents, Teachers and Students, hal. 76, 77.

31. Testimonies for the Church, Jilid 4, hal. 141.

32. Letter 18, 1890.

33. Naskah 33, 1gog.

34. Signs of the Times, 22 Juli 1889.

35. Review and Herald, 16 luli 1895.

 

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?