[AkhirZaman.org] Orang-orang terpelajar yang tinggal di negara-negara kaya, sangat kecil kemungkinan mengatakan percaya pada Tuhan diperlukan untuk menciptakan moral yang baik. Demikian salah satu hasil survei masif terhadap 38.000 orang yang dilakukan di 34 negara.
Survei yang dirilis Senin lalu oleh Pew Research Center, mengungkapkan kesenjangan Tuhan (God gap) yang besar antara responden yang berasal dari negara-negara yang relatif kaya dan miskin.
Di Kenya, misalnya, negara dengan produk domestik bruto terendah dalam survei, 95% orang mengatakan kepercayaan pada Tuhan diperlukan agar seseorang bermoral baik.
Sementara di Swedia, negara terkaya asal responden dalam survei itu, hanya 9% orang yang menghubungkan Tuhan dengan moral yang baik. Survei ini tidak mengkategorikan responden berdasarkan agama.
Bahkan di dalam satu negara, responden dari golongan kaya dan golongan miskin tidak sepakat tentang hubungan Tuhan dan moralitas, kata survei itu seperti dikutip CNN, Selasa (21/7).
Di Amerika Serikat, untuk mengambil satu contoh, ada kesenjangan 24 poin persentase antara orang Amerika berpenghasilan tinggi dan rendah. Orang miskin jauh lebih mungkin untuk mengatakan bahwa percaya pada Tuhan diperlukan untuk menjadi baik.
“Orang-orang di negara berkembang yang termasuk dalam survei ini cenderung lebih religius dan lebih cenderung menganggap agama penting dalam kehidupan mereka,” kata para penulis studi tersebut.
Studi Pew Research ini memberikan bobot pada tesis sekularisasi: gagasan bahwa negara-negara menjadi kurang religius ketika rakyat mereka menjadi lebih kaya dan lebih berpendidikan.
Selama beberapa dekade, Amerika Serikat menentang teori ini dengan menjadi kaya sekaligus religius. Tetapi hal itu pun berubah, menurut sejumlah penelitian lain.
Pada tahun 2002 misalnya, 58% orang Amerika mengatakan kepercayaan pada Tuhan diperlukan untuk menjadi baik. Angka itu berubah pada 2019 menjadi 44%.
Namun, hampir setengah dari orang Amerika mengatakan agama sangat penting bagi mereka.
Dari survei juga diketahui, agama tetap menjadi motivasi yang kuat dalam kehidupan orang-orang di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat. Mayoritas orang di 23 dari 34 negara yang disurvei mengatakan agama ‘sangat’ atau ‘agak’ penting bagi mereka. Di Amerika Serikat hampir setengah atau sekitar 47% responden menyebut agama ‘sangat penting’.
Hasil Survei
Berdasarkan hasil survei di 34 negara, berikut negara-negara yang paling mungkin menghubungkan baik dan kebajikan:
Indonesia: 96%
Filipina: 96%
Kenya: 95%
Nigeria: 93%
Brasil, Afrika Selatan Tunisia: 84%
Negara-negara yang paling tidak mungkin menghubungkan Tuhan dan moralitas
Swedia: 9%
Republik Ceko: 14%
Prancis: 15%
Inggris Raya: 20%
Belanda/Spanyol: 22%
Berdasarkan penelusuran di laman Wikipedia, Pew Research Center adalah lembaga think tank Amerika non-partisan yang berbasis di Washington DC. Lembaga ini menyediakan informasi tentang isu-isu sosial, opini publik, dan tren demografis yang membentuk Amerika Serikat dan dunia.
Pew Research Center juga melakukan jajak pendapat publik, penelitian demografi, analisis konten media, dan penelitian ilmu sosial empiris lainnya. Lembaga ini tercatat sebagai anak perusahaan dari The Pew Charitable Trusts.
https://bit.ly/2CAspKn
Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. (Luk 18:19)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)
Dewasa ini kebenaran Kitab Suci harus dihadapkan kepada orang-orang besar di dunia ini supaya mereka boleh memilih antara penurutan kepada hukum Allah atau kesetiaan kepada putra kejahatan. Allah memberikan kebenaran yang kekal kepada mereka, kebenaran yang akan menjadikan mereka bijaksana kepada keselamatan, tetapi Ia tidak memaksa mereka untuk menerimanya. Jika mereka berbalik daripadanya, Ia membiarkan mereka kepada dirinya sendiri, untuk diisi dengan buah-buah perbuatan mereka sendiri. (KR 203.3)
“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.’” ‘Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.” (1 Korintus 1:18, 19, 27, 28)
Banyak sarjana dan negarawan-negarawan yang terbesar, orang-orang terkemuka di dunia ini, pada akhir zaman akan berbalik dari terang, sebab dunia dengan akal budi tidak mengenal Allah. Namun demikian, umat Allah harus menggunakan setiap kesempatan untuk menyampaikan kebenaran itu kepada orang-orang ini. Beberapa orang akan mengakui kebodohan mereka tentang perkara-perkara Allah dan akan mengambil tempat mereka sebagai pelajar-pelajar yang hina di kaki Yesus, Guru yang Besar itu. (KR 203.4)
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)