[AkhirZaman.org] Menjadi bahagia tidak terjadi begitu saja, Anda perlu latihan, kata Profesor Santos. 20 Maret adalah Hari Kebahagiaan Sedunia. Tapi jika Anda tidak merasa bahagia, jangan khawatir, karena Anda sebenarnya bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih bahagia. Seperti halnya para musisi dan atlet terus berlatih untuk belajar, berkembang, dan berhasil, begitu pula yang mesti Anda lakukan jika ingin bahagia.
“Berbahagia bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja, Anda perlu latihan supaya lebih mahir melakukannya,” kata Laurie Santos, profesor psikologi dan sains kognitif di Universitas Yale, Amerika Serikat. Santos adalah sosok yang pantas untuk menunjukkan kita cara lepas dari kemurungan: kelasnya “Psikologi dan Hidup yang Baik” adalah mata kuliah paling populer dalam 317 tahun sejarah Yale, dan memecahkan rekor pendaftaran di universitas tersebut ketika lebih dari 1.200 mahasiswa mendaftar.
“Sains telah membuktikan bahwa bahagia membutuhkan upaya sadar. Tidak mudah memang, butuh waktu,” kata Santos, tapi itu bisa dilakukan. Dan inilah caranya lima latihan dari Profesor Santos untuk menjadi lebih bahagia:
1. Buatlah daftar hal-hal yang Anda syukuri
Santos meminta para mahasiswanya menulis hal-hal yang mereka syukuri — setiap malam, selama sepekan penuh. Ini menjadi “daftar syukur” mereka. “Mungkin terdengar sederhana, tapi kami mendapati bahwa mahasiswa yang secara rutin melakukan latihan ini cenderung lebih bahagia,” kata Santos.
2. Tidur lebih lama, dan lebih berkualitas
Tantangannya ialah tidur delapan jam setiap malam, selama seminggu. Latihan sederhana ini ternyata yang paling sulit dilakukan, menurut Santos. “Mungkin tampaknya konyol, tapi kami tahu bahwa tidur lebih lama dan lebih berkualitas mengurangi peluang Anda menderita karena depresi dan meningkatkan sifat positif Anda,” kata Santos.
3. Meditasi
Bermeditasilah 10 menit dalam sehari, setiap hari. Santos mengatakan bahwa saat ia masih mahasiswa, meditasi rutin membuatnya merasa lebih baik. Setelah ia menjadi profesor, ia merujuk mahasiswanya pada berbagai studi yang menunjukkan bagaimana meditasi dan aktivitas lain yang melibatkan seluruh perhatian Anda bisa membantu Anda menjadi lebih bahagia.
4. Habiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan kawan-kawan
Menurut Santos, ada semakin banyak penelitian baru yang menunjukkan bahwa menikmati waktu berkualitas bersama teman dan keluarga membuat Anda lebih bahagia. Menghabiskan waktu dengan orang yang kita sukai – atau yang dalam ilmu psikologi disebut “hubungan interpersonal dan koneksi sosial yang sehat” – meningkatkan kesejahteraan Anda secara signifikan.
Tak perlu sering-sering, kata Santos, hanya pastikan bahwa kalian “hidup di saat ini, menyadari bahwa kalian sedang menghabiskan waktu bersama, perhatikan bagaimana Anda menghabiskan waktu Anda”.
Konsep tentang waktu sangat penting bagi kebahagiaan Anda: “Kita sering mengaitkan kekayaan dengan berapa banyak uang yang kita miliki,” tambah Santos, “tetapi penelitian menunjukkan bahwa kekayaan lebih terkait erat dengan berapa banyak waktu yang kita miliki. “
5. Kurangi jejaring sosial, perbanyak kehidupan sosial
Media sosial bisa memberi kita rasa kebahagiaan palsu, kata Santos, dan penting untuk tidak tersapu olehnya. “Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang paling banyak menggunakan jejaring sosial seperti Instagram, cenderung kurang bahagia daripada mereka yang tidak terlalu sering menggunakannya.”
Jadi kini Anda tahu caranya:
Jika Anda benar-benar ingin bahagia dalam hidup, mulailah dengan menjadi lebih bersyukur, tidur yang cukup di malam hari, benahi pikiran Anda, berkumpul dengan orang-orang yang Anda suka dan istirahat dari media sosial. Jika cara ini ampuh bagi mahasiswa Yale, ia juga bisa ampuh bagi Anda.
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/majalah-47634013
Kapan terakhir kali Anda merasa bahagia? Lalu apakah yang membuat Anda tidak bahagia? Bisa jadi masing-masing kita memiliki alasan yang berbeda-beda untuk merasa bahagia atupun tidak bahagia. Bagi seorang yang mengalami kesusahan dalam ekonomi keluarga, ketika mereka dapat memenuhi kebutuhan ekonomi maka itu sudah dapat menjadi alasan bagi kebahagian mereka. Bagi orang yang banyak uang tapi memiliki masalah dalam keluarga, maka uang sebanyak apa pun tidak akan pernah menjadi alasan untuk bahagia. Bagi orang yang sakit, kesembuhan yang dia butuhkan, dan ketika dia mendapat kesembuhan maka itu sudah dapat menjadi alasan baginya untuk bahagia.
Tuhan menciptakan dunia beserta isinya tentunya dengan alasan untuk menyatakan kasihNya yang membahagiakan, begitu juga ketika Dia menciptakan Adam dan Hawa, adalah untuk memberikan rencana kebahagiaan bagi semuanya. Kalau Tuhan menciptakan dunia berserta dengan isinya dengan kebahagian dan kegembiraan, lalu kenapa begitu banyak orang yang merasakan ketidakbahagiaan? Satu peristiwa yang terjadi di Taman Eden, dimana Hawa telah jatuh ke dalam dosa oleh bujukan ular dan Adam pun juga jatuh ke dalam dosa. Hal ini membawa kutuk ke dalam dunia sebagaimana tertulia: “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Roma 5:12
Dunia yang tadinya diciptakan dengan tujuan suci dan penuh kebahagian menjadi berubah oleh karena dosa masuk. Dan dosa ini telah menjadi satu-satunya alasan terjadinya kekacauan, bencana, dan berbagai penyakit yang mematikan, serta penderitaan. Satu kisah hidup dari seorang wanita yang mengalami pendarahan: “Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.” Markus 5:25. Apakah dia merasakan kebahagiaan dengan kondisi seperti itu? Tentu saja tidak. Dia mengalami kondisi yang sangat tidak nyaman dan bisa jadi uang atau harta benda yang dia punya habis untuk pengobatannya, tapi tak kunjung sembuh. Bisa jadi dia mengalami tekanan yang begitu luar biasa, baik secara pribadi, keluarga atau pun dalam lingkungan tempat dia tinggal. Sampai akhirnya dia memperoleh pengharapan akan sembuh, yaitu: “Sebab katanya: ‘Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.’” Ayat 28. Lalu jubah siapakah yang wanita itu jamah? “Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka … ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya” Ayat 27. Sumber kebahagian dari wanita tersebut adalah ketika dia bertemu dengan Tuhan Yesus, dia merasakan ketertarikan secara rohani sehingga menghasilkan iman. Dia mengetahui banyak cerita tentang kuasa Yesus dan dia mempercayai itu, sampai akhirnya melalui kepercayaannya itu dia menyentuh jubah Yesus, dan dia pun menjadi sembuh.
Anda ingin kebahagiaan yang sejati? Jika ya, maka: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33