“Ini bukan diriku yang sesungguhnya, ya Allah, melainkan pekerjaanku.”
[AkhirZaman.org] Ya Allah, peran kepemimpinan yang kujalani dari waktu ke waktu ini, tokoh yang kuperankan ini, adalah karuniaMu.
Engkau tahu bahwa bukan aku yang memimpin semuanya ini. Aku hanyalah anakMu, yang berusaha menjadi sepertiMu dan melaksanakan kehendakMu.
Berperan sebagai “pemimpin” untuk sementara waktu adalah suatu peran besar dalam drama kehidupan nyata dari Raja yang Baik melawan Pangeran yang jahat.
Namun kecuali Engkau mengadakan mujizat, aku tak akan dapat menjalani peran ini dengan baik dan orang-orang yang begitu kupedulikan akan menderita.
Aku tahu ceritanya: Pangeran yang Jahat berusaha untuk menipu, mengganggu, atau menghancurkan kebaikan apapun yang kuperbuat.
Aku tahu bahwa dalam jangka panjang, kebenaran akan menang, dan pada akhirnya, kebaikanlah yang meraih kemenangan.
Aku bahkan mengetahui gagasan serta nilai-nilai yang mana yang seharusnya mengendalikan setiap tokoh, termasuk diriku sendiri.
Namun aku juga tahu bahwa aku harus menulis naskah ceritanya ketika aku melaksanakan peranku dan membantu orang lain menjadi peran-peran mereka.
Dan aku harus mengkoordinasikan naskah cerita kami dengan naskah cerita-cerita lainnya di bagian-bagian lain dari kerajaanMu.
Semuanya itu sungguh di luar kemampuanku, namun jika Engkau mau membisikkan petunjuk-petunjukMu, aku akan berimprovisasi.
Kecuali RohMu memberikan informasi serta dorongan kepadaku, aku tidak akan tahu bagaimana caranya menjalani peranku.
Aku akan berdiri seperti orang bodoh di panggung, tidak mengetahui apa yang kuperbuat atau bahkan apa yang benar-benar ingin kuperbuat.
Yang paling parah, aku tidak akan mengetahui apa yang tak dapat kuperbuat.
Kecuali Engkau campur tangan, aku akan lupa kalimat-kalimat yang harus kuucapkan serta tidak menangkap isyarat-isyarat yang ditunjukkan kepadaku sehingga membinggungkan semua orang yang lain.
Tolonglah aku merasakan karunia-karunia rohaniku agar aku hanya akan mengupayakan apa yang secara khusus engkau mungkinkan aku laksanakan, dan hanya memimpin di mana Engkau berkarya.
Janganlah biarkan aku kewalahan akibat peran kepemimpinan ini.
Janganlah biarkan aku berpikir bahwa aku telah menjadi tokoh yang kuperankan.
Ingatlah rohku, siapa aku sebenarnya, agar ketika ku pulang ke rumah, aku tidak akan terus bersikap seperti Direktur Utama.
Bimbinglah aku untuk melaksanakan apa yang terbaik bagi keluargaku serta bagi keselamatanku sendiri.
Tolong aku menjaga semuanya itu agar tetap lurus.
Kepemimpinan ini sangat penting, dan aku sangat ingin melakukannya dengan benar, namun terkadang aku lupa di mana peran itu bermula dan berakhir.
Jadi, aku mohon Roh-Mu mengingatkan aku bila perlu dengan cara apapun dan pada saat kapanpun.
Ini bukanlah diriku yang sesungguhnya, ya Allah, melainkan pekerjaanku.
Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. 1 Samuel 16:7
Richard Kriegbaum