Thursday, March 28, 2024
Google search engine
HomeAktifitasBelajar Firman TuhanDIKUASAI ANUGERAH ATAU DOSA?

DIKUASAI ANUGERAH ATAU DOSA?

 

[AkhirZaman.org] Tidaklah terus menerus bahwa seseorang mudah melakukan yang benar bila ia berada di bawah pemerintahan kasih karunia, sama halnya juga dengan mudah berbuat salah bila berada di bawah pemerintahan dosa.  Haruslah ada yang beda, sebab jika tidak ada kekuatan yang lebih di dalam kasih karunia daripada yang ada di dalam dosa, maka tidak akan ada keselamatan dari dosa. Tapi, keselamatan dari dosa itu ada. Dalam hal Ini, tidak seorangpun yang percaya pada kekristenan yang dapat menyangkalnya.

Namun keselamatan dari dosa tentunya bergantung pada adanya kuasa yang lebih kuat di dalam kasih karunia daripada yang ada dalam dosa. Kemudian, bilamana ada kuasa yang lebih kuat dalam kasih karunia daripada kuasa dalam dosa, maka hasil yang dapat diraih adalah lebih dari sekedar kekuatan kasih karunia mengendalikan seseorang untuk mudah melakukan yang benar sama seperti tanpa kasih karunia mudah untuk berbuat salah.

Tidak pernah ada orang yang secara alami merasa sulit untuk melakukan hal yang salah. Kesulitan terbesarnya terletak pada bagaimana melakukan yang benar. Tapi hal ini terjadi karena manusia secara alami diperbudak oleh satu kekuatan, yaitu kekuatan dosa, yang mutlak dalam pemerintahannya. Selama kekuatan tersebut yang memengaruhi, bukan hanya sulit tetapi tidak mungkin untuk melakukan kebaikan yang telah ia ketahui dan bahwa ia akan melakukannya. Tetapi biarkan kuasa yang lebih kuat dari kekuatan itu yang memengaruhinya. Tidakkah cukup jelas bahwa akan lebih mudah untuk melayani kehendak kekuatan yang lebih berkuasa ketika kekuatan tersebut memerintah, lebih dari kita melayani kehendak kekuatan lain ketika kekuatan lain itu yang memerintah?

Tetapi kasih karunia bukan hanya sekedar lebih kuat daripada dosa. Jika ini sudah mencakup semuanya, bahkan akan menyediakan pengharapan yang sempurna dan kegembiraan untuk setiap orang berdosa di dunia. Tetapi hal ini belumlah semuanya. Ada kekuatan yang lebih banyak lagi di dalam kasih karunia daripada yang ada di dalam dosa, karena “di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” Sebagaimana lebih banyak kekuatan dalam kasih karunia daripada yang ada dalam dosa, maka lebih banyak lagi pengharapan dan penghiburan yang tersedia bagi setiap orang berdosa di dunia.

Kalau begitu seberapa lebih besarkah kekuatan berada dalam kasih karunia daripada berada dalam dosa? Biarkan saya berpikir sejenak. Biarkan saya bertanya pada diri sendiri satu atau dua pertanyaan. Dari mana datangnya kasih karunia? Tentunya datang dari Tuhan. “Kasih karunia bagi kamu, dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.” Dari mana datangnya dosa? Dari Setan, tentu saja. Dosa berasal dari Setan, karena Setan berbuat dosa sejak mulanya. Kemudian, manakah yang lebih kuat, berada di dalam kasih karunia atau berada di dalam dosa? Jawabannya sangatlah jelas. Ada kekuatan yang jauh lebih besar dalam kasih karunia daripada yang ada dalam dosa, sebagaimana ada lebih banyak kekuatan pada Tuhan daripada yang ada pada Setan. Oleh karena itu jelas sekali bahwa pemerintahan kasih karunia adalah pemerintahan Tuhan dan pemerintahan dosa adalah pemerintahan Setan. Bukankah sangat jelas bahwa lebih mudah melayani Tuhan dengan kekuatan dari Tuhan sebagaimana mudahnya melayani Setan dengan kekuatan dari Setan?

Apa yang menjadi permasalahan disini adalah bahwa begitu banyak orang mencoba melayani Tuhan dengan kekuatan Setan. Tetapi hal itu tidak akan pernah berhasil. “Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya.” Manusia tidak bisa memetik buah anggur atau buah ara dari duri onak. Pohon itu harus dibuat menjadi baik, akar dan cabangnya. Pohon itu harus dijadikan baru. “Kamu harus dilahirkan kembali.” “Dalam Kristus Yesus bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Jangan ada seorang pun yang mencoba melayani Tuhan dengan cara apa pun selain dengan kehadiran-Nya, kuasa Tuhan yang hidup yang menjadikan dia ciptaan baru, tidak dengan apa pun selain kasih karunia yang melimpah-limpah yang mengutuk dosa di dalam daging dan memerintah melalui kebenaran sampai kepada hidup yang kekal oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Kemudian pelayanan kepada Tuhan akan benar-benar berada dalam “hidup yang baru.” Selanjutnya akan ditemukan bahwa kuk-Nya sesungguhnya “mudah” dan beban-Nya pun “ringan.” Kemudian pelayanan-Nya sesungguhnya akan menjadi “sukacita yang tak terkatakan dan penuh dengan kemuliaan.”

Apakah Yesus pernah merasa kesulitan untuk melakukan yang benar? Setiap orang pasti akan langsung berkata tidak. Tapi mengapa? Dia adalah manusia yang sama seperti kita. Dia mengambil daging dan darah yang sama seperti kita. “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita.” Jenis kedagingan yang Dia miliki di dunia ini adalah tepat sekali seperti yang ada di dunia ini. “Dalam segala hal dia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya.” “Dalam segala hal!” Ia tidak mengatakan dalam segala hal kecuali satu. Tidak ada pengecualian. Dalam segala hal Dia dijadikan sama seperti kita. Dia dengan diri-Nya sendiri juga lemah sama seperti kita, karena Dia berkata, “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri.”

Kemudian, mengapa ketika Yesus serupa dengan kita dalam segala hal, Dia merasakan selalu mudah untuk melakukan yang benar? Karena Dia tidak pernah percaya pada diri-Nya sendiri, melainkan selalu menaruh kepercayaan-Nya pada Allah saja. Semua sandarannya hanyalah pada kasih karunia Allah. Dia selalu berusaha untuk melayani Allah, hanya dengan kuasa Allah. Karena itu Bapa tinggal di dalam Dia dan melakukan pekerjaan kebenaran. Oleh karena itu, selalu mudah bagi-Nya untuk melakukan yang benar. Tapi sebagaimana Dia, begitu juga dengan kita yang ada di dalam dunia ini. Dia telah meninggalkan teladan bagi kita, supaya kita mengikuti langkah-langkah-Nya. “Allahlah yang mengerjakannya di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya,” seperti di dalam Dia. Semua kuasa di surga dan di bumi sudah diberikan kepada-Nya, dan Dia menginginkan agar Anda dapat diperkuat dengan seluruh keperkasaan, menurut kuasa-Nya yang mulia. “Dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,” dan Dia menguatkan kamu dengan kekuatan oleh Roh-Nya di dalam batinmu sehingga Kristus tinggal di dalam hatimu oleh iman, supaya kamu dapat “diisi dengan seluruh kepenuhan Allah.”

Benar, Kristus mengambil bagian dalam kodrat Ilahi dan begitu juga dengan kamu jika kamu adalah anak perjanjian dan bukan dari daging, karena oleh janji-janji kamu mengambil bagian dalam kodrat Ilahi. Tidak ada yang diberikan kepada-Nya di dunia ini dan tidak ada yang Dia miliki di dunia ini yang tidak diberikan kepada kamu dengan cuma-cuma atau tidak dapat kamu miliki.

Semua ini dimaksudkan agar kamu dapat berjalan dalam kehidupan yang diperbaharui, sehingga mulai sekarang dan seterusnya kamu tidak melayani dosa, bahwa kamu dapat menjadi hamba kebenaran saja, bahwa kamu dapat terbebas dari dosa dan dosa itu tidak bisa menguasai kamu, sehingga kamu dapat memuliakan Tuhan di atas dunia ini dan kamu dapat menjadi serupa dengan Yesus. Oleh karena itu “kepada setiap orang dari kita diberikan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus …. Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” Saya “menasihatkan kamu juga supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima.”

Oleh:  A.T. Jones
RH 1 September 1896
Diterjemahkan oleh akhirzaman.org

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?