Mari pergilah dan temuilah. . . teman sebangsamu, berbicaralah kepada mereka dan katakanlah, Beginilah firman Tuhan Allah,’ baik mereka mau mendengarkan atau tidak. Yeh 3:17
[AkhirZaman.org] Berulang-ulang saya diingatkan bahwa saya tidak akan coba menjernihkan kekacauan dan pertentangan iman dan perasaan dan ketidakpercayaan yang telah dinyatakan. Sara tidak akan kecil hati, tetapi akan membicarakan perkataan-perkataan uhan dengan berwibawa, lalu kemudian membiarkan semua akibatnya kepadaNya. Saya diberi petunjuk oleh Dokter Besar itu supaya berbicara dengan perkataan yang Tuhan berikan pada saya, apakah mereka mau mendengar atau tidak. Kepada saya diberitahu bahwa saya tidak ada hubungan dengan akibat-akibat tersebut, bahwa Allah, Tuhan Yehova, memelihara saya dalam damai sempurna, jikalau saya mau berhenti di dalam kasihNya dan melakukan pekerjaan yang diberikanNya pada saya ….
Tuhan ingin supaya kita menaruh pengharapan kita kepadaNya. Saya tetap menunggu, dengan tidak mengetahui berapa lama lagi saya akan dipanggil untuk meletakkan senjata saya. Saya ingin supaya perkataan, perasaan dan perbuatan saya itu sedemikian rupa sehingga di pengadilan saya tidak akan merasa malu atas hal-hal itu. Saya menyadari akan adanya sesuatu dalam zaman di mana kita sedang hidup. Waktu mengatur diri kita di bumi, yaitu waktumu dan waktuku, sangat tarbatas ….
Belum pernah saya menyadari dengan lebih sepenuhnya daripada sekarang ini akan pertolongan Tuhan dalam pembicaraan dan tulisan saya. Saya akan berdiri di medan pertempuran sampai Tuhan melepaskan saya. Saya merasa khawatir demi umat kita-merasa khawatir karena cinta akan dunia sedang merampok keilahian dan kesalehan dari mereka. Saya berusaha untuk menyadarkan mereka supaya melihat bahaya rayuan musuh atas dasar yang menggiurkan. Saya berusaha menunjukkan kepada mereka perlunya memelihara iman dan kasih pada segala waktu dan dalam segala keadaan.
Hanyalah dengan iman yang teguh sehingga kasih yang kuat bagi Juruselamat dapat dipelihara hidup dalam hati. lman kita pada Kristus, haruslah iman yang murni, kuat dan tulen. Ada iman yang palsu, yang hanya membawa kepada keyakinan atas diri sendiri dan mengeritik orang lain. Iman yang demikian memadamkan setiap pancaran kasih yang serupa dengan Kristus di dalam jiwa. Allah memanggil supaya umatNya bersatu. Tetapi persatuan kita dapat menjadi tulen hanya apabila kita maju ke atas ke salib Kalvari, dengan mengorbankan diri setiap hari.
Segala usaha dalam persatuan yang tidak berlandaskan kasih Kristus dalam hati yang melembutkan dan menaklukkan sudah dapat dipastikan semuanya gagal. Ada kuasa di dalam agama yang tulen. Melalui iman, melalui penyesuaian terhadap kehendak Allah, kita akan menjadi sama seperti Kristus sedemikian rupa sehingga orang akan melihat bahwa kita ikut mengalami kemajuan pesat dalam pengetahuan Kristus.-Letter 146, 22 September 1902, kepada Saudara dan Suster S.T. Belden, kemenakannya yang bekerja secara suka rela.