[AkhirZaman.org] Kehadiran sebuah pesawat asing yang misterius yang di kenal dengan istilah”piring terbang” atau UFO, membuat dunia benar-benar terkejut. Sebagai akibatnya berbagai komentar bermunculain dari berbagai cendikiawan bahkan kaum awan sekalipun. sebagian besar beranggapan itu adalah pesawat dari suatu planet luar angkasa yang telah memiliki kemajuan IPTEK yang sangat mutahir. Anggapan-anggapan ini mendorong dunia mulai mengangankan tentang bentuk atau perawakan dari manusia-manusia planet luar angkasa itu. Alhasil dari khayal-khayal itu lahirlah gambar-gambar manusia planet luar angkasa itu dari yang paling jelek dan menakutkan sampai yang tampak gagah dan perkasa. Pemunculan “gambar” mereka secara begitu sempurna lewat “layar perak”, di mana pemunculan dan perannya begitu fantastik dengan perlengkapan-perlengkapan yang serbah “super mutakhir” melampaui kemajuan yang kita miliki saat ini. Akan tetapi, sekalipun telah diketahui bahwa UFO sesungguhnya bersumber dari rancangan “orang super genius” yang memiliki kuasa yang “supernatural” yaitu “pemerintah dan penguasa kerajaan angkasa ” yakni roh-roh jahat diudara sebagaimana ungkapan Rasul Paulus di dalam Efesus 6, namun “demam UFO” tampaknya tidak mudah hilang. Begitu banyak orang yang masih bertanya-tanya hingga saat ini, “apakah benar ada manusia di planet lain?”
Para Ilmuan Membuktikan
Jika anda masih mengingat pada bulan Juli 1991 melalui sebuah acara di TV di salah satu stasiun swasta di Indonesia di tayangkan film yang berjudul “Are You Alone?”-Apakah Kita Sendirian?-sebuah film ilmu pengetahuan yang mengetengahkan berbagai pendapat, asumsi, dan argumentasi para pakar antariksawan yang membuktikan adanya”peluang yang besar” adanya kehidupan selain di planet kita ini, yang secara ilmiah dapat diterima.
Dengan adanya berbagai pengembangan beragam alat yang serba canggih seperti halnya teropong bintang raksasa mampu mengungkap berbagai “misteri” alam semesta. Hingga kini telah di temukan bahwa alam semesta (universe) terdiri atas banyak sekali galaksi atau kelompok bintang (star cluster). salah satu dimana planet kita terdapat disebut Milky Galakxi (Bimasakti)—berbentuk seprti cakram, terdiri atas kelompok bintang yang berjumblah 30 bilyun dengan berbagai ukuran dan terangnya.
Sebagian bintang ini terlihat diwaktu malam manakalah cuaca cerah. Bintang yang terdekat dengan kita adalah matahari.
Matahari menjadi pusat sistem (solar system) atau Tata Surya dalam mana planet-planet berevolusi membentuk Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Sartunus, Uranus, Neptunus dan Pluto.
Setiap Matahari (Bintang) pada asasnya membentuk suatu sistem dengan sejumblah planet seperti halnya tata surya kita. Rumitnya setiap pergerakan baik yang terjadi dalam tiap sistem maupun antara sistem dapat dilakukan sebagai berikut: “Setiap planet memiliki satu atau lebih satelit yang bergerak mengelilinginya. Sementara planet berotasi pada sumbuhnya bersama satelitnya (bulan) bergerak pula mengitari matahari. Demikianlah setiap planet melakukan pergerakan yang sama. Selanjutnya terjadi pergerkan secara menyeluruh, yaitu setiap tata bintang/tata surya memiliki pergerakan di setiap bimasakti/ galaksi. Tata surya kita bergerak kea rah bintang Vega. Boleh di bayangkan bagaimana rumitnya pergerakan kurang lebih 40 bilyun tata bintang di dalam bimasakti kita saja. Belum lagi yang terjadi dengan 200 bilyun bimasakti lainnya itu, yang ternyata juga melakukan pergerakan masing-masing secara terpisah. Menurut Hubbel pergerakan galaksi-galaksi di dalam Universe ibarat balon yang mengembang karna di pompa. Akhirnya di temukan juga bahwa pergerakan seluruh galaksi di alam raya ini tampak memusat pada satu ruang yang TIDAK TERUKUR. Diduga ini merupakan pusat alam semesta, pusat pengendalian semua pergerakan dan kehidupan di jagad raya ini.”
Dr.Boaz Dompas dalam bukunya “Kemana” mengemukakan bahwa dengan pesawat teropong di Palomor (USA) maka telah dapat dilihat 40 bilyun matahari/bintang dalam sistem Milky Way atau bimasakti kita. Matahari kita dikelilingi oleh 9 planetnya. Kalau rata-rata tiap matahari dalam bimaksakti mempunyai 9 planet (lalu kalikan dengan 40 bilyun) maka ada 360 bilyun planet dalam bimasakti kita. Tetapi ingat, bukan hanya satu tetapi ada 200 bilyun bimasakti seperti yang kita lihat dengan mata kita. Kalau dari 360 bilyun planet atau dari satu Milky Way system, satu saja planet yang berpenghuni atau didiami manusia maka ada 200 planet yang berpenduduk. Selanjutnya dituliskan pula,”ada yang menanyakan, apakah Alkitab menyatakan planet yang berjuta-juta itu didiami oleh makhluk ciptaanNya, apakah itu ada penduduknya? Nabi Yesaya menjawab:”Yesaya 45:18 Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit, — Dialah Allah — yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, — dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami –: “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain.” …tentu dalam alam yang begitu luas Allah tidak hanya mengisi planet kita yang bagaikan satu titik saja dalam semesta alam ciptaan-Nya.
Tuan Spencer Jones, seorang ahli ilmu Falak Inggris menyatakan :”…dengan melihat semesta alam yang di bentuk dalam skala yang luar biasa besarnya, kelihatannya mustahil hanya bumi yang kecil ini satu-satunya tempat yang mempunyai penduduk.”
Alkitab Membuktikan
Rasul Yohanes menuliskan “Wahyu 4:11 Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”
Dan pemazmur menuliskan :”Mazmur 33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.” Dan lagi :”Mazmur 33:9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.”
ialah pencipta alam semesta karna itu nama-Nya disebut: “Kata Penebus kami, TUHAN semesta alam nama-Nya, Yang Mahakudus, Allah Israel.” ”Bahkan mereka menyebutkan dirinya menurut kota kudus dan mereka bertopang kepada Allah Israel, TUHAN semesta alam nama-Nya.”(Yesaya 47:4;48:2). Sampai kini para ilmuan tak mampu menghitung luas alam semesta, sebab Alkitab menyaksikan: ”Yeremia 31:37 Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, seperti langit di atas tidak terukur dan dasar-dasar bumi di bawah tidak terselidiki, demikianlah juga Aku tidak akan menolak segala keturunan Israel, karena segala apa yang dilakukan mereka, demikianlah firman TUHAN.”
Sejak mulanya perhitungan jumblah bintang-bintang terus bertambah/berubah-ubah. Ptomlemeus menyatakan ada 1056 bintang banyaknya, sedangkan Kepler menemukan hanya 1005 saja. Kini telah ditemukan sampai 40 bilyun bintang dalam bimasakti kita saja, belum lagi termasuk lainya. Padahal jumblah bimasakti yang kini di ketahui jumblahnya sekitar 200 bilyun banyaknya. Suatu jumblah yang sangat besar, bahkan tak terhitung sebagaimana kata Alkitab : ”Seperti tentara langit tidak terbilang….”(Yeremia 33:22). Akan tetapi bagi pencipta dan sumber segala yang ada di jagad raya ini Alkitab menyaksikan: “(Mazmur 147:4) Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya.” Bahkan Ia: “ … dan mengurung bintang-bintang dengan meterai.” (Ayub 9:7). “ Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang! Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta. Dia mendirikan semuanya untuk seterusnya dan selamanya, dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar.” (Mazmur 148:3-6). Sebab “ Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau.” (Mazmur 119:91).
Inilah asaanya ketika para cerdik cendikiawan memplajari secara lebih seksama tentang alam semesta dan semua yang ada di dalamnya,”Pelajaran-pelajaran ilmu pengetahuan yang tekun terpaksa mengakui adanya kuasa yang Maha Kekal bekerja dalam alam.”(Ellen G White, Pendidikan,P.99).
“Ia yang belajar memahami rahasia alam akan menyadari sepenuhnya kebodohan dan kelemahannya sendiri. Ia akan menyadari bahwa ada kedalaman dan ketinggian yang tak dapat di capainya, rahasia yang tidak dapat di terobos, lading kebenaran yang luas, terletak di depannya belum perna terjamah. Ia akan bersedia mengatakan dengan Newton: ‘Saya ini seperti seorang anak kecil di pantai yang maha luas mencari kerikil dan karang, sementara samudera kebenaran yang luas terbentang tak terjamah dihadapanku.”(Ibid.,p. 98).
Yesuslah pencipta langit dan bumi.”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”(Kejadian 1:1,2). “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”(Yohanes 1:1-3). “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”(Kolose 1:15,16). “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.”(Ibrani 1:1-3). “Tangan yang menopang dunia di angkasa raya, tangan yang mengatir peredarannya yang tertip dan kegiatannya yang tak henti-hentinya, segala sesuatu di seluruh alam semesta milik Allah, adalah tangan yang terpaku di salib bagi kita.”(Ibid.,p. 97).
Ketika Ia bangkit dari kematianNya dan naik ke surga, Alkitab menuliskan : ”Efesus 4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.” Bandingkan dengan Ibrani 4:14 “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.”
SEMUA LANGIT adalah frasa yang menunjukkan/mengandung pengertian adanya langit “lebih dari satu”. Orang Yahudi mempercayai adanya 7 langit, tetapi jika masih ingat pelajaran tentang surga sebagai tempat Tahta Allah maka kita akan mendapati hanya ada tiga langit seperti kesaksian Rasul Paulus: “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau — entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, — entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.”(2 Kor 12:2-4).
Di dalam terjemahan Klinker atau Alkitab terjemahan lama maupun NKJV, kata surga tidak di gunakan melainkan langit. Hal ini dapat kita pahami karna surga adalah Takhta Allah.” Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus.”(Mazmur 47:9). “ TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.” (Mazmur 11:4), dan Yohanes ketika di izinkan Tuhan memandang seisi sorga tidaklah bertingkat tiga selain berdasar 12 lapis; berpintu gerbang12; dan sebagainya, “ Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: “Wahyu 21:21 Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.”
“Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.”(Wahyu 21:9). “Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Wahyu 22:5).
Dan dalam Kejadian 1 kita ketahui bahwa Allah menciptakan cakrawala dan Ia menamakannya langit (penciptaan hari ke-2), yaitu suatu lapisan udara (Atmosfer) sebab Ia memberi alasan dan tujuannya yaitu agar supaya burung-burung bisa terbang melintasi cakrawala (Kejadian 1:20). Kita tentu tahu bahwa tanpa udara burung-burung tak dapat berterbangan apalagi untuk hidup, dan bahwa burung-burung itu tidak dapat hidup atau terbang melampaui lapisan Atmosfer bumi. Langit ini adalah langit pertama, karna ia yang terdekat dengan bumi kita ini. Langit inilah yang akan musnah ketika Tuhan Yesus kembali. “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.” (2 Petrus 3:10).
Langit yang ke-2 menunjukkan tempat bintang-bintang, planet-planet, gugusan-gugusan bintang, dan galaksi-galaksi. Ketika Allah menciptakannya dan menempatkan juga di cakrawala/langit (Keluaran 1:14-19) “Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat”. Langit yang manakah? Samakah dengan atmosfer tempat kehidupan burung-burung? Jika kita bandingkan dengan Mazmur 19:2 “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” Keduanya (langit dan cakrawala) dapat mempunyai pengertian yang pararel, tapi tampak kedunya mempunyai perbedaan yang spesifik. Yang satu menyatakan kemuliaan Allah sedangkan yang lain memberitakan pekerjaan tangan-Nya. Untuk dapat dijelaskan dengan sederhana sebagai berikut—Kemuliaan Allah adalah Tabiat, karakter atau keperibadian Allah (Keluaran 33:18-23; 34:5-7). Tabiat/sifat Allah adalah Kasih yang terjabarkan dalam Hukum-Hukum-Nya yang membawa kebahagiaan bagi manusia Mazmur 89:15 “Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu”. Disini kita melihat bahwa itu berperaturan (Allah) dan menghendaki adanya ketertiban dan keteraturan 1 Korintus 14:35,40 “Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.” Hal ini identik dengan hukum-hukum Allah yang mengatur pergerakan/peredaran semua benda-benda luar angkasa sehingga berlangsung tertib, serasi dan harmonis. “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya.” (Mazmur 8 :4,5). “Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau.” (Mazmur 119:91). “ Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang! Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta. Dia mendirikan semuanya untuk seterusnya dan selamanya, dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar .”(Mazmur 148:3-6).
—Allah adalah pencipta segala yang ada baik yang hidup maupun benda mati. Ini adalah sebuah kenyataan yang walaupun sejak semula dibantah oleh para ilmuwan tetapi justru oleh penelitian mereka yang terus menerus mereka harus mengakui adanya Allah Roma 1:19,20 “ Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.” (Ayub 12:7-10).
Dengan demikian jelas bahwa langit yang kedua adalah tempat semua benda-benda ruang angkasa luar, yang menceritakan kemuliaan Allah.
Sedangkan langit yang ke-3 tidak lain adalah Firdaus atau surga tempat Tahkta Allah. Ketika menyinggung hal ini Rasul Yohanes mengemukakan bahwa :”… pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.” (Wahyu 2:7b). “ Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Wahyu 22:1-5). Jelas bahwa itulah surga.
Selanjutnya Rasul Paulus menuliskan menuliskan: “supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga.” (Efesus 3:10). Sekali lagi dalam ayat ini kata surga lebih tepat diterjemahkan dengan langit seperti terjemahan NKJV atau terjemahan-terjemahan lainnya. Sebab disorga tidak ada penguasa lain atau pemerintah yang lain selain Allah-Bapa dan Anak-Tuhan Yesus Kristus sementara para malaikat adalah hamba-hamba-Nya (Wahyu 19:10; Dan 7:9,10; Matius 4:11; Lukas 1:11; Ibrani 1:7,14; Mazmur104:4). “ Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” “Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.” “Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.” “ Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.” “7 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: “Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api. Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: “Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api?” “yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu”. Dengan demikian disini berarti bahwa melalui jemaat sebagai Media—Allah menyatakan rahasia kasih-Nya kepada seluruh jagad raya baik baik kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di langit termasuk para malaikat-Nya di sorga “…tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.”(1 Korintus 4:9). Dengan demikian jika kit abaca dengan teliti ayat-ayat berikut (Efesus 1:10,21; 3:10,15; 4:10; Filipi 2:9-11; Kolose 1:16,20; 2:10), jelas sekali bahwa ada kehidupan di alam semesta ini selain yang berada di planet yang kita huni. Pengertian ini akan semakin jelas jika kita telah memahami tentang cara Allah mengatasi dosa sejak mula hingga pemusnahan terakhir.
Roh Nubuat Membuktikan
“Dunia ini hanyalah sebuah atom kecil tetapi penghuninya begitu diperhatikan Allah, dan walaupun dunia kecil yang telah jatuh kedalam dosa ini ia lebih berharga pada pandangan-Nya daripada 99 yang tidak tercerai-berai.” (Buku Renungan Pagi ‘Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan’, p. 343;
Dalam bintik dunia ini semesta alam menunjukkan perhatian terbesar; karna Kristus telah membayar harga yang kekal bagi jiwa-jiwa dan penduduknya.” (PPTY P.124).
“Dengan perhatian yang besar DUNIA-DUNIA yang tidak jatuh kedalam dosa telah memandang hendak melihat Tuhan Hua bangkit, lalu menyapu bersih segala penduduk dunia.” (KSZ l, p. 33).
“Dunia kita yang kecil ini, yang akibat laknat dosa merupakan satu-satunya noda hitam di alam semesta ciptaan-Nya yang mulia itu, akan dimuliakan melebihi SEGALA DUNIA LAIN yang ada di semesta alam Allah.” (KSZ l, p. 22).
“Segenap sorga dan DUNIA-DUNIA YANG TIDAK JATUH telah menyaksikan pertentangan itu…oh, pemandangan yang menakutkan!….Alangkah ngerinya pemandangan itu bagi semesta alam.” (KSZ 2, P. 393).
“DUNIA YANG TIDAK JATUH dan malaikat-malaikat sorga telah memperhatikan dengan perhatian besar ketika pertentangan itu hampir berakhir.” (KSZ 2, P.325).
Kesimpulan :
- Dunia kita hanya satu diantara sejumblah dunia/planet yang berpenduduk di jagad raya ini.
- Dunia ini merupakan satu-satunya TITIK NODA yang mengotori semesta alam ciptaan Allah.
- Di dunia/planet-planet lainnya terdapat kehidupan seperti kehidupan leluhur kita yang pertama sebelum mereka jatuh kedalam dosa.
- Dunia kita merupakan pusat perhatian dan kasih Allah serta semesta alam dan akan dimuliakan melebihi dunia-dunia lainnya di seluruh jagad raya.
- Segala sesuatu yang terjadi dalam dunia kita ini menjadi TONTONAN hikmat dan kasih Allah bagi alam semesta.