Thursday, November 21, 2024
Google search engine
HomePeristiwa AkhirZamanKemajuan TeknologiBayi Tabung dari DNA 3 Orang

Bayi Tabung dari DNA 3 Orang

[AkhirZaman.org] Fertilisasi in-vitro adalah teknik terbaru dari dunia medis untuk memiliki anak melalui program bayi tabung. Di Inggris, para anggota majelis tinggi perlemen saling berdebat selama lebih dari tiga jam untuk memutuskan apakah metode terbaru dari bayi tabung ini akan diizinkan tidak.

Lalu apa sesunguhnya fertilisasi in-vitro ini sehingga menjadi pro-kontra di antara para anggota majelis tinggi parlemen di Inggris? Ini adalah metode terbaru untuk memiliki bayi tabung dengan ‘tiga orangtua’ karena bayi-bayi yang dilahirkan adalah hasil dari embrio-embrio yang dimodifikasi secara genetis, dengan mendapatkan DNA-nya dari seorang ibu, seorang ayah dan dari donor perempuan.

Inggris-lah yang akan menjadi negara pertama yang melegalkan teknik bayi tabung “tiga orangtua” yang menurut pada dokter akan mencegah beberapa penyakit keturunan yang tidak dapat disembuhkan. Terlihat menarik memang, dan terkesan akan menekan angka kelahiran bayi cacat.

Para ahli medis beralasan bahwa hal ini dirancang untuk membantu keluarga-keluarga yang memiliki penyakit mitokondria, kondisi tak terobati yang diwariskan dari garis ibu dan mempengaruhi sekitar satu dari 6.500 anak-anak di seluruh dunia.

Mungkin ada banyak keluarga di Inggris yang senang dengan kemajuan di dunia medis ini, namun tentunya Tuhan melihat dengan penuh kesedihan karena ini adalah upaya memiliki “bayi rancangan manusia.” Manusia mulai mengambil hak mencipta yang adalah milik Allah!

Yesus mengatakan bahwa pada hari-hari terakhir sebelum kedatangan-Nya, dunia ini akan mengulangi masa seperti zaman nabi Nuh. “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:37). Apa maksudnya?

Pada zaman Nuh adalah suatu masa di mana dunia ini dihancurkan oleh air bah karena kejahatan manusia yang memuncak. “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” (Kejadian 6:5, 6).

Kitab Kejadian memberikan gambaran sekilas kepada kita bahwa di zaman nabi Nuh hidup, kecenderungan hati dari manusia yang hidup di zaman itu cenderung untuk menghasilkan kejahatan semata-mata. Sehingga dalam bahasa manusia, Alkitab menggambarkan bahwa “Tuhan menyesal” karena manusia yang diciptakannya semakin giat dalam kejahatannya.

Apa yang Yesus gambarkan tentang keadaan manusia di zaman nabi Nuh? “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera.” (Matius 24:38). Saudara, Yesus menggambarkan bahwa orang-orang yang hidup di zaman sebelum datangnya air bah hidup dengan normal dan sewajarnya. Mereka makan dan minum, kawin dan mengawinkan. Tetapi sekali lagi mari kita kembali kepada apa yang dikatakan dalam kitab Kejadian mengenai apa yang menyebabkan Tuhan menghukum mereka dengan air bah. Alkitab mengatakan bahwa “segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” (Kejadian 6:5).

Bisakah Anda merenungkan tentang apa yang dilakukan oleh orang-orang jahat ini dalam makan dan minum, serta dalam hal kawin dan mengawinkan? Apakah mungkin mereka makan dan minum seperti yang yang orang takut akan Tuhan lakukan? Apakah mereka akan kawin dan mengawinkan seperti yang nabi Nuh dan keluarganya praktikkan? Saya percaya bahwa Nuh adalah orang yang menghormati lembaga pernikahan sehingga tidak ada kejahatan yang dilakukannya dalam kehidupan pernikahannya. Jika dia melakukan dosa dalam pernikahannya, sudah barang tentu dia akan turut dihukum Tuhan oleh air bah.

Namun bagaimana dengan kebanyakan orang di zaman Nuh dalam menjalankan kehidupan perkawinan mereka? Yang pasti kehidupan perkawinan mereka tidak berkenan di hadapan Allah karena sekali lagi “segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.”

Saudara, sebagai orang Kristen tentunya kita percaya bahwa manusia bukanlah produk evolusi. Kita adalah karya kreativitas Tuhan yang penuh kasih. Namun mungkin Anda bertanya: Bagaimana dengan tulang-belulang yang ditemukan yang diyakini sebagai tulang-belulang manusia purba yang diyakini oleh banyak pihak adalah bentuk manusia sebelum berevolusi menjadi manusia yang sempurna seperti kita sekarang?

Jika kita mau mencari suatu waktu yang paling tepat mengenai kapan periode kehidupan dari makhluk yang rangka tulangnya telah ditemukan dan diyakini sebagai manusia purba itu, maka sangat mungkin mereka hidup pada zaman sebelum air bah. Tulang-belulang yang diyakini oleh banyak orang sebagai rangka manusia purba itu sangat mungkin adalah rangka dari makhluk hasil rekayasa genetis dari orang-orang jahat yang hidup di zaman air bah.

Anda mungkin bertanya: Bagaimana mungkin itu terjadi pada zaman Nuh? Saudara, mereka adalah orang-orang cerdas karena menuruni kemampuan fisik Adam, dan di saat bersamaan kecenderungan hati mereka menghasilkan kejahatan. Mungkin pada zaman itu belum ada kemajuan teknologi di dunia medis, namun Alkitab mencatat pada zaman itulah Allah mebinasakan dunia oleh karena dosa sehingga hanya menyisakan Nuh dan tujuh anggota keluarganya sebagai makhluk yang tetap hidup.

Saudara, mungkin Anda ragu dengan kenyataan yang ada di masa orang-orang yang hidup sebelum air bah (di zaman nabi Nuh). Tetapi sekali lagi, mereka adalah orang-orang yang hatinya cenderung membuahkan kejahatan. Dan jika Yesus mengindikasikan bahwa kehidupan kawin dan mengawinkan mereka yang hidup sebelum air bah sebagai sesuatu yang patut kita pelajari supaya sebagai umat Tuhan kita tidak mengulanginya, maka sudah barang tentu kehidupan perkawinan mereka tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Namun bagaimana dengan kehidupan manusia zaman sekarang jika kita hubungkan dengan lembaga pernikahan? Bukankah ‘kumpul kebo’ dan seks bebas dapat kita temukan di mana-mana? Bukankah perselingkuhan dalam pernikahan hampir setiap hari muncul sebagai berita di media masa?

Lalu bagaimana dengan program bayi tabung? Itu bukanlah cara yang berkenan di mata Tuhan.

Kita tentu rindu memiliki bayi yang sehat dan tidak cacat, tetapi apakah bayi tabung adalah solusi yang Alkitabiah? Ketika kepada Adam dan Hawa Allah berfirman, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi” (Kej. 1:28), apakah dimaksudkan sebagai izin bahwa ribuan tahun kemudian kita melakukannya dengan bayi tabung? Ada banyak cara yang kita lakukan tanpa disadari sebagai bentuk penghujatan kepada Tuhan.

Fertilisasi in-vitro, program bayi tabung dengan tiga orangtua (seorang ibu, ayah, dan dari donor perempuan) adalah upaya mendapatkan bayi dengan rancangan manusia. Mengapa? Karena bayi-bayi yang dilahirkan adalah hasil dari embrio-embrio yang dimodifikasi secara genetis.

Ketika manusia melakukan modifikasi secara genetis maka itu sama halnya dengan upaya manusia untuk menyamakan diri-Nya dengan Tuhan Sang Pencipta. Alkitab mengatakan setiap upaya untuk menyamakan diri dengan Allah adalah sebagai bentuk penghujatan kepada Allah (Yoh. 10:33).

Bila kita hubungkan fertilisasi in-vitro dengan kedatangan Tuhan, maka itu hanyalah menunjukkan nubuatan kedatangan Yesus segera akan tergenapi. Alkitab mengatakan, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan (dan tentunya orang jahat melakukannya dengan tidak wajar), sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:37-39).

Yesus mengatakan bahwa apa yang akan terjadi sebelum kedatangan Tuhan kedua kali adalah pengulangan untuk apa yang pernah terjadi di masa lalu pada zaman Nuh. Iblis begitu cerdik. Pada zaman sekarang Dia bisa menggunakan berbagai cara (termasuk kemajuan teknologi) untuk melaksanakan penipuannya sehingga berhasil menipu sebagian besar manusia untuk tidak menyadari dosa sebagai dosa sebagaimana dia telah berhasil melakukannya pada zaman Nuh. Inilah yang Yesus nubuatkan ketika Dia berkata, “mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:29).

“Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.” (Yak. 4:7-10).

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?