Friday, April 19, 2024
Google search engine
HomeUncategorizedAPAKAH KETELANJANGAN ITU SOPAN?

APAKAH KETELANJANGAN ITU SOPAN?

[AkhirZaman.org] Pertanyaan tentang pakaian barangkali telah menjadi wilayah yang paling peka dalam menarik garis batas atas dasar prinsip Alkitab. Sebagian bahkan telah membuat kesalahan dalam penerapan tentang pembenaran oleh iman dan telah mengambil posisi bahwa setiap perbincangan tentang perilaku lahiriah adalah penyangkalan legalis terhadap pembenaran yang telah dikaruniakan oleh Kristus.

Apakah perkara ini pantas mendapatkan pengamatan-pengamatan khusus? Apakah ini terlalu ditekankan secara berlebihan? Berapa banyakkah buku telah dikeluarkan oleh gereja yang menekankan perkara ini? Tidak ada seorangpun yang dapat mengatakan bahwa itu telah terlalu dilebih-lebihkan. Hampir tidak ada suatu traktat atau leaflet yang menyampaikan masalah ini, dan sedikit buku-buku kita memberikan pengakuan yang menghargainya sebagai suatu masalah kerohanian.

Apakah ini suatu masalah kerohanian? Dengarkanlah pernyataan ini dari Testimonies for the Church, Vol. 4, hlm. 647: “MODE PAKAIAN ADALAH MERUSAK INTELEK DAN MEMAKAN HABIS KEROHANIAN UMAT KITA. Penurutan kepada gaya berpakaian sedang meliputi gereja-gereja, dan berbuat lebih banyak dibandingkan kuasa lain apapun untuk memisahkan umat dari Tuhan.” Jikalau ini dikatakan sebagai masalah berpakaian sejak lebih dari seratus tahun yang lalu, apakah yang dapat dikatakan tentang hal ini di zaman uniseks, bikini dan topless ini?

Meskipun rok mini datang dan pergi di panggung gaya busana, akan selalu ada unsur ketelanjangan di dalam gaya-gaya yang ada yang perlu diketahui sebagai sesuatu yang tidak sopan dan tidak Kristiani. Kecuali ada orang yang berdalih dengan kata “kesopanan”, marilah kita tidak mencoba mendefinisikannya secara tepat di sini. Namun tidak akan ada perdebatan tentang kenyataan bahwa segala sesuatu yang dapat menyakiti sesama Kristen adalah salah. Dan tentulah segala jenis pakaian yang menyebabkan saudara pria kita berbuat dosa haruslah dikelompokkan sebagai yang salah.

Lalu marilah kita cukup jujur untuk mengakui bahwa tubuh manusia yang terbuka adalah sangat mampu memicu dosa baik dalam pikiran maupun tindakan. Terlalu banyak yang telah dilakukan dengan keluguan terhadap masalah ketelanjangan yang semakin menjamur. Inilah saatnya untuk berbicara secara terang-terangan sehingga baik pria maupun wanita memahami sifat sesungguhnya dari kejahatan ini.

Ann Landers menerbitkan surat ini di dalam kolomnya pada sa-at puncak demam rok mini beberapa tahun yang lalu:

“Ann Landers Yang Terhormat,

“Ini adalah sebuah pesan dari seorang pria tua yang kotor—usia 22 tahun. Saya adalah mahasiswa tingkat tiga sebuah perguruan ting-gi dan sudut pandang yang saya sampaikan di sini mencerminkan pemikiran banyak lelaki. Tidak ada yang begitu menggelikan seperti seorang gadis mengenakan rok mini setinggi paha, duduk di sebuah kursi atau sofa, menarik-narik roknya, berusaha menariknya turun untuk menutupi status kehormatannya. Wajahnya memerah dan bertanya dengan mata sebesar alas cangkir, “Apakah duduk saya sudah baik?” Atau, “Apakah ada yang kelihatan?”

“Jikalau mereka tidak ingin menunjukkan apapun, mengapa mereka tidak membeli rok dengan lebih banyak bahan? Lebih dari sekali saya mendapatkan pandangan tajam yang marah karena saya ketahuan memelototi.

“Tolong katakan kepada Si Pura-pura Besar itu yang berpura-pura bahwa cemoohan menjauh daripadanya. Alasan mengapa mereka keluar setengah telanjang adalah karena mereka ingin menciptakan sedikit kegelisahan. Katakan kepada mereka bahwa tindakan itu seharusnya dibatalkan ketika mereka menerima garis batas yang meninggi dan berkata ‘menuju Kekosongan’ secara sopan.”

Banyak wanita telah mengabaikan kritik tentang rok pendek mereka dengan menyalahkan segala sesuatunya pada pria tua yang kotor dengan pikiran-pikiran jahat mereka. Namun apakah itu kesalahan yang mendasar? Beberapa bulan yang lalu saya menerima sebuah panggilan telepon ketika sedang mengadakan rangkaian penginjilan di negara bagian Texas. Seorang tukang potong rambut yang mendengarkan acara radio harian saya, ingin mengadakan wawancara pribadi di ruang penginapan saya. Sebagai seorang penganut Katolik ia merasa tidak bebas untuk menghadiri pelayanan umum tersebut, namun ia menyatakan di dalam telepon bahwa ia sangat memerlukan nasihat rohani.

Pria ini ternyata adalah seorang lelaki Kristen yang baik. Ia mengatakan keinginan besarnya untuk diselamatkan dan menghidupkan suatu kehidupan yang saleh. Kemudian ia membukakan masalahnya. Wanita-wanita dengan mengenakan rok mini masuk ke dalam salonnya hari demi hari. Ia berdoa dan bergumul agar pikirannya tetap murni. Dengan penuh air mata ia bertanya kepada saya, “Apakah Tuhan akan membinasakan saya karena saya tidak selalu dapat memelihara akan pikiran saya bersih dan kudus? Tolong katakan apa yang harus saya lakukan. Saya ingin selamat dan saya ingin menjaga agar pikiran saya tertuju kepada Tuhan, namun bagaimanakah mungkin saya melakukannya dengan wanita-wanita berpakaian sebagian di hadapan mata saya?

Saya kasihan kepada tukang potong rambut ini. Ia sedang bertempur dengan masalah yang sama yang harus dihadapi oleh setiap pria dan pemuda Kristen. Ini tidak hanya berlaku bagi “pria tua yang kotor.”Setiap pria,wanita, dan anak-anak di dunia memiliki sifat daging dari sejak lahir. Namun pria bergumul untuk menjaga agar pikiran tetap lurus didasarkan lebih dari sekedar sifat daging. Ini berakar dari kenyataan bahwa Tuhan menciptakan pria dengan rancangan seksual yang sama sekali berbeda dengan wanita.

Tuhan menjadikan pria pada mulanya dengan sifat seksual yang amat peka sehingga dapat dengan mudah dibangkitkan melalui PANDANGAN atas ketelanjangan wanita. Di lain pihak, wanita diciptakan dengan sifat seksual yang tidak begitu mudah dibangkitkan, khususnya melalui PANDANGAN. Ia dijadikan lebih memberi tanggapan terhadap sentuhan dan kelembutan. Seksualitasnya yang lebih halus dapat dibangkitkan melalui perhatian fisik yang terlibat dalam pertalian suami istri.

Tuhan memberikan pria dengan sifat seks yang emosional dengan tujuan menjadikan perkawinan lebih menyenangkan dan bahagia. Suami hendaklah yang lebih agresif di dalam hubungan. Di dalam rencana Tuhan yang indah, instink seks dari suami dan istri dapat dibangkitkan secara sah. Namun ingatlah ini: Tuhan tidak pernah bermaksud bahwa emosi seks pria dirangsang di luar kamar pernikahan. Dan untuk melindunginya, Tuhan meletakkan di dalam wanita suatu sikap hati-hati kesopanan yang halus, sehingga ia tidak akan memamerkan tubuhnya kecuali kepada suaminya sendiri.

Rencana itu sempurna, namun itu telah dirusakkan di satu wilayah. Setan telah berhasil menghancurkan hingga taraf yang besar kesopanan yang sudah menjadi pembawaannya, yang dengannya Sang Pencipta mengaruniakan kewanitaannya. Di bawah kutukan pelanggaran yang semakin berkembang, WANITA TELAH MELEMPARKAN BATASAN-BATASAN MORAL. Ketelanjangan yang tanpa malu-malu atau pakaian setengah telanjang yang provokatif telah menjadi norma gaya berpakaian yang diterima. Di setiap sisi, orang Kristen, dan bukan Kristen, dipaksa untuk melihat pemandangan ketelanjangan yang sama sekali asing dalam rencana mula-mula Sang Pencipta.

Apakah yang telah menjadi akibat dari keteraturan segala sesuatu yang telah dibelokkan? Ini telah menghasilkan suatu masyarakat yang telah dirasuki oleh seks yang kualitas-kualitas moralnya sama dengan zaman pra-Air Bah. Yesus berkata, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Matius 24:37. Dan bagaimanakah keadaan di zaman Nuh yang akan diulang di akhir zaman? Kejadian 6:5 mengatakan bahwa, “segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.”

Kita hanya perlu melihat keadaan yang menyedihkan dari media hiburan dan komunikasi saat ini untuk mengetahui betapa nubuatan ini telah digenapi sepenuhnya. Pornografi telah dilegalkan. Saluran-saluran televisi disesaki oleh seks yang cabul, baik secara terbuka maupun tersamar. Dunia iklan, dan bahkan komentar berita harian, diperciki dengan keprofanan dan perkataan ganda yang mengarah. Imajinasi manusia modern tampaknya terobsesi dengan topik seks, seringkali menyimpang dan berbelok. Homo-seksualitas bukan saja menerima keberadaan penuh toleransi yang diinginkannya, melainkan telah memperoleh pengakuan oleh mayoritas psikiatri sebagai perilaku seks yang normal. Para wanita yang tereksploitasi dalam kejahatan ini tampaknya tidak mengerti dampak besar apa yang sesungguh dihasilkan oleh hal itu. Akan tetapi ketidak sadaran itu tidaklah berarti arti bahwa itu kebetulan, bahwa tidak ada oknum yang yang bertanggung-jawab yang sengaja mempropagandakannya sehingga menjadi suatu pujian bagi setan.

Dan bagaimanakah dengan orang-orang Kristen yang dikelilingi oleh pemujaan kepada daging ini? Sayangnya, ini tidak ditinggalkan di luar pintu-pintu gereja. PERLAHAN-LAHAN DUNIA MASUK KE DALAM GEREJA. Sedikit demi sedikit PEMANDANGAN LUTUT DAN PAHA bahkan di dalam bait suci mulai DITOLERANSI. Rasa kemarahan menghilang SEMENTARA KITA MENJADI BIASA DENGAN PAMERAN MINGGUAN TERSEBUT DAN AKHIRNYA MERASA NYAMAN DENGAN PEMANDANGAN SATANIS ITU.

Bagaimanakah dengan pria-pria Kristen yang sifat seks alamiahnya adalah begitu mudah dipengaruhi oleh ketelanjangan? Apakah mereka menanggapi rangsangan luar itu dengan memikirkan pikiran jahat dan melakukan perzinahan mental? Melalui kasih karunia Tuhan orang-orang Kristen yang sejati dapat memegang kemenangan, bahkan terhadap kuasa imajinasi hati. Melalui penyerahan dan doa setiap orang dapat menuntut kuasa pikiran yang murni, akan tetapi gaya berpakaian telanjang menjadikannya sebuah pergumulan yang berkali-kali lebih berat.

Yesus menjelaskan bahwa pria lebih mudah digiring ke dalam pemikiran yang salah. Ia berkata, “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Matius 5:27, 28.

Dan apakah yang dapat dikatakan tentang wanita yang mengenakan pakaian sedemikian sehingga mereka merangsang pemikiran seperti ini? Mereka sama bersalahnya di mata Tuhan. Dengan alasan inilah tidak ada wanita Kristen yang sejati, yang memahami akibat dari perbuatan seperti itu, akan mengenakan pakaian yang terbuka yang menciptakan nafsu-nafsu yang haram tersebut. Sementara rok semakin naik inci demi inci di atas lutut, iklim dosa diciptakan. Bagi lelaki daging, yang tidak memiliki kuasa Injil di dalam kehidupannya, tidak ada kesempatan apapun untuk menahan pencobaan ini. Setiap rok mini sama halnya juga dengan pakaian yang terbuka dibagian dada adalah bahan bakar yang memicu pikiran untuk memikirkan perkara-perkara yang paling rendah yang dapat dipikirkan sifat daging. WANITA KRISTEN SEHARUSNYA TIDAK BOLEH TERLIBAT DALAM DAYA PIKAT SEPERTI INI.

Sesungguhnya, hukum terbesar kedua Yesus akan dilanggar dengan perbuatan seperti itu. Kristus berkata, “Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”Bagaimanakah mungkin seorang wanita mengenakan pakaian yang dirancang untuk menyebabkan suami tetangganya melakukan perzinahan mental, dan tidak bersalah melanggar hukum kasih? Akankah ia mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri jikalau ia dengan sengaja melakukan sesuatu yang menyebabkan suami tetangganya melakukan dosa terhadap istri dan terhadap Tuhannya?

Di sini kita berbicara tentang tindakan-tindakan yang menyebabkan orang lain berdosa. Masalah-masalah moral terlibat secara langsung di sini. Kita dinasihatkan untuk menutup setiap pintu pencobaan.

“Teladan dan pengaruh kita haruslah menjadi suatu kuasa di sisi reformasi. Kita harus berhenti dari setiap praktek yang akan menumpulkan hati nurani atau mendorong pencobaan. Kita tidak boleh membuka pintu yang akan memberikan Setan jalan masuk kepada pikiran seorang manusia yang dibentuk di dalam citra Allah.” Testimonies for the Church, Vol. 5, hlm. 360.

Karena reaksi wanita terhadap ketelanjangan adalah begitu berbeda dengan pria, WANITA SERINGKALI MENGECILKAN ARTI MASALAH KEROHANIAN YANG SEDANG KITA BICARAKAN DI SINI. Terlalu sering sikap mereka adalah bahwa pria seharusnya menggunakan lebih banyak kuasa menguasai diri dan mengalahkan citra-citra mental mereka. Dalam hal ini, mereka sama sekali gagal memahami perbedaan penting yang Tuhan Sendiri letakkan di dalam sifat pria. Sifat alamiah tidak dapat dibalik oleh usaha atau ketetapan manusia. Ini dapat dikontrol melalui komitmen Kristen sepenuhnya, namun wanita Kristen harus mengerti kodrat ini untuk dapat bekerja sama dalam menutup setiap pintu jiwa menuju pencobaan.

“Satu-satunya keamanan kita adalah dilindungi oleh perisai kasih karunia Tuhan setiap saat, dan tidak mengenakan mata rohani kita sendiri sehingga kita akan menyebut kejahatan sebagai kebaikan, atau kebaikan sebagai kejahatan. Tanpa keraguan atau penolakan, kita harus menutup dan menjaga jalan-jalan masuk jiwa terhadap kejahatan. Dibutuhkan usaha untuk memelihara kehidupan kekal. Hanyalah melalui usaha-usaha yang penuh ketekunan dan panjang, disiplin yang ketat, dan pertentangan yang kencang, maka kita akan menjadi pemenang-pemenang.” Testi-monies for the Church, vol. 3, hlm. 324.

Barangkali kita dapat memahami secara lebih baik tentang cara Setan beroperasi saat ini jikalau kita mengingat beberapa manuver kunonya di masa lalu. Dalam 1 Korintus 10 kita membaca bahwa pengalaman bangsa Israel kuno dituliskan untuk memberikan kita nasihat dan teladan. Disebutkan ketika mereka meninggalkan Mesir, melakukan perjalanan di padang belantara, dan masuk ke tanah perjanjian. Ada kesejajaran langsung antara umat Tuhan pada masa itu dan umat Tuhan masa kini.

Kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa serangan terakhir atau serangan menang atau kalah dari Setan terhadap Israel adalah menghalangi mereka agar tidak masuk ke tanah pernjanjian melibatkan pertemuan haram di Baalpeor. Wanita Moab kafir yang tidak bermoral merubungi kemah-kemah Israel dengan kebebasan penuh sukaria dan menyebabkan ribuan pria Israel jatuh ke dalam dosa. Tuhan menggambarkan kejadian itu sebagai berikut: “Sebab mereka telah melawan kamu dengan daya upaya yang dirancang mereka terhadap kamu dalam hal Peor.” Bilangan 25:18.

Bukankah ada kesejajaran yang mengherankan dengan cara Setan berusah menghalangi Israel modern agar tidak memasuki Kanaan surgawi? MELALUI TIPU MUSLIHAT KEBEBASAN SEKS YANG DIDORONG OLEH KETELANJANGAN YANG MEMALUKAN, USAHA TERAKHIR TELAH DILUNCURKAN UNTUK MEMBELOKKAN INTEGRITAS MORAL GEREJA TERAKHIR. Di dalam bala penghakiman yang menyapu kemah bangsa Israel, 24.000 ORANG MATI—24.000 PRIA yang dikuasai oleh kecantikan eksotis dari wanita-wanita pemikat, dan kehilangan kesempatan istimewa untuk memasuki tanah perjanjian.

Berapa ribu orangkah dari umat Tuhan hari ini yang akan dipikat dan dibinasakan oleh pengulangan dari hafsu daging seperti itu? Paulus, setelah menceritakan kembali peristiwa tragis di Baalpeor menyerukan: “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” I Korintus 10:11, 12.

Tidak ada seorang pria atau wanitapun yang dapat menyombongkan diri dengan kekuatan besar terhadap keglamoran yang meresap dari zaman duniawi ini. Sama seperti indera kita diperangkap oleh kecantikan Moab yang menyerbu ke dalam kemah bangsa Israel, demikianlah rumah-rumah Israel modern diserbu oleh pikatan yang gemerlapan dari ketelanjangan dan kedagingan di dalam TELEVISI yang penuh warna. BANYAK orang yang mengira mereka dapat bertahan ternyata telah berkompromi dan bahkan tidak menyadarinya.

Parade tanpa pakaian dari gaya dan busana terakhir juga telah memecahkan pertahanan rohani banyak orang di dalam gereja. Hanya waktu dan kekekalan yang akan membukakan berapa banyak pikiran yang telah menyerah kepada bujuk rayu sensual dari gaya berpakaian yang tidak sopan. Kita heran apakah Baalpeor itu lebih berani dalam serangan yang disengaja terhadap moral bangsa Israel. Perhatikanlah bualan terbuka Mary Quant, si penemu rok mini. Perancang mode ini menyatakan bahwa karya ciptanya adalah untuk tujuan menjadikan seks (yang haram) semakin tersedia di sore hari. Dalam sebuah wawancara ia ditanya wanita masa kini ingin menjadi seperti apa, dan ia menjawab: “Seorang makhluk seks. Ia memamerkan seksualitasnya sebagai ganti usaha malu-malu untuk menyembunyikannya. Hari ini ia berpakaian dan berkata: “Aku seksi. Aku suka lelaki. Aku menikmati kehidupan.'” Kemudian ia membuat pernyataan yang berani ini: pakaian-pakaian mini adalah lambang dari gadis-gadis yang ingin memikat lelaki itu.”

Kita mengira bahwa bangsa Israel itu lugu dan bodoh sehingga jatuh ke dalam intrik seksual yang cerdik dari Bileam di masa lalu, namun apakah yang dapat kita katakan bagi RIBUAN WANITA GEREJA YANG DENGAN SEMANGAT MENGENAKAN ROK MINI MEREKA mengingat pengakuan Mary Quant? Dan apakah yang telah dilakukan gereja dan para pria yang mengangggap tidak bodoh seperti puluhan ribu pria Israel dahulu yang binasa karena jerat yang sama?

Salah satu bukti awal dari penguasaan Setan adalah pencopotan pakaian. Kita memiliki buktinya di dalam Lukas 8 di mana seorang pria yang dirasuki roh jahat dirantai di kuburan Gadara. Alkitab menceritakan dia sebagai, “orang itu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian.” Lukas 8:27. Kemudian setelah ia dibebaskan dari satu legiun roh jahat, ia diceritakan sebagai “duduk di kaki Yesus; ia telah berpakaian dan sudah waras.” Ayat 35. Jelaslah tindakan pertamanya setelah dibebaskan dari kuasa Setan adalah mengenakan lagi pakaiannya. Dan implikasinya yang jelas adalah bahwa ORANG-ORANG YANG KEHILANGAN KENDALI AKAN PIKIRANNYA YANG AKAN PERGI BERKELIARAN TANPA PAKAIAN.

Dapatkan kita menyimpulkan bahwa kegilaan massal akan ketelanjangan barangkali disebabkan oleh kerasukan oleh iblis modern? Bukankah statistik tentang sakit mental dan emosional mendukung kesimpulan juga bahwa sejumlah besar orang-orang benar-benar sedang tidak waras? Dan orang-orang ini saat ini sedang dieksploitasi oleh para agen iblis di Holywood, penulis cabul, penganut sekte cabul, dan para perancang yang aneh pemuja setan.

Paul Harvey, seorang penulis koran terkemuka, mengutip kebetulan yang mengejutkan tentang statistik kejahatan dan mode telanjang. Daftar kejahatan di FBI menyatakan bahwa pemerkosaan dengan pemaksaan meningkat tajam hampir sejajar dengan naiknya batas rok. Konsensus para pejabat penegakan hukum di 50 negara bagian menyetujui bahwa ada suatu hubungan antara rok mini dan kejahatan seks. Pejabat penegak hukum yang menjawab pertanyaan, “Apakah rok pendek mengundang kejahatan seks? Sebanyak 91 persen menjawab mengiyakan. Pandangan itu disimpulkan oleh komandan divisi remaja di sebuah kota besar ketika ia mengatakan, “Beberapa kejahatan seks diperbuat oleh pribadi-pribadi yang dibangkitkan oleh persepsi indra mereka, dan rok-rok pendek sebagian gadis dapat memicu serangan seperti itu.”

Sebuah artikel koran dari Toronto, Kanada, mengakui bahwa polisi Kanada setuju dengan laporan AS: “91 persen polisi Toronto menganggap bahwa seorang wanita yang mengenakan rok mini yang terbuka akan lebih cenderung menjadi korban pemerkosaan daripada saudarinya yang lebih sopan,’ seorang pembicara dari kepolisian Toronto berkata pada hari Selasa. Sejak tahun 1964, tahun ketika rok mini diperkenalkan kepada pasar gaya busana wanita, pemerkosaan telah meningkat 68 persen di AS dan 90 persen di Inggris,” tulis The Law Officers, sebuah koran kepolisian. “Kostum yang dipendekkan tidak diragukan lagi adalah sebuah faktor di dalam pelanggaran terhadap wanita,” kata Sersan george Gough dari Toronto Morality Squad. “Ketika seorang gadis yang mengenakan rok mini diikuti oleh seorang pria setelah ia keluar dari kendaraan umum pada malam hari, tidak ada banyak keraguan lagi tentang apa yang menarik si pengganggu gadis itu.”

Dr. Luchenstein, seorang dokter di Penjara Tombs di Kota New York, bekerja dengan 170.000 narapidana selama periode 12 tahun. Ia mengatakan, “Yang disebut dengan kejahatan nafsu semakin me-ningkat secara mengejutkan dan akan berlanjut terus demikian… hing-ga penyebab utamanya dihilangkan. Ini, tampaknya menurut saya, adalah gaya berpakaian masa kini, yang, setidaknya, adalah tidak sopan. Pakaian yang tidak sopan memiliki pengaruh langsung terhadap dorongan kejahatan, betapapun lugunya orang yang mengenakannya.”

Kecuali ada yang menyimpulkan dari data ini bahwa jenis makhluk manusia pria adalah pion atau bidak dari dorongan-dorongan yang tidak dapat dikontrol, biarlah saya segera mengatakan bahwa setiap pribadi tetap bertanggung jawab kepada Tuhan atas dasar keputusan pribadinya. Setiap orang membawa tanggung jawab atas pengadilan tertinggi dan pilihan yang disengaja, tanpa ada alasan bagi pelanggaran akan hukum Tuhan.

Sesungguhnya, kita berdiri atau jatuh bukan karena dorongan pencobaan, melainkan karena tindakan pikiran yang disengaja untuk menurut kepada kebenaran atau menolaknya. Pengaruh pakaian yang provokatif secara terus menerus menang di dalam pikiran yang tidak dibentengi oleh Roh Kudus. Namun sebagai bangsa yang kudus, umat kepunyaan Tuhan yang telah dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib, kita harus memiliki pandangan yang tajam untuk tegas menolak segala bentuk jerat setan dengan demikian menghancurkan jembatan yang dibuat setan untuk membawa banyak orang kepada kebinasaan.

Disadur dari buku: Creeping Compromise (Kompromi Perlahan-lahan), New York: Homeward Publishing, “Apakah Ketelanjangan Itu Sopan?”, 2002.

By Joe Crews

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?