Friday, November 22, 2024
Google search engine
HomeKeluargaPelajaran KeluargaAnak-anak Peka Terhadap Teladan

Anak-anak Peka Terhadap Teladan

[AkhirZaman.org] Anak‑anak akan Meniru Orang Tua. Para bapa dan ibu, engkau adalah guru‑guru; anak‑anakmu adalah murid. Nada suaramu, pembawaanmu, rohmu ditiru oleh anak‑anakmu yang masih kecil.1

Anak‑anak meniru orang tua mereka; oleh sebab itu perhatian yang besar harus diadakan untuk memberikan kepada mereka teladan yang benar. Orang tua yang ramah dan sopan di rumah tangga, dan pada saat yang sama mereka itu tegas dan pasti, akan melihat sifat‑sifat yang sama ini nyata di dalam diri anak‑anak mereka. Jikalau mereka benar dan jujur, dan terhormat, anak‑anak mereka akan menjadi serupa dengan mereka dalam sifat‑sifat ini. Jikalau mereka menghormati dan berbakti kepada Tuhan maka anak‑anak mereka, yang dididik dalam cara yang sama itu, tidak akan lupa untuk melayani Dia juga.2

Di dalam keluarga, para bapa dan ibu harus selalu menampilkan di hadapan anak‑anak mereka teladan yang dikehendaki mereka agar dicontoh oleh anak‑anak. Mereka harus saling menyatakan satu terhadap yang lainnya sikap hormat dalam kata‑kata, dan raut wajah, dan perbuatan, Mereka harus menjelaskan kepada mereka bahwa Roh Kudus sedang mengendalikan mereka, dengan menampilkan kepada mereka tabiat Yesus Kristus. Kuasa untuk meniru kuat; dan pada masa kanak‑kanak dan masa muda, pada saat kesanggupan ini paling aktif, satu teladan yang sempurna harus ditunjukkan di hadapan anak‑anak muda. Anak‑anak harus mempunyai kepercayaan dalam orang tua mereka, dan dengan demikian akan mengambil pelajaran‑pelajaran yang ingin mereka tanamkan.3

Ajar Melalui Pengajaran dan Teladan. Ibu, dalam mendidik anak‑anaknya, berada di dalam sebuah sekolah yang terus‑menerus. Sementara mengajar anak‑anaknya, ia sendiri sedang belajar setiap hari. Pelajaran‑pelajaran yang  ia berikan kepada anak‑anaknya dalam pengendalian diri harus dipraktekkan dalam hidupnya sendiri. Dalam menghadapi pikiran dan perasaan anak‑anaknya yang berbeda‑beda itu, ia memerlukan satu pandangan yang tajam, kalau tidak, maka ia berada dalam bahaya terhadap salah sangka, dan bertindak secara sepihak terhadap anak‑anaknya. Ia harus mempraktekkan hukum kebaikan di dalam kehidupan rumah tangganya jikalau ia mau agar anak‑anaknya sopan dan manis budi. Dengan demikian mereka mengulang‑ulangi pelajaran‑pelajaran itu, oleh pengajaran dan teladan setiap hari.4

Para guru di sekolah akan berbuat sesuatu untuk mendidik anak‑anakmu, tetapi teladanmu akan berbuat lebih banyak daripada yang dapat dilaksanakan oleh cara yang lain‑lainnya. Pembicaraanmu, caramu mengurus usahamu, apa yang engkau suka dan apa yang engkau tidak suka, yang engkau nyatakan, semua ini akan menolong dalam membentuk tabiat. Pembawaan yang ramah, pengendalian diri, sikap tenang, kesopan santunan yang dilihat anak‑anak di dalam dirimu, akan merupakan pelajaran harian kepadanya. Sebagaimana halnya waktu, pendidikan ini akan berlangsung terus, dan kecenderungan daripada sekolah harian ini haruslah dimaksudkan untuk nenjadikan anakmu sebagaimana harusnya.5

Waspadalah agar engkau tidak bersikap kasar terhadap anak‑anakmu…. Tuntutlah penurutan, dan jangan biarkan dirimu berkata‑kata sembarangan kepada anak‑anakmu, oleh karena tindakan dan kata‑katamu adalah buku pelajaran mereka. Tolong mereka dengan lemah lembut dan dengan halus selama masa ini dalam kehidupan mereka. Biarlah sinar matahari kehadiranmu itu menjadi sinar matahari di dalam hati mereka. Anak‑anak lelaki dan perempuan yang sedang bertumbuh ini peka sekali perasaan mereka, dan dengan kekasaran engkau bisa merusak seluruh hidup mereka. Hati­hatilah, para ibu; jangan sekali‑kali memarahi, oleh karena hal ini tidak pernah menolong.6

Orang Tua Harus Menjadi Teladan Pengendalian Diri. Anak‑anak harus dijaga sedapat‑dapatnya dari keributan; oleh sebab itu ibu harus tenang dan tidak tergesa‑gesa, bebas daripada segala keributan dan ketergesa‑gesaan.

Ini adalah sebuah sekolah disiplin bagi dirinya sendiri sebagaimana bagi anak‑anaknya. Sementara mengajarkan kepada anak‑anaknya pelajaran­-pelajaran tentang penyangkalan diri, ia sedang mendidik dirinya sendiri untuk menjadi satu contoh kepada anak‑anaknya. Sementara dengan penuh perhatian ia mengerjakan tanah hati anak‑anak itu, agar supaya ia dapat menaklukkan kecenderungan alamiah yang berdosa itu, ia sedang memperkembangkan buah‑buah Roh itu dalam kata‑kata dan pembawaannya sendiri.7

Satu kemenangan yang diperoleh terhadap dirimu sendiri akan mendatangkan manfaat yang besar dan dorongan bagi anak‑anakmu. Engkau dapat berdiri di atas tanah yang lebih tinggi, sambil berkata, Saya adalah kebun Tuhan; saya adalah bangunan Tuhan. Saya menempatkan diri bawah tangan‑Nya untuk dibentuk sesuai dengan peta ilahi, agar saya bisa menjadi orang yang bekerja sama dengan Tuhan dalam membentuk pikiran dan tabiat anak‑anak saya sehingga akan lebih mudah bagi mereka berjalan pada jalan Tuhan…. Para bapa dan ibu, bilamana engkau dapat mengendalikan dirimu sendiri, maka engkau akan memperoleh kemenangan-kemenangan yang besar dalam mengendalikan anak‑anakmu.8

Buah‑buah Pengendalian Diri. Orang tua, setiap kali engkau kehilangan pengendalian diri dan berkata‑kata serta bertindak dengan tidak sabar maka engkau berdosa terhadap Tuhan. Malaikat pencatat itu menuliskan setiap kata yang diucapkan di hadapan mereka dengan marah dan terlanjur dalam cara yang tidak hati‑hati atau dalam senda gurau; setiap kata yang  tidak suci dan agung, ia catat sebagai satu noda dalam tabiat kekristenanmu. Berbicaralah dengan manis kepada anak‑anakmu. Ingatlah betapa pekanya dirimu itu, betapa tidak sabarnya engkau untuk menahan diri bilamana dipersalahkan, dan jangan letakkan di atas diri mereka apa yang engkau tidak dapat tanggung; oleh karena mereka itu adalah lebih lemah dari engkau dan tidak bisa menanggung beban yang sama. Buah‑buah daripada pengendalian diri, sikap memikirkan orang lain, dan kerja keras di pihakmu akan menjadi seratus kali ganda.

Biarlah kata‑katamu yang menyenangkan dan penuh kesukaan itu senantiasa menjadi seperti sinar matahari di dalam keluargamu.9

Jikalau orang tua menghendaki agar anak‑anak mereka menjadi baik dan berbuat yang benar, mereka sendiri harus benar dalam teori dalam perbuatan.l0

Anak‑anak Dipengaruhi oleh Pembawaan Orang‑orang yang Mengaku Diri Kristen. Ada anak‑anak orang‑orang yang memelihara hari Sabat yang sudah diajar untuk rnemelihara hari Sabat sejak masa muda mereka.  Beberapa dari antara mereka adalah anak‑anak yang sangat baik, setia  kepada tugas sehubungan dengan perkara‑perkara yang fana; tetapi mereka tidak mempunyai suatu keyakinan yang dalam tentang dosa dan tidak merasakan keperluan bertobat dari dosa. Orang‑orang seperti itu berada dalam keadaan yang berbahaya. Mereka sedang mengamat‑amati pembawaan serta usaha orang‑orang yang mengaku diri Kristen. Mereka melihat beberapa orang yang mengaku diri Kristen, tetapi bukan orang Kristen yang sesungguhnya, dan mereka memperbandingkan pandangan dan tindakan­-tindakan mereka dengan orang‑orang yang menjadi batu sandungan ini; dan oleh karena tidak ada dosa yang nyata di dalam hidup mereka, maka mereka memuji diri mereka sebagai orang‑orang yang hampir benar.11

Adalah oleh karena begitu banyak orang tua dan guru yang mengaku percaya akan Firman Tuhan sementara hidup mereka menyangkal kuasanya sehingga pengajaran Alkitab itu tidak mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap anak‑anak muda. Kadang‑kadang anak muda dituntun untuk merasakan kuasa firman itu. Mereka melihat keindahan kasih Kristus.

Mereka melihat keindahan tabiat‑Nya, kemungkinan‑kemungkinan daripada satu kehidupan yang diserahkan kepada pelayanan‑Nya. Tetapi mereka melihat kehidupan yang berbeda daripada mereka yang mengaku menghormati hukum‑hukum Tuhan.12

Orang Tua Harus MengatakanTidak” Terhadap Penggodaan. Ibu dengan tidak mengikuti kebiasaan‑kebiasaan dunia, engkau dapat menghadapkan kepada anak‑anakmu satu teladan tentang kesetiaan kepada Tuhan, jadi ajarlah mereka mengatakan “tidak.” Ajarkan anak‑anakmu tentang makna peraturan, “Jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut.” Tetapi jikalau engkau mau agar anak‑anakmu sanggup mengatakan tidak kepada penggodaan, maka engkau sendiri harus sanggup untuk mengatakan tidak. Sama perlunya bagi orang dewasa untuk mengatakan tidak, sebagaimana halnya bagi anak itu.13

 

Hidupkan Kelemah-lembutan. Orang tua, jadilah ramah dan lemah lembut terhadap anak‑anakmu, dan merekapun akan belajar lemah lembut. Marilah kita tunjukkan di dalam rumah tangga kita bahwa kita adalah orang‑orang Kristen. Saya menilai sebagai sesuatu yang tidak berharga pengakuan yang tidak dinyatakan di dalam kehidupan rumah tangga dalam  sikap ramah dan sabar dan kasih.14

 

Perhatikan Nada Suara Sebagaimana Juga Kata‑kata. Janganlah sepatah kata persungutan, kekasaran, atau yang penuh nafsu terlontar dari bibirmu. Anugerah Kristus menunggu permintaanmu. Roh‑Nya akan mengendalikan hati dan angan‑angan hatimu, sambil memimpin kata‑kata dan perbuatanmu. Jangan hilangkan kehormatan dirimu dengan kata‑kata yang terlanjur dan tidak dipikirkan. Pastikan bahwa kata‑katamu itu bersih, dan pembicaraanmu itu suci. Berikan kepada anak‑anakmu satu teladan dari apa yang engkau mau agar anakmu itu lakukan…. Biarlah selalu ada kata‑kata yang menyenangkan dan penuh damai, dan wajah yang berseri‑seri.15

Orang tua tidak pernah akan selamat dalam tindak sebagai diktator. Mereka tidak boleh menunjukkan roh seperti majikan, suka mengecam dan mencari‑cari kesalahan. Kata‑kata yang mereka ucapkan, nada dalam mana engkau berkata‑kata, merupakan pelajaran‑pelajaran bagi anak‑anakmu, bagi yang baik atau yang jahat. Para bapa dan ibu, jikalau kata‑kata kemarahan terlontar dari bibirmu, maka engkau sedang mengajar mereka untuk berkata‑kata dalam cara yang sama, dan pengaruh Roh Kudus  yang melembutkan itu tidak akan menghasilkan apa‑apa. Ketekunan dalam berbuat baik adalah perlu jikalau engkau mau melaksanakan tugasmu bagi anak‑anakmu itu.16

Orang Tua adalah Alat‑alat Tuhan dalam Membentuk Tabiat. Pikiran anak‑anakmu sedang dibentuk, kasih sayang dan tabiat sedang dibentuk, tetapi menurut pola apakah? Biarlah orang tua mengingat bahwa mereka adalah alat‑alat dalam transaksi‑transaksi ini. Dan bilamana mereka tidur di dalam kubur, maka pekerjaan yang telah mereka tinggalkan itu akan bertahan, dan akan memberikan kesaksian tentang mereka apakah itu baik atau jahat.17

Membubuhkan Peta llahi. Engkau harus memberikan petunjuk, mengamarkan, dan menasihati, sambil mengingat selalu bahwa wajahmu, kata‑katamu dan tindakanmu mempunyai suatu pengaruh yang langsung kepada hidup masa depan anak‑anakmu. Pekerjaanmu bukanlah untuk menggambarkan satu keindahan di atas sehelai kain atau memahatkannya di atas batu pualam, tetapi membubuhkan peta llahi di atas satu jiwa manusia.18

Oleh: Ellen White

1. Signs of the Times, 11 Maret 1886.

2. Testimonies for the Church, Jilid 5, hal. 319, 320.

3. Review and Herald, 13 Maret 1894.

4. Pacific Health Journal, Juni 1890.                                                                    

5. Review and Herald, 27 Juni 1899.

6. Naskah 127, 1898.

7. Naskah 43, 1900.

8. Letter 75, 1898.

9. Signs of the Times, 10 April 1894.

10. Good Health Journal, Januari 1880.

11. Testimonies for the Church, Jilid 4, hal. 40.

12. Education, hal. 259.

13. Review and Herald, 31 Maret 1891.

14. Naskah 97, 1909.

15. Letter 28, 1890.

16. Letter 8a, 1896.

17. Pacific Health Journal, Juni 1890.

18. Signs of the Times, 25 Mei 1882.

 

 

Previous article
Next article
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?