Saturday, April 20, 2024
Google search engine
HomeUncategorizedAkui Hak Pasangan LGBT, Paus Fransiskus Imbau Dibuat UU Persatuan Sipil

Akui Hak Pasangan LGBT, Paus Fransiskus Imbau Dibuat UU Persatuan Sipil

[AkhirZaman.org] Paus Fransiskus mengeluarkan pernyataan dukungan paling eksplisit kepada pasangan homoseksual sejak menjadi pemimpin Gereja Katolik. Pernyataan itu ditampilkan dalam film dokumenter baru yang ditayangkan perdana hari Rabu (22/10).

Dalam film itu, Paus Fransiskus mendesak penerapan “hukum persekutuan sipil” yang akan memungkinkan pasangan LGBT untuk “berada dalam sebuah keluarga.”

“Mereka adalah anak-anak Tuhan dan memiliki hak untuk berkeluarga,” katanya dalam film dokumenter berjudul “Francesco” yang ditayangkan perdana di Festival Film Roma.

“Tidak ada yang harus dikucilkan atau dibuat sengsara karenanya. Saya berdiri untuk itu,” kata Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus sebelumnya sudah pernah suarakan dukungan atas ikatan sipil bagi pasangan sesama jenis ketika menjadi Uskup Agung di Buenos Aires. Dia memuji kemitraan semacam itu sebagai alternatif dari pernikahan homoseksual, tetapi menentang pernikahan sesama jenis itu sendiri.

Namun ini adalah pertama kalinya sejak menjabat sebagai pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus secara terbuka mendukung ikatan sipil bagi pasangan homoseksual.

“Apa yang harus kita buat adalah undang-undang persatuan sipil. Dengan cara itu persekutuan tersebut dilindungi oleh undang-undang. Saya mendukung itu,” kata Paus Fransiskus.

Sejak memimpin Gereja Katolik tahun 2013, Paus Fransiskus menyatakan dia secara pribadi menentang pernikahan homoseksual, namun membuat beberapa beberapa pernyataan untuk tidak mengucilkan komunitas LGBT.

Terima LGBT, Paus Fransiskus dipuji dan dikritik
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric yang beragama Katolik, menyambut pernyataan Paus Fransiskus sebagai “langkah yang sangat positif.”

“Sekretaris Jenderal PBB telah berbicara dengan sangat tegas menentang homofobia dan mendukung hak LGBTQ, bahwa orang tidak boleh dianiaya atau didiskriminasi hanya karena orang yang mereka cintai,” kata Stephane Dujarric.

Penulis Yesuit James Martin, yang bekerja sebagai konsultan di Sekretariat Komunikasi Vatikan, memuji pernyataan Paus Fransiskus sebagai “langkah maju yang besar”.

“Ini sesuai dengan pendekatan pastoralnya terhadap orang-orang LGBT, termasuk LGBT Katolik, dan mengirimkan sinyal kuat ke negara-negara, di mana gereja telah menentang undang-undang tersebut,” tulisnya di Twitter.

Namun banyak juga kritik dari kalangan konservatif Katolik yang menuntut klarifikasi.
“Pernyataan Paus jelas-jelas bertentangan dengan apa yang telah lama diajarkan gereja tentang persatuan sesama jenis,” kata Thomas Tobin, seorang uskup konservatif di negara bagian Rhode Island, AS , dalam sebuah pernyataan. “Gereja tidak dapat mendukung pengakuan hubungan yang secara obyektif tidak bermoral,” tegasnya.

Telepon dari Paus Fransiskus
Film dokumenter itu disutradarai oleh Evgeny Afineevsky, seorang warga negara AS kelahiran Rusia berlatar belakang Yahudi. Selain Paus Fransiskus, film itu juga menampilkan pendeta senior lainnya serta penyintas pelecehan dan penindasan homoseksual.

Film dokumenter itu juga menayangkan komunikasi antara Paus Fransiskus dan seorang lelaki homoseksual, yang bersama dengan pasangannya telah mengadopsi tiga anak. Pria itu menceritakan bahwa dia menyurati Paus Fransiskus dan menjelaskan situasinya, dengan mengatakan bahwa dia dan pasangannya ingin membesarkan anak-anak mereka sebagai umat Katolik, tetapi tidak tahu bagaimana mereka akan diterima.

Paus kemudian menelepon pria itu dan mengatakan dia tergerak oleh surat itu dan memintanya untuk memperkenalkan anak-anak itu ke paroki setempat, meskipun kemungkinan ada penentangan.

“Benang merah film ini lebih banyak tentang kita sebagai manusia, yang menciptakan bencana setiap hari. Dan dalam film ini, dia (Paus Fransiskus) yang menghubungkan kita melalui benang-benang itu,” kata Evgeny Afineevsky dalam sebuah wawancara.

sumber: https://bit.ly/31sE9HV

Ia yang memberikan Hawa kepada Adam sebagai penolong yang sepadan, melakukan mukjizat-Nya yang pertama pada pesta nikah. Di ruang pesta itu, di mana para sahabat dan kaum kerabat sedang bergembira, Yesus memulai pelayanan-Nya untuk umum. Dengan demikian Ia menyetujui pernikahan, dan mengakuinya sebagai suatu lembaga yang dibentuk-Nya sendiri. Ia mengurapi laki-laki dan perempuan supaya dipersatukan dalam ikatan perkawinan yang kudus, untuk mengasuh keluarga yang para anggotanya, yang dimahkotai dengan kemuliaan, harus diakui sebagai anggota-anggota keluarga surgawi. (MKS 323.2)

Namun, pada zaman kemerosotan moral ini banyak orang yang sudah sangat buta kepada kejahatan dosanya sehingga mereka lebih suka hidup dalam dosa, karena hidup dengan cara demikian sesuai dengan kecenderungan hati nurani mereka yang sudah bejat. Gantinya bercermin kepada hukum Allah dan mengusahakan sehingga hati dan tabiat mereka memenuhi standar kehidupan yang diberikan Allah, mereka mengizinkan malaikat Setan memenuhi standar dalam hati mereka. Orang yang sudah bejat moralnya berpendapat, adalah lebih mudah menyalahtafsirkan ajaran Alkitab untuk mendukung mereka dalam kejahatan mereka daripada meninggalkan kebejatan akhlak dan dosa mereka, kemudian menjadi suci dalam hati dan hidup. (MKB 314.3)

Ada lebih banyak orang yang berpendirian seperti itu daripada yang disangka oleh banyak orang dan jumlah ini akan lebih banyak lagi sementara kita menjelang akhir zaman. (MKB 315.1)

Anak-anak Allah tidak akan menjadi sama seperti dunia; karena kebenaran yang diterima di dalam hati akan menyucikan jiwa dan mengubah sifat dan membuat orang yang menerima penyucian ini menjadi sepikiran dengan Allah. Seseorang akan berada dalam keburukan moral, kecuali ia menjadi sepikiran dengan Allah. (IP 201.1)

Pada saat Kristus datang, bumi gemetar dihadapan-Nya, dan langit akan berputar bersama-sama seperti gulungan kertas dan setiap gunung dan pulau akan dipindahkan dari tempatnya. “Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapanNya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya: ‘Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!’ Langit memberitahukan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim. Sela’” (Mazmur 50:3-6). Dalam pemandangan mengenai hari besar Allah, kita dapat melihat bahwa satu-satunya keselamatan adalah dalam perpisahan terhadap dosa dan kebejatan moral. Mereka yang terus menerus berada dalam dosa akan ditemukan terhukum dan hilang. (IP 201.3)

Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. (Roma 6:12)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?