Friday, November 22, 2024
Google search engine
HomePendalamanNubuatanWAKTU KESESAKAN YANG BESAR (2)

WAKTU KESESAKAN YANG BESAR (2)

[AkhirZaman.org] Rasul Yohanes dalam penglihatan mendengar suara nyaring di Surga yang berseru, “Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Wah. 12:12). Sungguh mengerikan pemandangan yang menyebabkan turunnya seruan suara Surgawi ini. Murka Setan bertambah-tambah sementara waktunya sudah singkat, dan pekerjaan penipuannya dan kebinasaannya akan mencapai puncaknya pada waktu kesesakan.

Pemandangan-pemandangan yang menakutkan dari suatu oknum adikodrati akan segera dinyatakan di langit, sebagai tanda dari kuasa Iblis yang mengadakan pekerjaan-pekerjaan mujizat. Roh-roh Iblis akan pergi kepada raja-raja dunia ini dan keseluruh dunia, untuk mengikat mereka dalam perjuangannya yang terakhir melawan pemerintahan Surga. Melalui agen-agen ini para penguasa dan rakyat sama-sama akan tertipu. Ada orang-orang yang akan bangkit yang berpura-pura sebagai Kristus Sendiri, dan yang menuntut kepada dirinya kedudukan dan perbaktian yang seharusnya kepada Penebus dunia ini. Mereka akan mengadakan mujizat penyembuhan ajaib, dan akan mengaku mempunyai wahyu-wahyu dari Surga yang bertentangan dengan kesaksian Alkitab.

Sebagai puncak tindakannya dalam drama besar penipuan itu, Setan sendiri akan mengambil rupa Kristus. Gereja telah lama mengaku menunggu kedatangan Juru Selamat sebagai penyempurnaan dan kegenapan harapan-harapannya. Sekarang penipu besar itu akan menampakkan bahwa Kristus telah datang. Di berbagai bagian dunia, Setan akan menampakkan dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung dengan terang yang menyilaukan menyerupai gambaran Anak Allah yang diberikan oleh Yohanes di dalam buku Wahyu (Wah. 1:13-15). Kemuliaan yang mengelilinginya tidak tertandingi oleh sesuatu apapun yang pernah dilihat oleh mata yang fana ini. Pekik sorak menggelegar di udara, “Kristus telah datang! Kristus telah datang!” Orang-orang sujud menyembah dihadapannya, sementara ia mengangkat tangannya dan memberkati mereka, sebagaimana Kristus memberkati murid-murid-Nya pada waktu Ia masih berada di dunia ini. Suaranya lembut dan merendah, namun merdu kedengarannya. Dalam nada lembut penuh kasihan ia menyampaikan beberapa kebenaran surgawi yang penuh kemurahan sebagaimana yang diucapkan oleh Juru Selamat. Ia menyembuhkan penyakit-penyakit orang dan kemudian dalam tabiat Kristus yang dipakaikannya, ia mengatakan bahwa ia telah mengubah Sabat kepada hari Minggu, dan memerintahkan semua untuk menyucikan hari yang telah diberkatinya itu. Ia menyatakan bahwa mereka yang bersikeras menyucikan hari ketujuh menghujat namanya oleh menolak mendengarkan malaikat-malaikatnya yang dikirimkan kepada mereka dengan terang dan kebenaran. Seperti orang-orang Samaria yang telah ditipu oleh Simon Magus, orang banyak itu — dari yang paling kecil sampai yang paling besar — menaruh perhatian kepada sihir, lalu berkata, “Orang ini adalah kuasa dari Allah.” (Kis. 8:10).

Akan tetapi umat Allah tidak akan tersesat. Ajaran-ajaran Kristus palsu ini tidak sesuai dengan Alkitab. Berkat-berkatnya dinyatakan kepada para penyembah binatang dan patungnya, suatu golongan ke atas siapa Alkitab katakan akan dicurahkan murka Allah yang tidak bercampur.

Lebih jauh, Setan tidak diizinkan untuk memalsukan cara kedatangan Kristus. Juru Selamat sejauh ini telah mengamarkan umat-Nya terhadap penipuan dan telah meramalkan dengan jelas cara kedatangan-Nya yang kedua kali itu. “Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga . . . . Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.” (Mat. 24:24-27,31; 25:31; Wah. 1:7; 1 Tes. 4:16,17). Kedatangan ini tidak mungkin dipalsukan. Akan diketahui semua orang secara universal — disaksikan oleh seluruh dunia.

Hanya mereka yang menjadi pelajar Alkitab yang tekun dan rajin serta yang telah menerima kasih kebenaran, yang akan dilindungi dari penipuan yang hebat yang menawan dunia ini. Oleh kesaksian Alkitab mereka ini akan mengenali penipu itu dalam penyamarannya. Ujian akan datang kepada semua orang. Oleh penyaringan pencobaan, orang-orang Kristen sejati akan nyata. Apakah umat Allah sekarang berdiri teguh di atas firman-Nya sehingga mereka tidak akan tunduk kepada bukti-bukti yang berdasarkan pancaindera mereka? Dalam kemelut yang seperti itu, apakah mereka mau bergantung kepada Alkitab, dan hanya kepada Alkitab saja? Jika mungkin, Setan akan mencegah mereka untuk mengadakan persiapan kepada hari itu. Ia akan mengatur masalah-masalah sedemikian rupa sehingga menghalangi jalan mereka, menjerat mereka dengan harta-harta duniawi, menyebabkan mereka memikul beban yang berat dan melelahkan, sehingga hati mereka dipenuhi dengan segala urusan kehidupan ini, dan hari pencobaan itu boleh datang menimpa mereka seperti datangnya seorang pencuri.

Pada waktu perintah dikeluarkan oleh berbagai penguasa dunia Kristen untuk melawan orang-orang pemelihara perintah-perintah Allah, hal itu akan menghilangkan perlindungan pemerintah, dan menyerahkan mereka kepada orang-orang yang menginginkan kehancuran mereka, umat-umat Allah akan melarikan diri dari kota-kota dan desa-desa dan bergabung bersama dalam kelompok-kelompok dan tinggal di tempat-tempat yang paling terasing dan sunyi. Banyak yang mencari perlindungan di pegunungan. Seperti orang-orang Kristen di lembah Piedmont, mereka membuat tempat-tempat tinggi di dunia ini menjadi tempat perlindungan mereka, dan akan bersyukur kepada Allah untuk “kubu di atas bukit batu” itu. (Yes. 33:16). Tetapi banyak bangsa dan golongan, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, hitam dan putih, akan dibuang ke perbudakan yang paling kejam dan paling tidak adil. Orang-orang yang dikasihi Allah akan melewati hari-hari yang melelahkan dan membosankan, dirantai, dikurung di belakang terali besi, dihukum mati, sebagian mati kelaparan di dalam penjara-penjara bawah tanah yang gelap dan yang sangat menjijikkan. Tak ada telinga manusia yang akan mendengarkan erangan dan rintihan mereka, tak ada tangan manusia yang bersedia menolong mereka.

Akankah Tuhan melupakan umat-Nya dalam masa pencobaan ini? Apakah Ia melupakan Nuh yang setia pada waktu pehukuman dijalankan ke atas dunia sebelum Air Bah? Apakah Ia melupakan Lot pada waktu api datang dari langit untuk membumihanguskan kota-kota di dataran itu? Apakah Ia melupakan Yusuf yang dikelilingi oleh penyembah-penyembah berhala di Mesir? Apakah Ia melupakan Elia ketika sumpah Izebel mengancamnya dengan nasib yang sama yang menimpa nabi-nabi Baal? Apakah Ia melupakan Yeremia di dalam lubang yang gelap dan menyedihkan di dalam penjara? Apakah Ia melupakan tiga orang yang dimasukkan ke dalam dapur api? atau Daniel di dalam lobang singa?

“Sion berkata, Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku.” (Yes. 49:14-16). Tuhan semesta alam telah berkata, “Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya.” (Zak. 2:8).

Walaupun musuh mungkin melemparkan mereka ke dalam penjara, namun dinding penjara di bawah tanah itu tidak dapat memutuskan hubungan antara jiwa mereka dengan Kristus. Dia yang melihat kelemahan-kelemahan mereka, yang sudah mengetahui setiap pencobaan, berada di atas segala kuasa duniawi. Dan malaikat-malaikat akan datang kepada mereka di dalam sel-sel yang sunyi, membawa terang dan damai dari Surga. Penjara itu akan menjadi seperti istana, karena yang kaya dalam iman tinggal di sana, dan dinding yang suram dan gelap itu akan diterangi dengan terang surgawi, seperti tatkala Rasul Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian waktu tengah malam di penjara bawah tanah di Filipi.

Hukuman Allah akan dijatuhkan ke atas mereka yang berusaha menindas dan membinasakan umat-Nya. Panjang sabarnya terhadap orang-orang jahat memberanikan manusia dalam pelanggaran, tetapi hukuman mereka tidak kurang pasti dan kurang mengerikan walaupun lama ditunda. “Sebab Tuhan akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya — ganjil perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya — ajaib pekerjaan-Nya itu!” (Yes. 28:21). Bagi Allah kita yang berkemurahan, pekerjaan menghukum adalah pekerjaan ajaib. “Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik.” (Yehez. 33:11). Tuhan adalah “penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, . . . mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.” Namun Ia “tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman.” “Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah.” (Kel. 34:6,7; Nahum 1:3). Oleh perkara-perkara yang mengerikan dalam kebenaran, Ia akan membuktikan kebenaran otoritas hukum-Nya yang telah diinjak-injak itu. Beratnya dan hebatnya hukuman yang menanti para pelanggar dapat dilihat dari keengganan Tuhan untuk menjalankan keadilan. Bangsa yang telah diperlakukannya dengan panjang sabar, dan yang Ia tidak akan pukul sampai kejahatannya sudah mencapai kepenuhan pada anggapan Allah, pada akhirnya akan meminum cawan murka Allah yang tidak bercampur dengan belas kasihan.

Pada waktu Kristus menghentikan pengantaraan-Nya di kaabah, maka murka yang tidak bercampur yang mengancam mereka yang menyembah binatang itu dan patungnya dan yang menerima tandanya (Wah. 14:9,10) akan dicurahkan. Bala yang datang ke atas Mesir pada waktu Allah hampir melepaskan bangsa Israel, sama sifatnya dengan hukuman yang lebih dahsyat dan lebih meluas yang akan terjadi ke dunia ini sesaat sebelum kelepasan umat Allah. Pewahyu berkata dalam menjelaskan malapetaka yang mengerikan itu, “Maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.” Air laut menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa yang hidup di dalam laut.” Dan “sungai-sungai dan mata-mata air dan semuanya menjadi darah.” Walaupun hukuman penderitaan ini mengerikan, hukuman Allah tetap terbukti benar. Malaikat Tuhan berkata, “Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka.” (Wah. 16:2-6). Oleh menghukum mati umat Allah, sesungguhnya mereka telah menanggung kesalahan atas darah umat Allah itu seolah-olah mereka dengan tangan sendiri telah menumpahkan darahnya. Dengan cara yang sama Kristus menyatakan orang-orang Yahudi pada zaman-Nya bersalah atas darah orang-orang kudus yang telah ditumpahkan sejak zamannya Habil karena memiliki roh yang sama, dan berusaha melakukan pekerjaan yang sama dengan para pembunuh nabi-nabi.

Bumi dn Matahari CopyDalam bala berikutnya, kuasa telah diberikan kepada matahari “untuk menghanguskan manusia dengan api. Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat.” (Wah. 16:8,9). Demikianlah nabi-nabi menjelaskan keadaan dunia pada saat yang menakutkan ini, “Tanah berkabung, . . . sebab sudah musnah panen ladang.” “Segala pohon di ladang sudah mengering. Sungguh, menjadi kering di dalam tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas.” “Betapa mengeluhnya hewan dan gempar kawanan-kawanan lembu, sebab tidak ada padang rumput baginya . . . . Sebab wadi telah kering, dan apipun telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun.” “Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu, demikianlah firman Tuhan Allah. Ada banyak bangkai: kemana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam.” (Yoel 1:10-12, 17-20; Amos 8:3).

Bala itu tidak terjadi secara universal, karena kalau begitu maka penduduk dunia ini akan habis seluruhnya. Namun, bala itu Akan menjadi hukuman yang paling mengerikan yang pernah diketahui oleh manusia fana. Semua hukuman ke atas manusia, sebelum penutupan masa percobaan, bercampur belas kasihan atau kemurahan. Darah Kristus yang membela itu telah melindungi orang-orang berdosa untuk menerima takaran penuh atas kesalahannya, tetapi pada pehukuman terakhir, mereka dicurahkan tidak bercampur belas kasihan atau kemurahan.

Pada hari itu orang akan merindukan perlindungan belas kasihan Allah yang telah lama mereka benci. “Sesungguhnya, waktu akan datang, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri itu, bukan kelaparan akan makanan dan kehausan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan. Mereka akan mengembara dari laut ke laut, dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan, tetapi tidak mendapatnya.” (Amos 8:11,12).

Umat Allah tidak akan terbebas dari penderitaan, tetapi sementara dianiaya dan menderita, sementara mereka menanggung kekurangan dan menderita kekurangan makanan, mereka tidak dibiarkan binasa. Allah yang memelihara Elia, tidak akan melewatkan seorangpun anak-Nya yang mengorbankan dirinya. Ia yang menghitung rambut di kepala mereka akan memelihara mereka, dan pada waktu bala kelaparan, mereka akan dikenyangkan. Sementara orang-orang jahat mati karena kelaparan dan bala, malaikat-malaikat akan melindungi orang-orang benar dan mencukupi kebutuhan mereka. Diberikan janji kepada orang-orang yang “hidup dalam kebenaran,” “Rotinya disediakan, air minumnya terjamin.” (Yes. 33:16). “Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan. Tetapi Aku, Tuhan, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak meninggalkan mereka.” (Yes. 41:17).

“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ia di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Hab. 3:17,18).

“Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu disebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan, Ia akan menjaga nyawamu.” “Sungguh, Dialah yang melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, dibawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang fasik. Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kau buat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu.” (Maz. 121:5-7; 91_3-10).

Namun demikian, kepada pemandangan manusia akan tampak bahwa Allah harus segera memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh para syuhada dahulu sebelum mereka. Mereka sendiri mulai merasa takut kalau-kalau Tuhan telah meninggalkan mereka jatuh ke tangan musuh-musuh mereka. Saat itu adalah penderitaan yang mengerikan. Mereka berseru kepada Allah siang dan malam untuk keselamatan mereka. Orang-orang fasik bergembira, dan terdengarlah seruan-seruan cemoohan, “Di manakah sekarang imanmu? Mengapa Allah tidak melepaskan engkau dari tangan kami jkalau engkau benar-benar umat-Nya?” Tetapi orang-orang yang menunggu mengingat Yesus yang mati di salib Golgota, dan imam besar serta para penguasa berteriak sambil mengejek, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu, dan kami akan percaya kepada-Nya.” (Mat. 27:42). Sebagaimana Yakub, semua orang sedang bergumul dengan Allah. Wajah mereka menggambarkan pergumulan dalam batin mereka. Wajah mereka pucat, namun mereka tidak menghentikan permohonan pengantaraan mereka yang tekun.

Seandainya manusia dapat melihat dengan penglihatan surgawi, mereka akan memandang rombongan malaikat-malaikat yang menonjol dalam kekuatan yang ditempatkan disekeliling mereka yang memelihara firman kesabaran Kristus. Dengan kelemahlembutan bersimpati, malaikat-malaikat telah menyaksikan kesusahan mereka, dan telah mendengar doa-doa mereka. Mereka menunggu perintah Komandan mereka untuk menarik umat Allah itu dari bahaya yang mengancam mereka. Tetapi malaikat-malaikat itu harus menunggu sedikit waktu lagi. Umat Allah harus meminum dari cawan itu, dan dibaptiskan dengan baptisan. Penundaan itu, yang sangat menyakitkan bagi mereka, adalah jawaban terbaik kepada permohonan-permohonan mereka. Sementara mereka berusaha menunggu dengan penuh harap kepada Tuhan untuk bekerja, mereka dituntun untuk menggunakan iman pengharapan dan kesabaran, yang telah terlalu sedikit digunakan selama pengalaman keagamaan mereka. Namun, demi orang-orang pilihan itu, masa kesukaran itu akan diperpendek. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? . . . Aku berkata kepadamu: Ia akan membenarkan mereka.” (Luk. 18:7,8). Kesudahan akan datang lebih cepat daripada yang diharapkan oleh manusia. Gandum akan dikumpulkan dan diikat dalam berkas-berkas untuk dimasukkan ke dalam gudang Allah, ilalang akan diikat sebagai berkas-berkas yang dimasukkan ke dalam api pembinasaan.

Para pengawal surgawi, yang setia kepada tugas-tugas mereka, terus berjaga-jaga. Walaupun perintah umum telah menetapkan waktunya bilamana para pemelihara hukum boleh dibunuh, musuh-musuh mereka yang dalam beberapa kasus mengharapkan perintah itu, dan sebelum waktu yang ditentukan, akan berusaha menghabisi nyawa mereka. Tetapi tak seorangpun dapat melalui para pengawal perkasa yang ditempatkan di sekeliling orang-orang yang yang setia. Sebagian diserang dalam pelarian mereka dari kota-kota dan kampung-kampung, tetapi pedang yang diangkat untuk melawan mereka, patah dan jatuh tak berdaya bagaikan jerami. Yang lain-lain dipertahankan oleh malaikat-malaikat dalam bentuk prajurit-prajurit perang.

Dalam segala zaman, Allah telah bekerja melalui malaikat-malaikat yang suci untuk menolong dan melepaskan umat-Nya. Makhluk-makhluk surgawi itu telah mengambil bahagian yang aktif dalam permasalahan manusia. Mereka tampak berpakaian jubah yang bersinar bagaikan kilat, mereka datang sebagai manusia, dalam pakaian jubah musafir. Malaikat-malaikat telah tampak dalam bentuk manusia kepada umat-umat Allah. Mereka beristirahat di bawah pohon ek pada waktu tengah hari, seperti orang yang sudah letih. Mereka menerima keramahtamahan manusia. Mereka telah bertindak selaku penunjuk jalan bagi yang sedang bepergian yang tidak mengetahu jalan. Mereka telah menyalakan api, dengan tangannya sendiri, di atas mezbah. Mereka telah membuka pintu-pintu penjara dan membebaskan hamba-hamba Tuhan. Dengan berpakaian perang Surga, mereka datang menggulingkan batu dari kuburan Juru Selamat.

Dalam rupa manusia, malaikat-malaikat sering hadir dalam perkumpulan-perkumpulan orang benar dan mereka mengunjungi perkumpulan-perkumpulan orang fasik seperti pada waktu mereka pergi ke Sodom untuk mencatat perbuatan-perbuatan mereka, menentukan apakah mereka telah melampaui batas kesabaran Allah. Tuhan senang akan kemurahan, dan demi beberapa orang yang benar-benar melayani Dia, Dia menahan malapetaka, dan memperpanjang ketenangan orang banyak. Sangat sedikit orang-orang yang berdosa kepada Allah menyadari bahwa sebenarnya mereka berhutang nyawa kepada orang-orang yang setia yang mereka cemooh dan tindas seenaknya.

Walaupun para penguasa dunia ini tidak mengetahuinya, namun sering dalam majelis-majelis malaikat menjadi jurubicaranya. Mata manusia telah memandang kepada mereka, telinga manusia telah mendengarkan himbauan-himbauan mereka, bibir manusia telah menentang anjuran-anjuran mereka dan mengejek nasihat-nasihat mereka. Tangan-tangan manusia telah menyambut mereka dengan celaan dan kekejaman. Di ruang majelis dan di ruang pengadilan, jurukabar-jurulabar surgawi ini telah menunjukkan suatu pengenalan yang akrab dengan sejarah manusia. Mereka telah membuktikan diri mereka lebih sanggup untuk membela kepentingan orang-orang yang tertindas daripada pembela-pembela mereka yang paling mampu dan paling mahir. Mereka telah mengalahkan maksud-maksud dan menahan kejahatan yang akan sangat memperlambat pekerjaan Allah, dan yang akan menyebabkan penderitaan besar bagi umat-Nya. Pada waktu bahaya dan kesusahan, malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.” (Maz. 34:8).

Dengan kerinduan yang sungguh-sungguh, umat Allah menunggu tanda-tanda Raja mereka yang akan datang itu. Pada waktu para pengawal ditanya, “Masih lama malam ini?” jawabannya diberikan tanpa ragu-ragu, ” ‘Pagi akan datang, tetapi malam juga.’ (Yes. 21:11,12). Terang bersinar pada awan-awan di puncak-puncak gunung. Tidak lama lagi akan dinyatakan kemuliaannya. Matahari Kebenaran sudah hampir terbit. Pagi dan malam sudah hampir tiba — permulaan hari yang tidak berkesudahan bagi orang-orang benar, permulaan malam yang kekal bagi orang-orang fasik.”

Sementara mereka yang sedang bergumul menyampaikan permohonan-permohonan mereka kepada Allah, tabir yang memisahkan mereka dari yang tidak kelihatan itu tampaknya hampir ditarik. Langit berpijar dengan terbitnya hari yang kekal, dan seperti nyanyian para malaikat, kata-kata ini terdengar ke telinga, “Berdirilah teguh pada kesetiaanmu. Pertolongan sedang datang.” Kristus, pemenang perkasa itu, menawarkan kepada para prajurit-Nya yang sudah letih, sebuah mahkota kemuliaan kekal, dan suara-Nya terdengar dari gerbang-gerbang yang terbuka sedikit, “Lihatlah, Aku menyertaimu. Janganlah takut. Aku tahu segala kesusahanmu, Aku telah menanggung segala kesedihanmu. Kamu berperang dengan musuh yang teruji. Aku telah berperang demi kamu, dan dalam nama-Ku kamu lebih dari sekedar penakluk-penakluk.”

Juru Selamat yang mulia akan mengirimkan pertolongan bilamana kita memerlukannya. Jalan menuju Surga dikuduskan oleh jejak-jejak kaki-Nya. Setiap duri yang melukai kaki kita telah melukai kaki-Nya. Setiap salib yang ditanggungkan kepada kita, telah ditanggungnya di hadapan kita. Tuhan mengizinkan pertentangan-pertentangan, untuk menyediakan jiwa-jiwa bagi kedamaian,waktu kesesakan adalah cobaan berat yang menakutkan bagi umat Allah, tetapi waktu itulah masanya setiap orang percaya yang benar memandang ke atas, dan oleh iman ia boleh melihat pelangi perjanjian yang mengelilinginya.

“Maka orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan sorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, dan duka dan keluh akan menjauh. Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut kepada manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput, sehingga engkau melupakan Tuhan yang menjadikan engkau, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, sehingga engkau terus gentar sepanjang hari terhadap keganasan amarah orang penganiaya, apabila ia bersiap-siap memusnahkan? Dimanakah gerangan keganasan amarah orang penganiaya itu? Dia yang dipasung terbelenggu akan segera dibebaskan; ia tidak akan turun mati ke liang kubur, dan tidak akan kekurangan makanan. Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengharubirukan laut, sehingga gelombang ribut — Tuhan semesta alam nama-Nya. Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tangan-Ku.” (Yes. 51:11-16).

“Sebab itu, dengarlah ini, hai engkau yang tertindas, hai engkau yang mabuk, tetapi bukan karena anggur! Beginilah firman Tuhanmu, Tuhan, Allahmu, yang memperjuangkan perkara umat-Nya: Sesungguhnya Aku mengambil dari tanganmu piala dengan isinya yang memusingkan, dan isi cangkir kehangatan murka-Ku tidak akan kauminum lagi, tetapi Aku akan memberikannya ke tangan orang yang menindas engkau, orang yang tadinya berkata kepadamu: Tunduklah, supaya kami lewat menginjak kamu! Maka engkau merentangkan punggungmu serata tanah dan sebagai jalan bagi orang-orang yang lewat dari atasnya.” (Yes. 51:21-23).

Mata Allah, yang memandang segala zaman, tertuju kepada krisis yang akan dihadapi umat-Nya, bilamana kuasa-kuasa duniawi bersiap untuk melawan mereka. Sebagaimana tawanan yang dibuang, mereka akan takut mati oleh karena kelaparan atau oleh tindakan kekerasan. Tetapi Yang Kudus yang membelah Laut Merah di hadapan orang-orang Israel, akan menyatakan kekuasaan-Nya yang maha besar dan mengubah keadaan mereka yang tertawan. “Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seorang menyayangi anaknya yang melayani dia.” (Mal. 3:17). Jika darah saksi-saksi Allah yang setia dicurahkan pada waktu ini, itu tidak menjadi seperti bibit yang ditabur untuk mendapatkan tuaian bagi Allah, seperti darah para syuhada dahulu. Kesetiaan mereka tidak akan menjadi suatu kesaksian yang meyakinkan orang-orang lain kepada kebenaran, karena hati yang keras telah memukul kembali gelombang-gelombang belas kasihan sampai akhirnya belas kasihan itu tidak datang lagi. Jika orang-orang benar sekarang dibiarkan menjadi mangsa musuh-musuh mereka, hal itu akan menjadi suatu kemenangan bagi raja kegelapan. Pemazmur berkata, “Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya.” (Maz. 27:5). Kristus telah berkata, “Mari bangsa-Ku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya sampai amaran itu berlalu. Sebab sesungguhnya, Tuhan mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalahannya.” (Yes. 26:20,21). Sungguh mulia nanti kelepasan mereka yang dengan sabar menantikan kedatangan-Nya, dan yang namanya ada tertulis di dalam kitab kehidupan.

 

-KA

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?