Friday, November 22, 2024
Google search engine
HomeUncategorizedWahyu 9: Islam Dalam Nubuatan Alkitab (4)

Wahyu 9: Islam Dalam Nubuatan Alkitab (4)

(dalam pelajaran lalu kita telah mempelajari bahwa Muslim di masa lalu digunakan Tuhan untuk menghukum Kekristenan yang murtad [Roma Kepausan], namun melindungi umat-umat Tuhan yang memiliki materai Tuhan [yaitu mereka yang memelihara hari Sabat]. Namun ada satu pertanyaan yang belum terjawab, yaitu mengenai waktu selama lima bulan yang diberikan kepada Islam untuk menyerang Kekristenan murtad. Kita akan pelajari kali ini)

[AkhirZaman.org] 15. MEREKA DIPERKENANKAN BUKAN UNTUK MEMBUNUH MANUSIA, MELAINKAN HANYA UNTUK MENYIKSA MEREKA LIMA BULAN LAMANYA – WAHYU 9:5. Ayat 6, “Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka.” Ayat 10, “Dan kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya.”

Dan mereka tidak diperkenankan untuk membunuh, melainkan hanya untuk menyakiti dan menyiksa. Apakah ini berarti bahwa bangsa Arab tidak membunuh dalam penaklukan mereka? Tidak! Tidak demikian yang dimaksud. Pembunuhan yang dimaksud adalah pembunuhan berhubungan dengan pembunuhan politik atau pemusnahan Kerajaan Romawi, contohnya pemusnahan Romawi Timur. Dalam peperangan bangsa-bangsa Arab membunuh ratusan ribu manusia dan mereka juga kehilangan ratusan ribu pasukan.

Mereka menaklukkan hampir seluruh Romawi Timur. Mereka menaklukan Afrika Utara, mereka menaklukkan selat Gibraltar dan menaklukan sebagian besar daerah Spanyol dan bahkan menaklukkan beberapa daerah di bagian Barat Daya Perancis. Tetapi dalam penaklukan mereka tidak diperkenankan untuk memusnahkan atau membunuh atau mengakhiri Kerajaan Romawi Timur. Mereka bergabung berusaha untuk mengepung Konstantinopel, ibukota kerajaan, tetapi usaha mereka selalu gagal.

Adalah penting untuk memperhatikan persamaan yang luar biasa, yang diterbitkan oleh Dr. Mervyn Maxwell, di mana ia juga menunjukkan daerah yang dikuasai oleh kawanan belalang ini dalam jalur penaklukannya, yang sangat sejalan dengan jalur kekuasaan yang ditaklukkan oleh belalang Arab dan merupakan lambang dalam sangkakala ini.

Adalah penting untuk mempelajari ambisi dari bangsa-bangsa Arab ini dalam penaklukannya. Mereka telah ditetapkan untuk menjadikan seluruh Mediterania sebagai danau umat-umat Muslim. Adalah tujuan mereka untuk menaklukkan Spanyol, Prancis, Itali, Vatikan (kala itu masih bernama Roma Kepausan), Jerman, daerah Danube, Konstantinopel, dan kembali ke Siria yang dengan demikian menyelimuti seluruh Mediterania, menjadikan lautan umat Islam.

Jika mereka telah berhasil memenuhi ambisi mereka berarti mereka membunuh atau memusnahkan Romawi Timur. Tetapi Tuhan menitahkan agar bangsa-bangsa Arab digunakan hanya untuk “menyakiti” atau “menyiksa” kekuasaan murtad, yang berarti ketika orang-orang Arab berhasil melakukan serangan yang gencar untuk memusnahkan kerajaan itu, berkali-kali pula mereka akan gagal.

Sejarah mencatat, dua kali Konstantinopel (ibukota kerajaan Romawi Timur) dikepung, yang pertama berlangsung selama 7 tahun (668-675) di bawah Kalifa Muawiyah. Namun banyaknya masalah yang dihadapi bangsa Arab sendiri membuat mereka tidak berhasil menaklukkan Konstantinopel. Dalam pengepungan itu jatuh korban 30 ribu orang. Pengepungan kedua berlangsung 2 tahun (716-718) saat Kalifa Waled duduk di takhtanya di Damaskus sementara saudaranya Kalifa Soliman yang mempersiapkan penyerangan lewat laut, namun armadanya dihancurkan oleh bangsa Greeka. Mereka tidak berhasil menaklukkan Konstantinopel yang masih menjadi ibukota kerajaan Romawi Timur.

Akhirnya bangsa-bangsa Arab menetapkan bahwa mereka akan menyerbu Perancis dan menaklukan Eropa bahkan sampai ke daerah Baltik. Rencana mereka adalah untuk menaklukkan Romawi Timur dengan menyerangnya dari bagian Barat. Maka di tahun 721 T.M., mereka berusaha menduduki Barat Daya Perancis. Di tahun 732 T.M mereka melakukan penyerangan besar-besaran terhadap Perancis bagian Utara dengan rencana mencapai daerah Baltik dan memenuhi impian mereka untuk memperoleh supremasi kekuasaan Muslim dan menciptakan danau Muslim Mediterania. Penyerangan besar-besaran ini dipimpin oleh Abdar-Rahman dan sangatlah penting membaca hasil usaha bangsa-bangsa dari gurun Arabia ini untuk menggapai sebuah tujuan yang bertolak belakang dari nubuatan sangkakala kelima.

“Usaha ini tidak lama kemudian mengalihkan perhatiannya (Abdar-Rahman) dari rencana besar yang telah ia bentuk sebelumnya dalam menguasai seluruh daerah Gaul (Perancis). Walau para ahli sejarah Arab merahasiakan persiapan yang besar-besaran itu, untuk menutupi aib dari kegagalan mereka, tidak dapat dipungkiri bahwa persiapan itu dilakukan dalam skala yang luar biasa; bahkan orang-orang yang sungguh-sungguh percaya (contohnya Muslim) berkumpul berdasarkan standar tertinggi datang dari tempat paling jauh kekuasaan Khalifah; dan seluruh dunia ke-Muhammad-an memikirkan rencana penaklukan ini dengan keresahan yang amat…

Abdar-Rahman memulai gerakan bersejarah ini, dengan harapan membawa panji-panji nabi itu hingga ke ujung pantai laut Baltik. Keberhasilannya menyebabkan keresahan di seluruh Eropa; dan tentulah, karena sangat hebat dan sangat merusak sesuatu yang belum pernah dilihat oleh angkatan bersenjata Eropa sejak peperangan Attila dan Han. Lautan api, reruntuhan, jeritan dari kesucian yang telah dilanggar dan jerit tangis orang-orang yang hampir mati, menjadikan penyerangan ini sebagai pengepungan yang tidak terlupakan sehingga terlihat seperti dilakukan oleh Iblis daripada dilakukan oleh manusia. Kota-kota bagian Pusat dan Selatan Perancis diubah menjadi asap reruntuhan dan permohonan disampaikan kepada Charles Martel, pemimpin bangsa Frans. Ia benar-benar menyadari betapa besar bahayanya bila menghadapi orang-orang ini dengan rencana yang dangkal. Ia dengan diam-diam mengumpulkan kekuatan yang besar di Belgia dan Jerman untuk menghadapi musuh yang mengerikan ini. Dengan cekatan ia mendahului orang-orang Arab dari Timur ini dengan menyerang mereka di Tours, sebuah kota yang baru saja mereka taklukkan. Setelah enam hari pertempuran kecil-kecilan, tibalah mereka pada pertempuran yang hebat dan berdarah di mana keberanian dan keahlian kepemimpinan dari kedua belah pihak ditonjolkan. Akhirnya barisan yang tidak terkalahkan, kerangka yang tidak tertembus dan tangan besi orang-orang Jerman membalikkan posisi dan ketika malam tiba sejumlah besar orang-orang Arab dari Timur mati terbaring di medan perang (termasuk pemimpin mereka). Pada tengah hari saat para pemenang bangkit untuk meneruskan peperangan, tenda-tenda putih orang-orang Arab dari Timur terbentang sejauh mata memandang, tetapi tidak ada seseorangpun yang bangkit menemui mereka. Bangsa-bangsa Arab dari Timur itu secara diam-diam telah meninggalkan tenda mereka dan meninggalkan barang rampasan dan kekayaan mereka. Kekristenan selamat. Paus dan biarawan, imam dan petani, memenuhi gereja mengucapkan syukur untuk kebebasan mereka. Sebuah pukulan telah diberikan kepada Islam yang mengartikan perlawanan mereka tidak lagi dianggap sebagai kengerian. Kemenangan yang terkenal ini melumpuhkan seluruh dunia Muslim. Seorang Emir (atau pemimpin) yang lain dipilih untuk membalas dendam kekalahan ini. Setelah melalui daerah Pirenees memasuki Perancis, sebuah kepanikan besar menghantui orang-orang Arab dari Timur ini yang menyebabkan mereka mundur dan lalu dikejar dan dibunuh.”

tntra arab vs rma CopySebuah gambaran yang luar biasa! Tetapi satu hal yang jelas. Penakluk-penakluk Arab diijinkan untuk menyiksa orang-orang kerajaan Romawi, tetapi ketika mereka berusaha untuk memusnahkan dan mengakhiri kerajaan ini mereka akan dipukul mundur. Impian yang retak dari bangsa-bangsa Arab ini menjadi perbincangan di kalangan ahli sejarah sebagai yang “luar biasa” dan “membingungkan” sesuatu yang mereka dapati sulit untuk dimengerti, karena dari sudut pandang manusia, orang-orang Arab seharusnya sudah berhasil, tetapi ketika keberhasilan seharusnya sudah dalam genggaman tangan, gantinya malah mereka sendiri yang hancur.

Edward Gibbon mengatakan, “Ketika orang-orang Arab pertama kali keluar dari padang pasir, mereka pasti telah dikagetkan oleh betapa mudahnya dan pesatnya keberhasilan mereka. Tetapi ketika mereka menanjak dalam karir kemenangan hingga ke tepian sungai Indus dan puncak Pyrenees; … Mungkin mereka juga sama kagetnya bahwa bangsa lain dapat mengalahkan persenjataan mereka yang tak terkalahkan; yaitu ada batas yang membatasi daerah kekuasaan penerus nabi itu… Ahli sejarah pada masa kini yang diam-diam mempelajarinya, yang berjuang mengikuti gencarnya penyerbuan orang Arab dari Timur tersebut, harus belajar menerangkan dengan cara apa gereja dan negara diselamatkan dari penaklukan ini, dan seperti yang telah kita lihat, dari bahaya, yang tidak dapat dihindari.”

Henry Hallam menggambarkan mundurnya serdadu-serdadu Arab sebagai salah satu keajaiban dalam sejarah. “Penaklukan ini, yang menggugah mereka yang ceroboh dan hanya membaca dari luar, adalah lebih tidak membingungkan bagi penyelidik yang diam-diam, mengenai berhentinya; kehilangan setengah dari Kerajaan Romawi, tetapi tidak seluruhnya.”

Surga menitahkan agar bangsa Arab tidak memusnahkan Kerajaan Romawi tetapi hanya menyiksanya. Bagaimanapun juga beberapa ahli percaya bahwa ada alasan kedua kenapa bangsa Arab dipukul mundur. Apakah untuk menyelamatkan Kepausan dari kemusnahannya? Apakah itu berarti sebuah berkat? Apakah itu untuk menyelamatkan Kekristenan murtad dari bangsa Barat? Jatuhnya Kepausan akan menyelamatkan Eropa dari genggaman masa kegelapan.

“Eropa berhutang budi atas keberadaannya, agamanya…kepada kemenangannya (Charles Martel’s).” Di tengah-tengah pesatnya kemurtadan di kerajaan Romawi tinggallah sisa-sisa umat-umat Tuhan yang setia, yang bersembunyi di hutan belantara untuk mempertahankan iman mereka. Mereka inilah orang-orang Albigensia dari Perancis Utara, orang-orang Waldensia dari Italia Utara, dan yang lain di Bohemia, Jerman, dan lain tempat.

Ketika orang-orang Arab mengepung Perancis mereka mendekati daerah di mana umat-umat Tuhan yang setia tinggal dan dipercayai bahwa satu alasan orang Arab dihalau adalah untuk melindungi umat-umat Tuhan. Professor William Whiston, cendikiawan dari Cambridge, dan peneliti kitab Daniel dan Wahyu, mengucapkan hal ini dengan jelasnya dalam catatannya mengenai Wahyu 9. “Mereka yang telah mendapatkan pengalaman paling berharga dari sejarah, benar-benar menjadi saksi sejati terhadap pemujaan berhala dan rusaknya moral gereja pada zaman itu, mereka yang mendiami beberapa bagian dari Savoi, Piedmon, Milan, dan mungkin sebagian di bagian selatan Perancis; contohnya. Pelopor dari pengarang pertama orang-orang Waldensia dan Albigensia, yang diam di sana. Dan pemeliharaan Tuhan sangatlah luar biasa dalam melepaskan orang-orang ini dari wabah penyerangan orang-orang Arab dari Timur, yang ketika, tahun 726 T.M., mencoba memusnahkan bagian selatan dari Perancis, mereka benar-benar musnah,dan dengan sedikit penyiksaan di bagian lainnya, bahkan sejarahpun heran akan persamaan ini.”

Tetapi bagaimanakah mengenai lima bulan penyiksaan? Adalah penting untuk mencatat bahwa kurun waktu di mana belalang asli dari padang pasir mengerumuni daerah Timur Tengah tepat

meliputi lima bulan. Hal ini terjadi dari bulan Mei hingga termasuk bulan September – tepat lima bulan. Seperti halnya ketika Pewahyu menggambarkan kurun waktu pengepungan bangsa Arab di mana mereka akan menyiksa Kekristenan murtad tepat selama lima bulan.

Kurun waktu ini adalah bagian dari lambang dalam nubuatan, maka waktu yang telah ditetapkan pastilah waktu secara simbolis. Ini adalah lima bulan waktu nubuatan. Waktu secara simbolis harus selalu diubah menjadi hari. Dalam satu bulan Alkitab ada tepat tiga puluh hari. Maka lima bulan sama dengan 150 hari. Dalam konteks nubuatan, satu hari sama dengan satu tahun (Yehezkiel 4:6), maka 5 bulan = 150 hari melambangkan 150 tahun. Di sini kita memiliki pengujian yang tepat di mana kita dapat memastikan ketepatan penafsiran kita mengenai sangakakala kelima.

Apakah kurun waktu penyiksaan yang dilakukan bangsa-bangsa Arab tersebut tepat 150 tahun? Setelah sebelumnya dua kali Konstantinopel (pertama adalah 668-675, dan kedua pada tahun 716-718 AD) dikepung oleh orang-orang Islam, sejarah mencatat pada tanggal 27 Juli 1299, Kerajaan Ottoman dari Turki (yang begitu kental dengan agama Islam) untuk pertama kalinya menginvasi teritori Nicomedia (dari tulisan Gibbon, Decline and Fall, vol. 7, Bab 64, hal 25). Jadi ini merupakan titik awal hitungan 150 tahun ini. Berarti kurun waktu ini akan berakhir di tahun 1449.

Apa yang terjadi pada 1449? Sejarah mencatat pada tahun 1449 John Palaeologus, raja Roma Byzantine mati dan digantikan oleh saudaranya, Konstantine Deacozes (Konstantine XI). Tetapi Konstantine Deacozes ini tidak berani naik takhta tanpa restu Amurath, sultan Turki. Dengan demikian, Konstantine menyatakan bahwa dia tunduk kepada kepemimpinan Turki. Konstantinopel pun menjadi daerah jajahan. Konstantinopel diambil alih pada 27 Juli 1449, tepat 150 tahun sejak invasi Ottoman.Dengan demikian nubuatan pun digenapi.

Alangkah penggenapan nubuatan ini memberikan keyakinan dalam kebenaran dan kepercayaan pada tulisan Alkitab yang diilhamkan oleh Roh Kudus. Kita lebih diyakinkan mengenai ketepatan sabda Tuhan. Ini adalah salah satu pelajaran terbesar yang kita pelajari dari nubuatan luar biasa mengenai sangkakala kelima. Mungkin ada pelajaran lain bagi umat Allah melalui nubuatan ini. Apa tujuan dibalik sangkakala ini? Ini adalah penghakiman Tuhan dalam hal kemurtadan. Hal ini menunjukkan sikap Tuhan terhadap kemurtadan. Surga membencinya. Kemurtadan menjijikkan bagi Yesus Kristus. Kenyataan bahwa surga mengijinkan Islam bangkit untuk menghukum kemurtadan menunjukkan betapa serius dan menyinggungnya Kekristenan murtad di hadapan surga.

Selama 1200 tahun lamanya Islam telah mendominasi kehidupan jutaan orang di seluruh Timur Tengah dan lebih jauh daripada itu. Meskipun para khalifah Islam pada akhirnya melakukan banyak penaklukan yang tidak bisa diterima oleh peradaban Kristen namun Islam menentang penyembahan berhala dan kecurangan-kecurangan dalam agama dan mungkin lebih baik dalam pandangan surga daripada kemurtadan gereja Kristen di Kerajaaan Romawi.

Sama halnya dengan kemurtadan dalam gereja Kristen, mungkin Islam diilhami oleh Iblis, sebagaimana perkataan Muhammad sendiri dalam salah satu tradisi Islam. Dari Imranbin Hushain r.a., Rasulullah SAW bersabda, ”…dan demi jiwaku yang berada dalam gengaman Allah bahwa kalian adalah kilauan dua makhluk yang selalu berkembang jumlahnya, yaitu Yajuj dan Makjuj yang berasal dari keturunan Adam dan keturunan Iblis.”

Bagaimanapun juga pada saat Islam menghancurkan sebagian besar kemurtadan, Kekristenan sejati diijinkan untuk berdiri (mereka yang memiliki meterai Allah) untuk melanjutkan penyebaran iman dan pengaruh mereka. Menurut Benjamen Wilkinson Kekristenan sejati pada kurun waktu tersebut tersebar dengan mengagumkan ke seluruh dunia timur. Injil disampaikan hingga ke Cina (sehingga terbentuk Silk Road-Jalan Sutera), dan daerah-daerah jauh lainnya.

Kebangkitan Islam adalah untuk melindungi gereja yang benar. Bila saja kemurtadan Kepausan tidak dihadang dari awal, maka gereja-gereja dari Timur tidak akan bertahan. Sewajarnya bila umat Kristen yang benar justru berterimakasih kepada Islam daripada membencinya seperti musuh, karena Islam adalah juga keturunan Ismael dan keturunan Bapa orang Percaya, bapa Abraham. Bersama-sama keturunan Ismael dan Ishak berhasil mengalahkan Romawi dan hidup berdampingan dengan damai (namun bukan berarti bercampur dalam pengajaran).

Biarlah pelajaran sangkakala kelima ini menambahkan keyakinan iman kita dalam Sabda Tuhan dan dalam kebijaksanaan dan kepemimpinan Yesus Kristus sebagaimana Ia memimpin dan melindungi umat-umatNya.

(http://goo.gl/nfN8o9)

 

 

 

 

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?