[AkhirZaman.org] Pemerintah Turki menghapus teori evolusi Charles Darwin dari kurikulum pelajaran dan menggantinya dengan mata pelajaran jihad yang diharapkan bisa meningkatkan semangat patriotik para siswa.
Menteri Pendidikan Turki, Ismet Yilmaz, mengatakan bahwa keputusan tersebut dibuat karena pelajaran tentang teori Darwin tidak bisa dijangkau oleh pemahaman siswa dan tidak juga relevan dengan kenyataan.
Teori evolusi memang ditentang oleh umat Muslim maupun Kristiani yang percaya bahwa Tuhan menciptakan dunia dan seisinya sesuai dengan gambaran Al Quran dan Alkitab dalam waktu enam hari.
“Ini adalah tugas kita untuk memperbaiki apa yang telah dianggap salah. Inilah sebabnya mengapa pelajaran hukum Islam dan dasar agama akan mencakup teori tentang jihad. Sebab, arti sesungguhnya dari jihad adalah mencintai bangsamu,” ujar Yilmaz, seperti dilansir dari laman Independent, Kamis (20/7).
Jihad sering diterjemahkan sebagai “perang suci” dalam konteks pejuang yang berperang melawan musuh Islam. Namun, cendekiawan Muslim menekankan bahwa jihad juga mengacu pada perjuangan spiritual pribadi melawan dosa.
Meski demikian, perubahan itu tetap memicu perdebatan publik. Mereka yang tidak setuju takut jika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menginisiasi perubahan ini akan menjatuhkan yayasan sekuler di republik tersebut.
Seorang anggota partai oposisi Rakyat Republikan, Mustafa Balbay, dengan tegas mengatakan bahwa teori evolusi berada di luar tingkat pemahaman adalah sebuah penghinaan terhadap siswa sekolah menengah.
“Beri siswa 18 tahun hak untuk memilih dan dipilih, tapi jangan membiarkannya berhenti belajar tentang teori evolusi. Ini bukan hal yang open minded dan sangat bodoh,” tegasnya.
Bilamana pertimbangan diberikan kepada kesempatan-kesempatan manusia untuk mengadakan riset; betapa singkat kehidupannya; betapa terbatas ruang kegiatannya; betapa terbatas pandangannya; betapa sering dan betapa besar kesalahan dalam kesimpulannya, khususnya tentang peristiwa-peristiwa yang diperkirakan terjadi sebelum sejarah Alkitab; betapa sering penarikan kesimpulan ilmu pengetahuan yang diduga direvisi atau disingkirkan; dengan kesediaan apa periode diterima tentang perkembangan bumi dari waktu ke waktu bertambah atau habis oleh jutaan tahun; dan bagaimana teori-teori itu maju oleh pertentangan para ilmuwan yang berbeda-beda satu dengan yang lain—sambil memikirkan semua ini, haruskah kita, karena kesempatan menelusuri garis keturunan kita dari kuman kecil, dan kerang serta kera, setuju untuk menyingkirkan pernyataan Kitab Suci tersebut, yang begitu agung dalam kesederhanaannya, “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakannya dia?” (Kejadian 1:27). Haruskah kita menolak catatan silsilah itu,—merasa lebih bangga daripada apa yang tersimpan di dalam istana raja-raja— “anak Adam, anak Allah?” (Lukas 3:38). {MPS 117.2}