(Masa Kesusahan Besar. Bagian I) Cawan Murka Allah Akan Dituangkan
[AkhirZaman.org] Peristiwa-peristiwa serius masih akan terjadi di hadapan kita. Sangkakala demi sangkakala akan dibunyikan; cawan demi cawan akan dituangkan satu per satu ke atas penduduk bumi.—3SM 426 (1890).
Dunia ini akan segera ditinggalkan oleh malaikat kemurahan dan ketujuh malapetaka terakhir akan dicurahkan. . . . Ledakan murka Allah akan segera menggelegar, dan bilamana la hendak mulai menghukum para pelanggar maka tidak akan ada masa tenggang sampai kepada kesudahannya.-TM 182 (1894).
Bangsa-Bangsa Bertikai
Empat malaikat perkasa menahan kekuatan-kekuatan di bumi ini sampai hamba-hamba Allah dimeteraikan pada dahi mereka. Bangsa-bangsa di dunia gemar akan pertikaian, tetapi mereka dikendalikan oleh malaikat-malaikat itu. Bilamana kuasa yang menahan ini diangkat maka akan tibalah masa kesusahan dan kesulitan. Alat-alat perang yang mematikan akan diciptakan. Kapal-kapal yang bermuatan nyawa-nyawa yang hidup akan terkubur di kedalaman laut. Semua orang yang tidak mempunyai roh kebenaran akan bersatu di bawah pimpinan kaki-tangan Setan, tetapi mereka tetap dikendalikan sampai waktunya tiba bagi perang Harmagedon yang dahsyat itu.-7BC 967 (1900).
Seluruh Dunia Akan Terlibat Dalam Kehancuran
Sekarang ini malaikat-malaikat sedang menahan angin peperangan agar angin itu tidak berhembus sampai dunia diamarkan akan kebinasaannya yang sedang datang, tetapi suatu badai sedang menanti, siap untuk melanda bumi, dan bilamana Allah menyuruh Malaikat-Malaikat-Nya melepaskan angin itu akan terjadilah suatu pemandangan peperangan yang tidak dapat digambarkan oleh pena.–Ed 179, 180 (1905).
Nubuatan Juruselamat mengenai datangnya pehukuman atas Yerusalem harus digenapi sekali lagi, di mana penghancuran yang dahsyat itu merupakan suatu bayangan semu. Tentang nasib kota pilihan itu Kita dapat menyaksikan kebinasaan sebuah dunia yang sudah menolak belas kasihan Allah dan menginjak-injak Hukum-Nya.-GC 36 (1911).
Kemudian Setan akan menjerumuskan seluruh penduduk bumi ke dalam satu kesusahan besar yang terakhir. Sementara Malaikat-Malaikat Allah ticlak lagi mengendalikan kedahsyatan angin hawa nafsu manusia maka semua unsur peperangan akan dibiarkan lepas. Seluruh dunia akan terlibat dalam kehancuran yang lebih hebat daripada yang menimpa Yerusalem purba.-GC 614 (1911).
Allah ltu Adil dan Sekaligus Pemurah
Adalah kemuliaan Allah untuk berkemurahan, penuh dengan kesabaran, kelembutan, kebaikan dan kebenaran. Tetapi keadilan yang ditunjukkan dalam menghukum orang berdosa sama sebagai kemuliaan Tuhan seperti penyataan kemurahan-Nya.-RH, 10 Maret 1904.
Tuhan Allah Israel akan melaksanakan penghakiman terhadap ilah-ilah dunla lnl sebagalmana terhadap ilah-ilah Mesir. Dengan api dan banjir, malapetaka dan gempa bumi, la akan mengacau-balaukan seluruh dunia. Maka umat tebusan-Nya akan meninggikan nama-Nya dan memuliakannya di bumi ini. Tidakkah mereka yang hidup pada sisa terakhir sejarah dunia ini menjadi bijak dalam menyimak pelajaran-pelajaran Allah? 10 MR 240. 241 (1899)
Seorang yang telah tampil sebagai Pengantara kita; yang mendengar segala doa dan pengakuan orang yang menyesal; yang dilambangkan dengan pelangi sebagai lambang dari rahmat dan kasih, yang melingkar di atas kepala-Nya, segera akan berhenti dari pekerjaan-Nya di kawah surga. Maka anugerah dan kemurahan akan turun dari tahta itu, lalu keadilan menggantikan tempatnya. Dia yang diharapkan oleh umat-Nya itu akan mengambil hak-Nya – jabatan sebagai Hakim Tertinggi. -RH, 1 Januari 1889.
Di seluruh Alkitab, Allah tidak saja digambarkan sebagai Oknum yang berbelaskasihan dan murah hati, tetapi juga sebagai Allah yang tegas dan mempunyai keadilan yang tidak memihak.-ST, 24 Maret 1881.
Kepastian Penghakiman Allah
Pada zaman kita ini kasih Allah digambarkan sebagai suatu tabiat yang akan menghalangi-Nya untuk memusnahkan orang berdosa. Manusia berpikir berdasarkan standar hak dan keadilan mereka sendiri yang rendah. ‘Engkau menyangka bahwa Aku ini sederajat dengan engkau (Mazmur 50:21). Mereka mengukur Allah dengan diri mereka sendiri. Mereka berpikir bagaimana caranya bertindak berdasarkan keadaan dan menganggap bahwa Allah akan melakukan seperti yang mereka bayangkan akan mereka lakukan. . . .
Tidak ada kerajaan atau pemerintahan yang menyerahkan kepada para pelanggar hukum untuk menentukan hukuman apa yang harus dilaksanakan terhadap mereka yang sudah melanggar hukum itu. Segala yang kita miliki, semua kelimpahan anugerah-Nya yang kita punyai, itu adalah hutang kita kepada Allah. Sifat dosa yafig menjengkelkan terhadap Allah tidak dapat diukur sebagaimana langit itu tidak dapat diukur dengan tali pengukur. Allah adalah penguasa moral dan sekaligus seorang Bapa. Dialah Pemberi hukum itu. Dia menciptakan dan menjalankan Hukum-Hukum-Nya. Hukum tanpa ganjaran tidaklah berdaya.
Mungkin diadakan pembelaan bahwa seorang Bapa pengasih tidak mau melihat anak-anak-Nya menderita hukuman Allah dengan api padahal la berkuasa untuk melepaskan mereka. Tetapi demi kebaikan dan keamanan rakyat-Nya, Allah mau menghukum si pelanggar. Allah tidak bekerja berdasarkan rencana manusia. la dapat melakukan keadilan abadi yang manusia tidak berhak lakukan di hadapan sesamanya manusia. Nuh tentu tidak akan menyenangkan hati Allah kalau menenggelamkan salah seorang dari para pencemooh dan pengejek yang mengganggunya itu, tetapi Allah menenggelamkan seantero dunia yang luas Lot tentu tidak berhak menghukum menantu-menantunya itu, tetapi Allah yang melakukannya dengan keadilan yang tegas.
Siapa yang bisa berkata bahwa Allah tidak akan melakukan apa yang la katakan hendak dilakukan-Nya?-12MR 207-209; 10MR 265 (1876).
Hukuman Datang Apabila Allah Menghapus Perlindungan-Nya
Telah ditunjukkan kepada saya bahwa hukuman Allah tidak akan datang secara langsung dari Tuhan ke atas mereka, tetapi dengan cara ini: Mereka itu yang menempatkan diri di luar perlindungan-Nya. Ia mengamarkan, membetulkan, menegur, dan menunjukkan satu-satunya jalan yang aman; jadi, kalau mereka yang menjadi sasaran pemeliharaan-Nya yang istimewa itu mengikuti jalan mereka sendiri, lepas dari Roh Allah meskipun sudah diamarkan berulang-ulang, kalau mereka memilih jalan mereka sendiri, maka la tidak memerintahkan malaikat-malaikat-Nya agar menghalangi serangan-serangan Setan yang mematikan terhadap mereka.
Kuasa Setanlah yang bekerja di laut dan di darat, membawa bencana dan kesusahan serta menyapu banyak orang untuk menjadi mangsanya. 14MB (1883).
Allah akan menggunakan musuh-musuh-Nya sebagai alat untuk menghukum mereka yang telah mengikuti jalan-jalan mereka sendiri yang jahat, dengan mana kebenaran Allah sudah disalahgambarkan, disalahpahami dan tidak dihormati.-PC 136 (1894).
Roh Allah yang dihinakan, ditolak dan dilecehkan sedang ditarik dari bumi ini. Begitu Roh Allah itu ditarik, pekerjaan Setan yang bengis akan dilaksanakan di darat dana di laut.-Ms 154, 1898.
Orang jahat telah melewati batas percobaan mereka; Roh Allah yang terus menerus ditolak akhirnya sudah ditarik. Karena tidak dilindungi oleh rahmat llahi. maka mereka tidak mempunyai perlindungan dari si Jahat.-GC 6111- (1911).
Berkali-Kali Malaikat Kudus Menggunakan Kekuatan yang Membinasakan [1]
Pehukuman Allah telah bangkit atas Yerikho. Kota itu adalah benteng pertahanan yang kuat. Tetapi Penghulu laskar Tuhan Sendiri yang datang dari Surga untuk memimpin bala tentara Surga dalam suatu serangan atas kota itu. Malaikat-Malaikat Allah merobohkan tembok-tembok yang tebal dan meratakannya dengan tanah.-ST 264- (1873).
Di bawah Allah Malaikat-Malaikat itu sangat berkuasa. Pada suatu kejadian, memenuhi perintah Kristus, mereka membantai pasukan Asyur sebanyak seratus delapan puluh lima ribu orang dalam satu malam.–DA 700 (1898). Malaikat yang sama yang datang dari istana kerajaan untuk menyelamatkan Petrus adalah menjadi utusan murka dan pehukuman kepada Herodes. Malaikat itu memukul Petrus untuk membangunkannya dari tidur. Tetapi dengan pukulan yang berbeda dia memukul rata yang jahat itu. menendahkan kesombongannya dan mendatangkan hukuman Yang Maha Kuasa ke atasnya. Herodes mati dalam kesengsaraan pikiran dan tubuh yang hebat di bawah hukuman pembalasan Allah. AA 152 (1911).
Seorang Malaikat membunuh semua anak sulung orang Mesir dan memenuhi negeri itu dengan ratap tangis. Ketika Daud melawan Allah dengan menghitung rakyatnya, seorang Malaikat menimbulkan kebinasaan yang mengerikan dengan mana dosanya dihukum. Kuasa pemusnah yang sama digunakan oleh Malaikat-Malaikat kudus bilamana Allah memerintahkannya, akan digunakan oleh Malaikat-Malaikat jahat apabila Ia mengizinkannya. Sekarang sudah – tersedia kekuatan, hanya menunggu izin llahi saja untuk menyebarkan penghancuran di mana-mana.-GC 614 (1911).
Dua Malapetaka yang Pertama
Bilamana Kristus menghentikan pengantaraan-Nya di Kaabah, murka yang tidak bercampur itu mengancam mereka yang menyembah binatang dan patungnya serta menerima tandanya (Wahyu 14:9,10). Malapetaka-malapetaka yang menimpa Mesir ketika Allah hendak membebaskan Israel, sama sifatnya dengan hukuman-hukuman yang lebih mengerikan dan lebih luas yang akan menimpa dunia ini sebelum kelepasan terakhir umat Allah. Dalam menerangkan siksaan yang hebat itu, pewahyu berkata: ‘Maka timbullah bisul yang jahat yang berbahaya pada semua orang yang memakal tanda dari binatang ltu dan yang menyembah patungnya.Maka laut menjadi darah, seperti darah orang mati, dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut (Wahyu 16:2, Z5).-GC 627, 628, (1911).
Malapetaka-malapetaka sudah menimpa penduduk bumi. Sebagian menghina dan mengutuk Dia. Yang lain bergegas mendapatkan umat Allah dan memohon agar diajarkan bagaimana mereka bisa luput dari hukuman-hukuman-Nya. Tetapi orang-orang saleh itu tidak dapat berbuat apa-apa untuk mereka. Airmata terakhir bagi orang-orang berdosa sudah dihapus, doa memelas yang terakhir sudah dilayangkan, beban yang terakhir sudah dipikul, amaran yang terakhir sudah disampaikan.-EW 281 (1858).
Malapetaka yang Ketiga
Saya mellhat empat malaikat akan menahan keempat mata angin sampal pekerjaan Yesus di kaabah sudah selesai, lalu datanglah ketujuh malapetaka terakhir itu. Malapetaka-malapetaka ini makin membangkitkan amarah orang-orang jahat terhadap orang benar; mereka mengira bahwa kitalah yang telah menimbulkan hukuman-hukuman Allah ke atas mereka, dan kalau mereka dapat melenyapkan kita dari muka bumi maka malapetaka-malapetaka itu akan berhenti. Perintah dikeluarkan agar membunuh orang-orang saleh, yang membuat mereka berseru siang dan malam untuk kelepasan.-EW 36, 37 (1851).
Lalu sungai-sungai dan mata air . . . semuanya menjadi darah. Begitu mengerikan siksaan ini, keadilan Allah dipertahankan sepenuhnya. Malaikat Allah menyatakan: Adil Engkau, Oh Tuhan, . . . yang telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi. Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka’ (Wahyu 16:2-6).
Dengan menghukum umat Allah sampai mati, mereka telah menimpakan kesalahan dari darah mereka seakan-akan itu ditumpahkan oleh tangan mereka.—GC 628 (1911).
Malapetaka yang Keempat
Pada malapataka yang berikutnya kuasa diberikan kepada matahari untuk menghanguskan manusia dengan api, dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat (Wahyu 16:8. 9). Beginilah sang nabi menerangkan keadaan bumi pada masa yang mengerikan ini: Negeri itu berkabung, . . . karena panen di ladang sudah binasa. . . . Semua pohon di ladang sudah layu karena anak-anak manusia sudah kehilangan kegembiraan. Benih itu sudah membusuk di bawah gumpalan tanah, semua lumbung sudah sepi. . . . Bagaimanakah binatang-binatang itu menaungi kawanan ternak kebingungan, Karena tak ada lagi padang rumput. . . . Sungai-sungai kekeringan, dan api telah menghanguskan padang rumput di padang belantara. Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu, demikianlah Firman Tuhan. Ada banyak bangkai, ke mana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam (Yoel l:l0-12, 17-20; Amos 8:3).
Malapetaka-malapetaka ini tidak bersifat universal, kalau tidak seluruh penduduk bumi akan lenyap seluruhnya. Namun malapetaka-malapetaka ini akan menjadi siksaan yang paling mengerikan yang pernah dikenal oleh manusia fana.-GC 628. 629 (1911).
Malapetaka yang Kelima
Dengan teriakan kemenangan, ejekan dan sumpah serapah, gerombolan-gerombolan orang jahat hendak menghantam korban mereka ketika tiba-tiba suatu kegelapan yang pekat, lebih kelam dari kegelapan malam, turun ke atas bumi. Kemudian sebuah pelangi yang bersinar dengan kemuliaan dari tahta Allah terbentang di langit, kelihatan melingkari setiap kelompok orang yang sedang berdoa. Gerombolan yang marah itu sekonyong-konyong terhenyak. Ejekan mereka lenyap. Sasaran amarah mereka terlupakan. Dengan firasat menakutkan mereka menatap lambang perjanjian Allah itu, dan ingin berlindung dari cahayanya yang dahsyat itu. . . .
Pada tengah malamlah Allah menyatakan kuasa-Nya bagi kelepasan umat-Nya. Sang surya tampak memancarkan cahaya seterang-terangnya. Tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat berlangsung sllih berganti dengan cepat. Orang jahat melihat dengan ketakutan dan keheranan pada pemandangan itu, sementara orang benar memandangnya dengan kegembiraan yang khidmat akan tanda-tanda kelepasan mereka itu.-GC 655, 656 (1911).