Sunday, November 24, 2024
Google search engine
HomeKeluargaPelajaran KeluargaTujuh Belas Kunci Pernikahan Bahagia dari Buku Tuhan

Tujuh Belas Kunci Pernikahan Bahagia dari Buku Tuhan

[AkhirZaman.org] Sebagaimana yang mungkin sudah Anda ketahui, hampir 50% dari pernikahan di zaman sekarang berakhir dengan perceraian, meninggalkan pasangan yang sakit hati dan anak-anak yang kehilangan pegangan. Jangan biarkan ini terjadi pada Anda! Siapa pun Anda, entah pernikahan Anda sedang terguncang atau sedang indah-indahnya, atau bahkan sekalipun Anda belum menikah, berikut adalah nasehat gratis tapi terbukti efektif untuk membantu agar pernikahan Anda bisa langgeng. Berasal langsung dari Tuhan yang menciptakan dan mendirikan lembaga pernikahan! Jika Anda sudah mencoba segalanya tapi tidak berhasil, kenapa tidak mencoba kata-kata Tuhan? Ikuti kunci-kunci berikut dalam pelajaran ini, dan Anda bisa mengukuhkan rumahtangga Anda.

1. Bentuk rumah tangga Anda sendiri.

“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” (Kejadian 2:24).

Renungkan: Perintah Tuhan itu jelas. Pasangan yang akan menikah harus meninggalkan rumah orangtua masing-masing dan mendirikan rumahtangga sendiri, bahkan sekalipun kondisi keuangan menuntut agar rumah pengantin baru itu berupa rumah kontrakan berkamar satu. Suami dan istri harus membuat keputusan bersama dalam hal-hal seperti ini. Kemudian mereka harus memberitahukan keputusan itu pada kerabat masing-masing. Mereka harus tetap pada keputusan ini walau ada yang mengusik.  Ribuan perceraian bisa terhindarkan bila peraturan ini dipatuhi.

2. Pertahankan kemesraan semasa pacaran dulu.

“Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” (1 Petrus 4:8).

“…suaminya memuji dia” (Amsal 31:28).

“…perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada … bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.” (1 Korintus 7:34).

“Hendaklah kamu saling mengasihi … dan saling mendahului dalam memberi hormat.” (Roma 12:10).

Renungkan: Teruskan (atau tepatnya segarkan kembali) kasih sayang selama masa pacaran dulu hingga sesudah upacara pernikahan, dan tetap teruskan sampai maut memisahkan. Pernikahan yang berhasil tidak terjadi dengan sendirinya, tapi harus dipupuk. Jangan sepelekan pasangan Anda; kalau tidak, kejenuhan yang timbul akan menghancurkan pernikahan Anda. Pertahankan cinta agar tetap tumbuh dengan mengekspresikan cinta pada pasangan Anda; kalau tidak cinta itu akan mati, dan Anda akan menjauh satu sama lain. Kasih dan sukacita tidak diperoleh dengan cara mencarinya untuk diri sendiri, tapi dengan cara memberikannya pada orang lain.

Jadi habiskan sebanyak mungkin waktu untuk melakukan banyak hal bersama-sama jika Anda ingin lebih kompak. Usahakan untuk menyambut satu sama lain dengan antusias. Bersantai, berkunjung ke rumah kerabat, belanja, jalan-jalan, makan sama-sama. Jangan abaikan perhatian-perhatian kecil, kata-kata yang menguatkan, dan tindakan-tindakan kasih. Kejutkan satu sama lain dengan hadiah-hadiah kecil atau bantuan-bantuan kecil. Usahakan untuk “bersaing” dalam memberi kasih sayang.  Jangan harapkan keuntungan pribadi dari sebuah pernikahan. Perceraian bukanlah penghancur rumahtangga terbesar, tapi kurangnya cinta. Jika diberi kesempatan, cinta akan sanggup mengatasi segalanya.

3. Selalu ingat bahwa Tuhanlah yang mempersatukan Anda dalam pernikahan.

“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya… Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:5, 6).

Renungkan: Apakah cinta hampir lenyap dari rumah Anda? Iblis-lah yang bertanggung-jawab akan hal itu.

Jangan lupa bahwa Tuhan Sendiri yang mempersatukan Anda berdua dalam pernikahan, dan kehendak-Nya ialah agar Anda berdua tetap bersama dan bahagia. Dia akan membawa sukacita dan kasih ke dalam hidup Anda bila Anda mematuhi perintah-perintah-Nya.”… bagi Tuhan segala sesuatu mungkin.” (Matius 19:26). Jangan putus asa. Tuhan, yang menumbuhkan kasih di dalam hati para misionaris untuk mengasihi penderita kusta, sanggup pula memberi Anda cinta kasih untuk satu sama lain jika Anda mengizinkan Dia bertindak.

4. Jagalah hati Anda.  Jangan biarkan panca-indera, nafsu, dan emosi menjerat Anda.

“…Jangan mengingini isterinya…” (Keluaran 20:17).

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Amsal 4:23. “semua yang benar, … mulia, … adil, … suci, … manis, … yang sedap didengar, … pikirkanlah semuanya itu.”  (Filipi 4:8).

Renungkan: Pikiran-pikiran yang salah pasti akan menghancurkan pernikahan Anda. Setan akan menjerat Anda dengan pikiran-pikiran seperti ini: “Pernikahanku adalah sebuah kesalahan. Aku menyesal menikah dengannya.” “Dia tidak memahami diriku.” “Aku tak sanggup lagi menerima semua ini.”  “Aku dan dia bisa bercerai kapan saja kalau situasi menuntut begitu.” “Aku mau pulang ke rumah orangtuaku saja.” “Dia senyum-senyum sama orang itu.”

Berhentilah memikirkan pikiran-pikiran seperti itu agar pernikahan Anda tidak hancur, sebab pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan Anda mengendalikan tindakan-tindakan Anda. Hindari melihat, mengucapkan, membaca, atau mendengarkan hal-hal yang membawa pada kenajisan atau ketidaksetiaan. Pikiran-pikiran yang tidak dikendalikan bagaikan mobil yang diparkir pada gigi  netral di sebuah jalan yang miring. Segala sesuatu bisa terjadi, dan hasil akhirnya pastilah kehancuran.

5. Jangan pergi tidur di malam hari dengan perasaan marah pada pasangan Anda.

“Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” (Efesus 4:26).

“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu.” (Yakobus 5:16).

“Lupakan apa yang telah di belakang” (Filipi 3:13).

“Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni”  (Efesus 4:32).

Renungkan: Tetap marah terus-menerus, menyimpan rasa sakit hati (besar atau kecil) sampai berhari-hari, sangatlah berbahaya. Jika tidak diatasi segera, bahkan masalah-masalah sepele sekalipun akan menjadi raksasa dalam benak Anda sementara cara berpikir Anda itu secara negatif mempengaruhi seluruh hidup Anda.

Inilah sebabnya Tuhan berkata bahwa kemarahan harus padam sebelum tidur di malam hari.  Berjiwa besarlah untuk memaafkan kesalahannya dan untuk mengatakan dengan tulus, “Saya minta maaf.” Lagipula, tak ada manusia yang sempurna, dan Anda berdua ada dalam satu tim, jadilah sportif dan akui kesalahan Anda bila memang Anda yang salah. Selain itu, berbaikan adalah pengalaman yang sangat menyenangkan, dengan kekuatan luar biasa untuk membuat pasangan suami-isteri menjadi lebih dekat satu sama lain. Tuhan menyarankan ini! Dan sudah terbukti!

6. Jadikan Tuhan Yesus sebagai inti / pusat rumah tangga Anda.

“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” (Mazmur 127:1).

“Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:6).

“Damai sejahtera Tuhan, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:7).

Renungkan: Ini adalah peraturan yang paling utama. Lebih tinggi daripada segala peraturan lain.  Utamakan Kristus! Rahasia kebahagian sejati dalam rumahtangga bukanlah diplomasi, strategi, dan usaha keras untuk mengatasi masalah, tapi, bersatu dalam nama Kristus. Dua hati yang diisi dengan kasih Yesus tak mungkin terpisah. Dengan Yesus di dalam rumahtangga Anda, pernikahan Anda pasti akan berhasil. Injil adalah obat bagi semua pernikahan yang dulunya terisi kebencian, sakit hati, dan kekecewaan. Injil akan mencegah perceraian dengan cara memulihkan kasih dan kebahagiaan.Injil akan menyelamatkan pernikahan Anda, jika Anda bersedia.

7. Berdoalah bersama-sama.

“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41).

“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan.” (Yakobus 5:16).
“Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Tuhan, – yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati.” (Yakobus 1:5).

Renungkan: Berdoalah bagi satu sama lain, dan biarkan pasangan Anda mendengar bahwa Anda mendoakannya. Ini adalah nasehat yang sangat baik dan pasti efektif.

Berlututlah di hadapan Tuhan dan minta Dia mengaruniakan cinta sejati untuk Anda, kemauan untuk saling memaafkan, kekuatan, dan kebijaksanaan (menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah Anda). Tuhan sudah menjamin bahwa Dia akan menjawab. Orang yang berdoa tidak otomatis lepas dari segala kebiasaan buruknya, tapi dia akan memiliki hati yang rindu untuk melakukan apa yang benar. Tak ada rumahtangga yang akan rusak bila semua anggota keluarga secara tulus berdoa bersama-sama meminta pertolongan Tuhan.

8. Sejak awal, sepakati bahwa bercerai bukanlah solusi yang baik.

“Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:6).

“Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” (Matius 19:9).

“Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup.” (Roma 7:2).

Renungkan: Alkitab itu jelas. Ikatan pernikahan diciptakan Tuhan agar tidak dihancurkan oleh manusia kecuali dalam kasus perzinahan. Tapi keharusan untuk bercerai karena zinah juga bukan sesuatu yang mutlak, melainkan hanya merupakan saran. Pengampunan selalu lebih baik daripada perzinahan, bahkan dalam kasus perzinahan. Pernikahan itu dimaksudkan Tuhan agar berlangsung seumur hidup. Tuhan memberkati ikatan pernikahan waktu Dia melaksanakan upacara pernikahan yang pertama di Eden. Pikiran-pikiran bahwa “perceraian adalah jalan keluarnya” akan selalu menghancurkan pernikahan.

Inilah alasan kenapa Yesus melarang perceraian. Perceraian selalu menghancurkan hidup manusia dan tak pernah menjadi jalan keluar bagi masalah. Sebaliknya, perceraian malah menciptakan masalah-masalah yang lebih besar, jadi perceraian tidak boleh muncul dalam benak Anda.  Hati yang hancur, frustrasi, tidak bahagia, dan hidup yang berantakan pasti menjadi buntut dari perceraian, bahkan keinginan untuk hidup pun bisa lenyap. Tuhan mendirikan lembaga pernikahan untuk melindungi kemurnian dan sukacita manusia, untuk menyediakan kebutuhan sosial mereka, dan untuk meningkatkan kualitas jasmaniah, mental, dan moral mereka. Sumpah pernikahan adalah salah satu kewajiban yang paling khidmat dan mengikat yang dapat dibuat manusia.  Memandang remeh sumpah pernikahan selalu menghasilkan keterpisahan manusia dari berkat-berkat Tuhan.

 9. Usahakan agar rumah Anda hanya ditinggali oleh keluarga dengan ikatan darah yang langsung (pria kepala keluarga, satu isteri, dan anak/anak-anak).

“Jangan berzinah.” (Keluaran 20:14).

“Hati suaminya percaya kepadanya… Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.” (Amsal 31:11, 12).

“TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia.” (Maleakhi 2:14).

“Karena perintah itu… dan ajaran itu … melindungi engkau terhadap perempuan jahat…  Janganlah menginginkan kecantikannya dalam hatimu, janganlah terpikat oleh bulu matanya.  Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? … Demikian juga orang yang menghampiri isteri sesamanya; tiada seorang pun, yang menjamahnya, luput dari hukuman.”  (Amsal 6:24 – 29).

Renungkan: Keakraban keluarga tidak boleh dibagi dengan orang lain – bahkan dengan orangtua atau mertua. Adalah dosa besar bila kita melanggar perintah Tuhan ini. Orang ketiga yang bersimpati atau mendengarkan keluhan-keluhan adalah alat Iblis untuk mencemari hati suami atau isteri. Selesaikan masalah-masalah rumahtangga Anda secara pribadi. Tak seorang pun (kecuali pendeta atau penasehat pernikahan) yang boleh ikut campur. Jujurlah terhadap satu sama lain, dan jangan pernah merahasiakan sesuatu. Jangan ucapkan lelucon yang menyakiti perasaan suami/isteri Anda.Belalah satu sama lain bila diserang pihak luar, dan singkirkan pengaruh pihak luar yang mencoba menyusup ke dalam. Perzinahan akan selalu melukai Anda dan semua orang yang terkait (walau beberapa penasehat pernikahan bersikap lunak terhadap perzinahan). Tuhan, yang tahu pikiran, tubuh, dan kerangka emosi kita (dan tahu hal-hal apa yang membangun atau menghancurkan kita) mengatakan, “Jangan berzinah.” Dan kalau Dia bilang jangan, ya jangan kita lakukan. Orang yang melanggar 10 Hukum Tuhan pasti akan menerima akibat-akibatnya. Jadi jika mulai ada godaan, hancurkan segera. Kalau tidak dihancurkan secepat mungkin, kegelapan yang tak bisa disingkirkan akan hadir dalam hidup Anda.

 10. Tuhan memberikan standar kasih; usahakan agar Anda mencapainya.

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.  Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7).

Renungkan: Baca kembali ayat di atas dengan teliti. Inilah gambaran Tuhan tentang kasih. Sudah sesuaikah Anda? Kasih bukanlah dorongan hati sesaat, tapi prinsip kudus yang mencakup semua tahap dan tindakan dalam hidup. Dengan kasih sejati, pernikahan Anda tak mungkin hancur.

11. Ingat bahwa kritik dan rengekan selalu menghancurkan kasih.

“Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” (Kolose 3:19).

“Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah.” (Amsal 21:19).

“Seorang isteri yang suka bertengkar serupa dengan tiris (atap bocor) yang tidak henti-hentinya menitik (menetes) pada waktu hujan.” (Amsal 27:15).

“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Matius 7:3).

“Kasih itu sabar…; ia tidak cemburu… Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain…  Ia menutupi segala sesuatu, … sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7).

Renungkan: Berhentilah mengkritik, merengek, dan mencari-cari kesalahan. Suami atau isteri Anda mungkin memiliki banyak kekurangan, tapi merengek tidak akan memperbaikinya. Jangan harapkan kesempurnaan, agar tidak timbul rasa sakit hati. Jangan perhatikan keburukan-keburukannya, dan cobalah temukan kebaikan-kebaikannya. Jangan mencoba memperbaiki, mengendalikan, atau memaksa – Anda akan menghancurkan kasih Anda. Hanya Tuhan yang bisa mengubah sifat manusia. Memiliki selera humor, hati yang ceria, ramah, sabar, dan penuh kasih sayang akan menyingkirkan duapertiga masalah-masalah rumahtangga Anda. Cobalah untuk membuat suami/isteri Anda bahagia, bukan sekadar merasa enak, dan dia akan memperbaiki sifatnya dengan sendirinya. Rahasia pernikahan bahagia bukanlah memiliki pasangan yang sempurna, tapi menjadi pasangan yang tepat, cocok, dan serasi bagi pasangan Anda. Ubah diri Anda sendiri, jangan berusaha mengubah pasangan Anda.

12. Jangan terlalu banyak melakukan sesuatu hal, jangan berlebihan.

“Semua orang yang ingin memiliki kemampuan yang hebat dalam suatu hal, tidak boleh berlebihan dalam melakukan segala sesuatu.” (1 Korintus 9:25 KJV).

“… [Kasih] tidak mencari keuntungan diri sendiri.” (1 Korintus 13:5).

“Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan.” (1 Korintus 10:31).

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya.” (1 Korintus 9:27).

“jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” (2 Tesalonika 3:10).

“Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur.” (Ibrani 13:4).

“Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman.” (Roma 6:12, 13).

Renungkan: Terlalu berlebihan tidak baik. Terlalu kurang juga tidak baik. Bekerja, memberikan cinta kasih, istirahat, olahraga, bermain (rekreasi), menyembah Tuhan, makan, dan berteman harus seimbang dalam pernikahan Anda, kalau tidak pasti akan timbul masalah. Terlalu banyak bekerja dan kurang tidur, gizi tidak seimbang, atau kurang olahraga membuat seseorang suka mengkritik, tidak bertenggangrasa, dan suka marah-marah. Terlalu banyak makan adalah tindakan yang memperkuat sifat-sifat kebinatangan dan menumpulkan hati (moralitas). Pelecehan seksual menghancurkan keinginan untuk mempelajari Alkitab dan berdoa, juga memperlemah vitalitas. Pernikahan yang sah secara hukum tidak memberi izin bagi Anda untuk melakukan hubungan seks secara berlebihan.  Seks yang merendahkan derajat manusia, aneh-aneh, terlalu banyak atau terlalu sedikit menghancurkan kasih dan penghargaan atas satu sama lain. Kehidupan seks yang moderat direkomendasikan di Alkitab (1 Korintus 7:3-7). Bergaul dengan teman sangatlah penting.  Kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam sangkar emas maupun pasungan. Usahakan untuk tertawa dan menikmati kebersamaan pada saat-saat santai yang menyenangkan. Bersifat terlalu serius sangatlah berbahaya. Terlalu berlebihan atau terlalu kurang dalam melakukan apa pun melemahkan tingkat intelijensia, kesehatan tubuh, moralitas, dan kemampuan untuk saling mengasihi dan menghargai. Jangan biarkan keekstriman frekuensi tindakan-tindakan Anda menghancurkan pernikahan Anda.

13. Hargai hak-hak pribadi satu sama lain.

“Kasih itu sabar;… ia tidak cemburu…. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri… Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan… [ia] percaya segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7).

“Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.”  (Roma 12:10).

Renungkan: Suami/isteri Anda memiliki hak pribadi atas prinsip kebebasan yang berasal dari Tuhan. Jangan utak-atik dompet atau tas suami / isteri Anda, surat pribadinya, dan benda-benda pribadi lainnya tanpa izin. Juga keinginannya untuk tidak diganggu bila sedang sibuk haruslah dihargai.

Suami-isteri yang sudah menikah tidak boleh merasa karena memiliki diri pasangannya seratus persen sehingga memaksa pasangannya untuk mengubah kepribadiannya. Hanya Tuhan yang bisa membuat perubahan. Rasa saling percaya pada satu sama lain – tidak memantau gerak-geriknya terlampau ketat – sangatlah penting untuk mencapai kebahagiaan.  Kurangi waktu dalam mencoba untuk “menyelidiki” hati pasangan Anda dan perbanyak waktu dalam berusaha untuk membuat hatinya bahagia.  Hal ini akan membawa dampak yang sangat baik bagi Anda.

14. Jadilah bersih, bersahaja, rapi, dan bertanggungjawab.

“Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, … jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,” (2 Timotius 2:9).

“Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.  Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.” (Amsal 31:13, 15, 27).

“Basuhlah, bersihkanlah dirimu,” (Yesaya 1:16).

“Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.” (1 Korintus 14:40).

“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan… seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” (1 Timotius 5:8).

“Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.”  (Amsal 21:25).

Renungkan: Sifat malas, tidak teratur, jorok, dan ceroboh adalah senjata-senjata Iblis untuk menghancurkan penghargaan dan kasih sayang bagi satu sama lain, dan bisa merusak rumahtangga Anda. Tubuh yang rapi, berpakaian sederhana dan bersih, dan merawat tubuh sangatlah penting bagi pria maupun wanita. Makanan yang disajikan haruslah bergizi, menarik, dan disajikan tepat waktu.  Rumah haruslah bersih dan teratur, sebab hal itu membawa damai, ketenangan, dan kepuasan bagi penghuni rumah. Suami yang malas dan tidak efisien yang tidak menyediakan hal ini bagi rumahtangganya adalah noda bagi keluarganya dan penghinaan bagi Tuhan.  Ketidakpedulian dalam hal-hal yang kelihatannya sepele ini bisa menghancurkan banyak rumahtangga. 

15. Usahakan untuk tidak membentak dan selalu menggunakan kata-kata yang sopan dan ramah.

“Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” (Amsal 15:1).

“Nikmatilah hidup dengan isteri yang kaukasihi.” (Pengkhotbah 9:9).

“Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.” (1 Korintus 13:11).

Renungkan: Usahakan untuk berbicara dengan suara lemah-lembut dan ramah. Tidak membalas bila dimarahi, seringkali merupakan cara terbaik untuk mendinginkan kepala. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam keadaan marah, capek, atau putus asa pasti tidak baik, jadi lebih baik rileks dan biarkan kemarahan itu mereda. Dan bila Anda berbicara, usahakan agar selalu tenang dan penuh kasih. Kata-kata yang kasar bisa merusak rumahtangga Anda.

16. Bersikaplah bijaksana dalam hal keuangan.

“kasih itu murah hati; … dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.” (1 Korintus 13:4, 5).

“Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Korintus 9:7).

Renungkan: Semua harta dan penghasilan yang didapat sesudah hari pernikahan harus dianggap “milik kita”, bukan “milik kamu” atau “milikku.” Isteri yang tidak bekerja di luar rumah harus diberi uang dapur yang cukup untuk makanan, pakaian, dan hal-hal yang dianggarkan lainnya. Uang dapur harus diberi oleh suami dengan sukacita, jangan bersungut-sungut dan protes. Suami dan isteri harus memiliki jumlah yang sama, tapi tidak terlalu banyak (bila memungkinkan) untuk dipakai menurut keinginan pribadi tanpa harus memberi laporan secara mendetail.

Suami yang pelit biasanya menyebabkan isteri jadi tukang belanja, dan suami yang boros membuat isteri menjadi pelit. Menunjukkan keyakinan pada kemampuan pasangan Anda dalam memanajemen uang biasanya membuat dia jadi lebih hemat.

17. Sering-seringlah berdiskusi dan minta pendapat pasangan Anda.

“Kasih.. . tidak memegahkan diri dan tidak sombong.. . Ia tidak pemarah.” (1 Korintus 13:4, 5).

“Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.” (Amsal 15:32).

“Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu.” (Amsal 26:12).

Renungkan: Hal yang paling menguatkan pernikahan Anda adalah membicarakan dulu keputusan-keputusan besar sebelum diputuskan. Pindah kerja atau membeli rumah, mobil, perabot rumah, dan hal-hal yang berhubungan dengan uang harus dibicarakan berdua, dan pendapat kedua pihak harus dipertimbangkan. Sering berdiskusi akan menghindarkan pernikahan dari banyak masalah. Jika sesudah diskusi dan berdoa masih berbeda pendapat, isteri harus mengalah pada keputusan suami. Alkitab jelas dalam hal ini. (Efesus 5:22-24).

Apakah Anda ingin rumahtangga Anda menjadi tempat yang suci, penuh dengan kasih Tuhan?

Hak cipta © 2004 pada Amazing Facts Inc (untuk edisi lengkap berupa lembaran tercetak dalam bahasa Inggris). All rights reserved. Edisi lembaran tercetak disarankan untuk digunakan hanya bagi kalangan sendiri.

Diterjemahkan oleh: cmc-jakarta.org

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?