Kemungkinan yang Dapat Terjadi bagi Anak yang Diajar dengan Baik
[AkhirZaman.org] Allah melihat segala kemungkinan dalam manusia yang masih kecil itu. Dia melihat bahwa dengan pendidikan yang benar anak itu akan menjadi satu kuasa untuk kebaikan dalam dunia ini. Ia memperhatikan dengan pandangan yang cemas apakah para orangtua dari anak itu akan melaksanakan rencana-Nya ataukah oleh kemurahan hati mereka yang salah itu akan membinasakan maksud-Nya, memanjakan anak itu kepada kebinasaannya sekarang ini dan kebinasaannya yang akan datang. Mengubahkan makhluk yang tidak berdaya itu dan tampaknya tiada berarti sesuatu apa pun yang menjadi suatu berkat kepada dunia dan kemuliaan kepada Allah dan inilah suatu pekerjaan yang besar dan mulia. Para ibu bapa janganlah membiarkan suatu penghalang di antara mereka dan kewajiban yang menjadi hutang mereka kepada anak-anaknya.
Suatu Pekerjaan bagi Allah dan Negara
Mereka yang memeliharakan hukum Allah memandang kepada anak-anaknya dengan satu pengharapan dan takut yang mencekam yang tidak dapat dijelaskan, ingin mengetahui peranan apakah yang dapat mereka lakukan di dalam peperangan besar yang terbentang di hadapan mereka. Ibu yang cemas itu bertanya, “Pendirian apakah yang akan mereka ambil? apakah yang dapat saya lakukan untuk menjadikan mereka melaksanakan peranannya dengan baik, supaya mereka menjadi penerima kemuliaan yang kekal?” Kewajiban besar terletak atasmu, hai ibu-ibu. Walaupun engkau tidak dapat berada dalam musyawarah nasional,…engkau boleh melakukan suatu pekerjaan yang besar bagi Allah dan bagi negaramu. Engkau boleh mendidik anak-anakmu. Engkau boleh membantu mereka memperkembangkan tabiat yang tidak dapat digoyahkan atau dipengaruhi untuk berbuat kejahatan, melakukan yang benar. Oleh doamu yang tekun dalam iman dapatlah kamu menggerakkan lengan yang menggerakkan dunia.
Pada waktu masih kanak-kanak dan masa mudalah pendidikan harus diberikan. Anak-anak harus dididik untuk dapat berdaya guna. Mereka harus diajar agar dapat melakukan segala perkara yang perlu dalam kehidupan rumah tangga; dan para ibu bapa harus menjadikan segala kewajiban ini kesenangan seberapa mungkin dengan perkataan yang manis dan petunjuk dengan peri yang memperkenankan.
Pendidikan Rumah Tangga Dilalaikan oleh Banyak Orang
Walaupun kemajuan metode pendidikan telah disombongkan, namun pendidikan anak-anak pada waktu ini adalah sangat mengecwakan. Pendidikan rumah tangga telah dilalaikan. Hai para ibu bapa, khususnya para ibu, mereka tidak menyadari tanggung jawab mereka. Mereka tidak mempunyai kesabaran, kebijaksanaan untuk mengajar ataupun mengendalikan anak-anak kecil yang diamanatkan kepada pemeliharaan mereka.
Sungguh sangatlah benar, bahwa para ibu tidak berdiri di pos kewajibannya, tidak setia kepada peri keadaan mereka sebagai ibu. Allah tidak menuntut dari kita sesuatu hal yang tidak dapat kita laksanakan di dalam kekuatan-Nya, sesuatu yang bukan untuk kebaikan kita dan kebaikan anak-anak kita.
Para Ibu Mencari Bantuan Ilahi
Kalau saja para ibu menyadari pentingnya tugas mereka, sudah tentu mereka akan banyak berdoa secara sendirian, menghadapkan anak-anaknya kepada Yesus, memohonkan berkat-Nya atas mereka itu, dan meminta akal budi untuk melaksanakan dengan benar tugas mereka yang suci itu. Biarlah setiap ibu mengunakan kesempatan untuk membentuk dan merupakan tingkah laku dan kebiasaan anak-anaknya. Biarlah ia mengamati dengan teliti perkembangan tabiat, menahankan sifat-sifat yang terlalu menyolok dan memberi dorongan kepada sifat-sifat yang berkurang. Biarlah ia menjadikan hidupnya sendiri suatu contoh yang suci dan mulia kepada kewajibannya yang indah itu. Seorang ibu harus menunaikan pekerjaannya dengan keberanian dan kekuatan hati, bersandar selalu kepada bantuan Ilahi dalam segala usahanya. Ia tidak boleh merasa puas sebelum dilihatnya perkembangan tabiat anak-anaknya meningkat, sehingga mereka mempunyai suatu tujuan yang lebih tinggi dalam hidup ini daripada hanya mencari kesenangan hati saja.
Tidak dapat dinilai pengaruh kuasa doa seorang ibu. Ia m,engakui Allah di dalam segala jalannya. Dia membawa anak-anaknya ke hadapan takhta kasih karunia serta mempersembahkan mereka itu kepada Yesus, memohon berkat-Nya atas mereka itu. Pengaruh semua doa itu kepada anak-anak bagaikan “suatu pencaran hidup.” Segala doa tersebut, yang dinaikkan dalam percaya, adalah penyokong dan kekuatan ibu Kristen itu. Melalaikan kewajiban berdoa dengan naka-anak ita baearti kehilangan salah satu berkat yang besar yang dapat kita jangkau, salah satu bantuan yang terbesar di tengah-tengah kekacauan pikiran, keluh kesah dan tanggungan pekerjaan hidup kita.
Kuasa segala doa itu tidak dapat dinilai terlalu tinggi. Ibu yang berlutut di samping putra dan putrinya sementara anak-anak itu dalam masa pancaroba, melalui masa muda mereka, belum menyadari sama sekali hingga masa pehukuman mempengaruhi doanya atas kehidupan anak-anaknya. Kalu dihubungkan oleh percaya kepada Anak Allah, lengan ibu yang lembut itu boleh menahankan anaknya dari kuasa penggodaan, boleh mencegah anaknya perempuan dari memanjakan diri dalam dosa. Apabila hawa nafsu bergelora untuk mencapai kekuasaan, kuasa cinta, kuasa yang menahankan dan tekun serta tetap dari seorang ibu, boleh mengimbangi jiwa pada pihak yang benar.
Apabila Tamu-tamu Mengganggu
Engkau harus menyediakan waktu untuk berbicara dan berdoa bersama anak-anakmu yang masih kecil, dan seharusnyalah engkau menjauhkan segala sesuatu yang mengganggu suasana hubungan dengan Allah dan dengan anak-anakmu. Engkau dapat berkata kepada para tamu itu: “Allah telah memberikan kepadaku suatu pekerjaan untuk dilaksanakan, dan saya tidak mempunyai waktu untuk berbicara omong kosong.” Engkau harus merasa bahwa engkau mempunyai pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk masa kini dan masa kekal yang akan datang. Engkau berhutang budi dalam tugasmu yang pertama kepada anak-anakmu.
Sebelum keperluan para tamu, sebelum pertimbangan apa pun anak-anakmu haruslah yang terleih dahulu….Kerja baktimu pada waktu anak-anak itu masih muda tidak boleh dilalaikan. Jangan ada waktu dalam kehidupan anak itu di mana peraturan dilupakan.
Jangan suruh mereka ke luar rumah supaya engkau dapat melayani para tamu, melainkan ajarlah mereka supaya diam dan hormat di hadapan para tamu.
Para Ibu Harus menjadi Teladan dalam Kebaikan dan Kemuliaan
Hai para ibu, berhati-hatilah menggunakan waktumu yang indah itu. Ingatlah bahwa anak-anakmu sedang maju terus di mana mungkin mereka akan melewati pendidikan dan latihanmu. Boleh jadi engkau menjadi teladan segala sesuatu yang baik, yang suci dan mulia. Persatukanlah pehatianmu dengan mereka itu.
Jikalau engkau gagal dalam segala sesuatu yang lain, hendaklah engkau teliti dan menjadi cakap dalam hal ini. Kalu anak-anakmu tampil ke muka dari pendidikan rumah tangga dalam keadaan murni dan penuh rahmat, kalu mereka menduduki pangkat yang rendah dan yang paling hina dalam rencana Allah yang besar untuk kebaikan dunia ini, maka kehidupanmu tidak akan pernah disebut suatu kegagalan dan tidak akan pernah dipandang kembali sebagai penyesalan.
Anak bayi itu adalah suatu cermin bagi ibu di mana dia boleh melihat bayangan segala kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri. Itulah sebabnya dia harus berhati-hati di dalam bahasanya dan tingkah lakunya di hadapan pelajar-pelajar yang masih kecil ini! Ciri-ciri tabiat yang bagaimana yang diinginkannya hendak dilihat berkembang dalam mereka itu haruslah dipertumbuhkannya lebih dahulu dalam dirinya.
Bertujuan lebih Tinggi daripada Ukuran Dunia Ini
Sang ibu janganlah diperintahkan oleh pekiran dan pendapat dunia ini, atau bekerja untuk mencapai ukuran dunia. Ia harus memutuskan bagi dirinya sendiri apakah akhir terbesar dan tujuan kehidupan, ketika dipadukannya segala usahanya untuk mencapai puncak akhir. Dia mungkin kekurangan waktu, melalaikan banyak perkara mengenai rumahnya, dengan tidak ada hasil-hasil yang jelek dan hebat; tetapi sekali-kali ia tidak boleh melalaikan dengan tidak ada hukuman tata tertib yang pantas bagi anak-anaknya. Tabiat mereka yang cacat itu akan menyiarkan ketidaksetiaannya. Segala kejahatan yang dibiarkannya tanpa diperbaiki, cara-cara yang kasar dan jelek, kurang hormat dan tidak mau menurut, kebiasaan malas dan tidak mau dengar-dengaran, akan membayangkan kecemaran serta kepahitan dalam hidupnya. Hai para ibu, nasib anak-anak sebagian besar terletak di dalam tanganmu, Kalu engkau lalai dalam kewajiban, engkau menempatkan mereka pada barisan Setan, dan menjadikan mereka alat-analtnya untuk membinasakan jiwa yang lain-lain. atau melalui tata tertibmu yang setia serta teladan yang beribadat yang boleh membawa mereka kepada Kristus, dan pada giliran mereka akan mempengaruhi orang-orang lain, dan dengan demikian banyak jiwa-jiwa yang boleh diselamatkan oleh perantaraan kamu.
Pertumbuhan yang Baik; Menindas yang Jahat
Para ibu bapa harus kerja sama dengan Allah oleh memelihara anak-anak mereka di dalam kasih dan takut kepada-Nya. Mereka tidak dapat mendatangkan murka-Nya lebih daripada kelalaian mendidik anak-anaknya dengan benar….Mereka harus menjaga dengan berhati-hati perkataan dan kelakuan anak-anak mereka yang masih kecil itu, supaya jangan musuh kelak memperoleh pengaruh atas mereka itu. Inilah yang sangat dirindukannya untuk dilakukan, supaya ia boleh memberantas maksud Allah. Dengan murah hati dan penuh perhatian seta dengan lemah lembut para ibu bapa harus bekerja bagi anak-anaknya, mempertumbuhkan segala sesuatu yang baik dan menindas segala sesuatu yang jahat berkembang pada tabiat anak-anak mereka yang masih kecil.
Kesukaan Tugas yang Dilakukan dengan Baik
Anak-anak itulah warisan Tuhan, dan kita bertanggung jawab kepada-Nya, cara bagaimana kita mengatur harta milik-Nya. Pengajaran dan pendidikan anak-anak supaya mereka menjadi orang Kristen adalah jasa yang tertinggi bagi para ibu bapa dapat berikan kepada Allah. Itu adalah suatu pekerjaan yang menuntut usaha yang sabar, suatu usaha seumur hidup dan rajin serta tidak kenal lelah. Oleh suatu kelalaian amanat ini kita membuktikan diri kita sebagai penatalayan yang tidak setia….
Dalam kasih, iman dan doa biarlah para ibu bapa bekerja bagi rumah tangganya, sehingga dengan kesukaan mereka dapat datang kepada Allah sembil berkata, “Lihatlah aku dengan semua anak yang telah dikaruniakan Tuhan kepadaku.”
-RTA