[AkhirZaman.org] Dalam beberapa hari ini di Liga Arab muncul berita mengenai rencana dibentuknya pasukan militer dari negara-negara di kawasan tersebut. Para kepala negara dan menteri luar negeri dari negara-negara Arab sepakat bahwa pasukan internasional Arab harus, dan akan dibentuk untuk mengamankan kawasan tersebut.
Para pemimpin militer dari negara-negara Arab akan membentuk komite untuk mengetahui bagaimana membentuk pasukan militer liga Arab. Mereka masih belum tahu siapa yang akan memmimpin pasukan ini, tetapi jika seandainya berhasil terbentuk maka pasukan ini kemungkinan besar akan dikirim ke beberapa negara konflik seperti Libya, Yaman, Irak dan Suriah.
Namun tidak semua perwakilan dari negara-negara itu setuju. Contohnya Menteri Luar Negeri Irak menentang ini karena intervensi militer dapat memperburuk konflik.
Sementara di tempat lain, sehubungan dengan panasnya tensi antara Korea Utar dengan Amerika Serikat dan Korea Utara, Direktur Intelijen Nasional Amerika James Clapper pekan lalu mengatakan bahwa Korea Utara telah mengambil langkah-langkah untuk menggelar rudal balistik antarbenua (ICBM) yang disebut KN-08, yang mampu mencapai Amerika Serikat.
Pada waktu hampir bersamaan, Deputi Direktur Urusan Politik-Militer wilayah Asia di Departemen Pertahanan Amerika, David Stilwell, mengatakan, ancaman rudal Korea Utara itu telah menciptakan suatu kebutuhan bagi sistem rudal antibalistik Angkatan Darat Amerika (THAAD) di Semenanjung Korea.
Meskipun ancaman misil balistik jarak jauh Korea Utara yang kian besar dan kebutuhan sistem pertahanan misil Korea Selatan mungkin merupakan kekhawatiran keamanan Amerika yang tumpang tindih, keduanya merupakan isu yang terpisah bagi Korea Selatan.
Tetapi Shin In-kyun, seorang analis keamanan di Korea Defense Network mengatakan, yang dikhawatirkan Korea Selatan adalah ancaman rudal jarak dekat, bukan ICBM.
Menurut Shin, ICBM tidak dapat menyerang Korea Selatan mengingat jarak tembak maksimalnya. Jadi menurutnya, komentar-komentar Clapper mengenai ICBM dilontarkan sebagai peringatan pencegahan atau kekhawatiran mengenai kemungkinan pemotongan anggaran pertahanan, bukannya penggelaran THAAD di Korea Selatan.
Sistem pertahanan misil tersebut, yang diperlengkapi dengan kemampuan radar untuk melacak benda-benda sejauh 1.900 kilometer, dirancang untuk mencegat misil balistik pada tingkat ketinggian yang tinggi.
Sementara itu, China dan Rusia menentang penggelarannya di Korea karena THAAD kemungkinan dapat digunakan untuk mencegat misil-misil mereka dan akan meningkatkan kemampuan militer Amerika di kawasan tersebut.
Para analis di US-Korea Institute di Johns Hopkins School of Advanced International Affairs menyatakan, ada citra satelit yang menunjukkan uji mesin roket dan pembangunan sedang berlangsung di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae di Korea Utara yang mendukung penegasan Clapper.
Mereka menyatakan, skenario terburuknya adalah Korea Utara akan menggelar misil ICBM yang dapat berfungsi dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan. Tetapi, sanksi-sanksi yang masih diberlakukan dan kendala teknis dapat menghambat jadwal pembuatan itu hingga bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.
Jika Anda mengamati semua perkembangan militer internasional, dunia ini sepertinya mengarah kepada potensi untuk meledaknya sebuah perang. Mungkin bukanlah perang dunia seperti yang terjadi di masa lalu, namun perang berskala kecil seperti yang terjadi antara Israel-Palestina, tetaplah dapat dikatakan sebuah perang.
Alkitab mengatakan bahwa pada saat “bangsa akan berbangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan . . . maka itulah permulaan segala kesusahan” (Markus 13:8, Terjemahan Lama). Selama ini perang selalu identik sebagai salah satu tanda dari kedatangan Tuhan kedua kali. Iya, itu tidak salah.
Namun jika sungguh-sungguh memperhatikan yang Yesus katakan di dalam ayat di atas maka itu adalah sebagai amaran untuk permulaan segala kesusahan. Jadi, janganlah Anda berpikir bahwa sebelum tibanya hari Tuhan yang dinanti-nantikan itu akan ada satu masa yang bebas dari kesusahan.
Kesusahan seperti apakah yang dimaksud? Apakah kesusahan karena kelaparan? Atau terjadinya kemiskinan akibat krisis ekonomi? Tidak ada yang salah dengan itu semua, dan itu yang memang sedang terjadi sekarang ini. Ada banyak kelaparan dan kemiskinan di dunia ini, bahkan itu sudah berlangsung begitu lama. Namun bukanlah kesusahan jenis ini yang dimaksudkan Yesus.
Ayat 9 memberikan jawabannya bagi kita. Mari kita baca: “Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka.”
Di dalam ayat itu dengan jelas Yesus menegaskan bahwa kesusahan itu bukanlah karena kelaparan dan kemiskinan, namun penderitaan yang disebabkan oleh penganiayaan. Dan yang cukup mengejutkan adalah penyiksaan berhubungan dengan kehidupan agama karena umat Tuhan akan diserahkan kepada para pemimpin agama dan diadili bukan di sebuah pengadilan namun di tempat-tempat ibadat.
Apakah Yesus sedang membahas mengenai intoleransi di bidang agama sebagai penyebab keadaan yang sukar ini? Iya, namun bukan jenis intoleransi seperti yang terjadi selama ini ketika gereja ditutup atau dibakar oleh karena beberapa pihak yang anti Kristen, atau seperti serangan ke dua buah gereja di Pakistan beberapa waktu lalu.
Seorang penulis Kristen di dalam sebuah bukunya menyatakan, “Permulaan masa kesusahan itu tidak menyangkut waktu bilamana tujuh malapetaka (Wahyu 16) akan mulai dicurahkan, melainkan suatu waktu yang singkat sebelum tujuh malapetaka itu dicurahkan . . . Pada waktu itu, sementara pekerjaan keselamatan sedang ditutup, kesusahan akan datang ke atas bumi, dan bangsa-bangsa akan marah . . .” — EW 85, 86 (1854) / Peristiwa-peristiwa Akhir Zaman, hal. 132.
Tetapi kita masih bertanya-tanya penyiksaan jenis apakah yang dimaksud ini? Di dalam Wahyu 13:15 rasul Yohanes membahas jenis penyiksaan yang dimaksudkan Yesus ketika di kalimat terakhir dari ayat itu mengatakan bahwa “semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.”
Bukankah ada kesamaan antara yang Yesus ucapkan dengan Yohanes katakan? Yesus mengatakan bahwa akan ada orang-orang yang mengalami penganiayaan di masa depan oleh karena intoleransi di bidang agama. Dan sesungguhnya Yohanes mengatakan perkara yang sama.
Jika Anda perhatikan yang menjadi penyebab orang-orang dibunuh berdasar yang yang Yohanes katakan di dalam Wahyu 13:15, maka Anda akan menemukan jawabannya. Orang-orang akan dibunuh karena menolak “menyembah patung binatang itu.”
Tentunya segala sesuatu yang berhubungan dengan penyembahan sangat erat kaitannya dengan agama. Entah agama apa pun agama di dunia ini, pasti mengajarkan tentang penyembahan. Yang disembah bukanlah selalu berhubungan dengan sesuatu yang dipercaya sebagai Tuhan namun bisa jadi orang “menyembah” kekayaannya atau segala jenis yang lain yang mereka dewakan lebih dari Tuhan.
Namun secara spesifik, apakah yang yang menjadi isu utama di sini sehingga akan muncul suatu penganiayaan? Bila Wahyu 13:15 menyebutkan suatu jenis penyembahan kepada sesuatu yang bukan Tuhan, maka itu adalah penyembahan yang palsu dan tidak mengarahkan kita kepada Tuhan. Artinya bahwa penganiayaan itu akan terjadi kepada para penyembah Tuhan.
Tetapi Tuhan yang seperti apakah yang dimaksud Alkitab? Hampir semua agama di dunia mengaku bahwa mereka mengajarkan pengikutnya untuk menyembah Tuhan. Dan Wahyu 14:7 kalimat terakhir mengatakan, “ . . . sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air.”
Ayat itu mengatakan bahwa Dia, yaitu Tuhan yang harus kita sembah adalah Oknum Ilahi yang menciptakan langit dan bumi. Mengapa ayat itu menuliskan bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta? Mengapa tidak sekadar mengatakan “sembahlah Tuhan”?
Setiap kalimat atau kata di dalam Alkitab bukan ditulis tanpa alasan (karena itu kami menyarankan Anda untuk selalu membandingkan Alkitab Bahasa Indonesia kita dengan versi lain, terutama versi KJV untuk mengetahui setiap detail dari Alkitab).
Mari kita kembali kepada perintah dari Wahyu 14:7 tadi. Sembahlah Allah Sang Pencipta. Apa maksudnya ini? Dalam setiap pembuatan suatu produk atau barang, biasanya sang pembuat akan menaruh tandanya di setiap produk yang dihasilkannya.
Lalu apakah tanda yang menunjukkan bahwa Allah adalah Pencipta alam semesta? “Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal. Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan (dalam KJV adalah “tanda”) untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat.” (Keluaran 31:16, 17).
Sabat adalah tanda bahwa Tuhan adalah Pencipta kita. Dan ini pula yang ditegaskan di dalam Yehezkiel 20:20, “Kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.”
Namun kita juga harus ingat bahwa Tuhan juga adalah yang menebus kita dari dosa dan Dia pula yang menguduskan kita. Lalu apa yang menjadi tanda bahwa Tuhan yang menebus dan menguduskan kita? “Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.” (Yehezkiel 20:12).
Semua ayat itu dengan jelas memberikan gambaran bahwa Sabat adalah tanda bahwa Allah yang mencipta kita, bahwa Dia juga tetap Tuhan kita, dan Allah juga yang menguduskan kita dari dosa.
Namun Anda akan bertanya apakah hari Sabat itu? Jika Anda membaca Lukas 23:50-56 adalah tentang penguburan mayat Yesus. Alkitab mengatakan bahwa hari di mana Yesus disalibkan dan mati adalah hari yang sama dengan penguburanNya. Dan di ayat 54 dituliskan, “Hari itu (hari di saat Yesus disalib dan dikuburkan) adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai.”
Semua orang tahu bahwa Yesus disalibkan di hari Jumat. Dan jika dikatakan bahwa setelah Jumat adalah hari Sabat maka hari Sabat jatuh pada hari Sabtu.
Mari kita kembali dengan masa kesusahan dan penyiksaan yang Markus 13:8, 9 tadi sebutkan. Sekali lagi ayat itu menyebutkan bahwa penganiayaan yang akan dialami umat Tuhan adalah karena penyembahan kepada Allah. Dan ini berhubungan erat dengan Wahyu 13:15 sebutkan bahwa setiap orng yang menolak menyembah binatang atau menerima tandanya akan dibunuh. Siapakah mereka yang akan dibunuh atau dianiaya? Dengan jelas kita dapat ambil kesimpulan bahwa mereka adalah umat Tuhan yang setia memelihara Sabat. Dan Keluaran 20:1-17, di mana Sepuluh Perintah atau Hukum Allah dituliskan, maka jika membaca ayat 8-11 Anda akan mendapati pemeliharaan Sabat adalah bagian dari perintah atau hukum Allah.
Jadi, kesusahan bagi umat Allah disebabkan oleh karena mereka setia memelihara hukum Allah.
Wahyu 14:12 (KJV) mengatakan, “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman Yesus.” Yang menjadi tanda dari umat Allah yang kudus adalah jika mereka menuruti perintah Allah dan juga memelihara iman Yesus. Maksud dari ayat ini adalah Anda akan menjadi umat Allah hanya jika Anda memelihara perintah Tuhan dengan imannya Yesus, bukan iman berdasar versi Anda.
Iman Yesus adalah kehidupan Yesus yang tidak hanya memelihara perintah BapaNya namun melakukannya dengan penuh kebergantungan kepada BapaNya sebagai Sumber Kekuatan. Yohanes 15:1 Yesus mengatakan, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.”
Mengibaratkan diriNya sebagai pokok anggur, Yesus membutuhkan BapaNya sebagai PengusahaNya supaya sebagai suatu pohon atau pokok anggur Dia dapat berbuah dan setia dalam penurutan. Jika Yesus saja demikian menyadari bahwa di dalam kekuatanNya sendiri Dia tidak dapat berbuat apa-apa, sudah seharusnya kita juga menyadari keadaan ini bahwa dengan kekuatan kita sendiri mustahil untuk menuruti perintah Allah, terlebih jika ancaman penyiksaan adalah keonsekuensi penurutan kita.
Dunia sudah memberikan tanda-tandanya yang menunjukkan kepada kita “permulaan segala kesusahan” yang akan mendatangkan aniaya itu akan terjadi. Apa yang harus kita lakukan? Wahyu 12:2, “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”
“Karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” (1 Petrus 2:21-23).