Kewajiban Ibu Bapa yang Tidak Dapat Dipikul oleh Orang Lain
[AkhirZaman.org] Hai para ibu bapa, engkau memikul segala kewajiban yang orang lain tidak dapat memikul bagimu. Selama kamu masih hidup, kamu bertanggung jawab kepada Allah supaya memeliharakan jalan-Nya. Para ibu bapa yang menjadikan sabda Allah itu penuntunnya, dan menyadari betapa bergantungnya pembentukan tabiat anak-anaknya kepada mereka, akan memberikan suatu teladan yang akan selamat untuk diikuti anak-anak mereka.
Para ibu bapa bertanggung jawab untuk kesehatan, keadaan jasmani, serta perkembangan tabiat anak-anak mereka. Tidak dapat pekerjaan ini dipindah kepada siapa pun. Untuk menjadi ibu bapa kepada anak-anak, kamu harus kerja sama dengan Tuhan dalam mendidik anak-anak itu dalam prinsip-prinsip kesehatan.
Betapa menyedihkan karena banyak ibu bapa membiarkan begitu saja tanggung jawab kepada anak-anak yang diberikan Allah kepada mereka, dan relakan kepada orang-orang asing memikul tanggung jawab itu bagi mereka! Mereka suka supaya orang-orang lain harus bekerja bagi anak-anak mereka dan membebaskan mereka dari segala pikulan dalam masalah itu.
Banyak orang yang meratapi pendurhakaan anak-anaknya sekarang, yang seharusnya mereka sendirilah yang dipersalahkan. Biarlah orang-orang itu memandang kepada Alkitabnya sendiri dan periksa apa yang diperintahkan Allah kepada mereka sebagai ibu bapa dan pengawas. Biarlah mereka memikul segala kewajiban mereka yang sudah lama dilalaikan itu. Mereka perlu merendahkan diri dan bertobat di hadapan Allah karena kelalaian mereka untuk menurut petunjuk-petunjuk demi pendidikan anak-anak mereka. Mereka perlu mengubah arah perbuatan mereka serta mengikuti isi Alkitab dengan tegas dan teliti sebagai penuntun dan penasihat mereka.
Jemaat Sendiri tidak Mungkin Memikul Tanggung Jawab Itu
Aduh, coba kalau orang-orang muda dan anak-anak suka menyerahkan hatinya kepada Kristus! Mereka akan menjadi suatu tentara yang besar yang dapat dikerahkan untuk menarik orang-orang lain kepada kebenaran! Tetapi janganlah para ibu bapa membiarkan pekerjaan ini dilaksanakan oleh jemaat sendiri.
Tidak Sanggup kalau Hanya Pendeta
Kamu menyerahkan tanggung jawab yang besar itu atas pundak pendeta serta menjadikan dia bertanggung jawab untuk jiwa anak-anakmu; tetapi kamu tidak merasa tanggung jawab sendiri sebagai ibu bapa dan sebagai guru….Anak-anakmu pria dan wanita menjadi jahat oleh teladanmu sendiri serta nasihat-nasihat yang lengah; dan walaupun tidak ada pendidikan rumah tangga, kamu mengharap agar perolehan yang sangat ajaib dalam mendidik hati mereka lalu hidup dalam kebaikan dan peribadatan. Setelah pendeta melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukannya bagi jemaat dengan setia dan dengan belas kasihan, disiplin yang sabar, dan berdoa tekun untuk mengembalikan serta menyelamatkan jiwa itu, namun tidak berhasil dengan baik, para bapa dan ibu sering mempersalahkan dia karena anak-anak mereka tidak bertobat, sedang hal itu sebenarnya adalah karena kelalaian mereka sendiri. Pikulan itu ditanggungkan di atas pundak bapa dan ibu; oleh sebab itu maukah mereka mengemban pekerjaan yang telah diamanatkan Allah kepada mereka serta melakukannya dengan setia? Maukah mereka maju ke depan dan naik ke atas, bekerja dengan rendah hati, sabar, dan bertetap hati untuk mencapai derajat yang tinggi bagi mereka sendiri dan membawa anak-anaknya bersama mereka?
Bukankah tidak banyak ibu bapa meletakkan segala tanggung jawabnya kepada tangan orang-orang lain? Bukankah tidak banyak orang berpikir bahwa pendeta harus memikul beban itu dan melihat supaya anak-anak mereka bertobat dan meterai Allah dimeteraikan di atas mereka itu.
Sekolah Sabat pun Tidak Dapat
Adalah kesempatan bagi mereka (para ibu bapa) untuk menolong anak-anaknya untuk memperoleh pengetahuan yang mereka boleh bawa ke dalam kehidupan di masa yang akan datang. Tetapi oleh sesuatu sebab, banyak ibu bapa yang tidak suka memberikan kepada anak-anaknya pendidikan tentang agama. Mereka membiarkan anak-anak itu mengambil di Sekolah Sabat pengetahuan yang harus mereka beri tentang kewajiban mereka kepada Allah. Para ibu bapa yang demikian perlu memahami bahwa Allah ingin agar mereka mendidik, mendisiplin, dan melatih anak-anak, selalu mengingatkan kepada mereka itu kenyataan bahwa mereka sedang membangun tabiat untuk sekarang dan untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Jangan bergantung kepada guru-guru di Sekolah Sabat untuk melakukan pekerjaan mendidik anak-anakmu dalam jalan yang harus mereka jalani. Sekolah Sabat adalah suatu berkat yang besar; Sekolah Sabat mungkin menolong kamu dalam pekerjaanmu, tetapi tidak akan pernah sekolah itu menggantikan kamu. Allah telah memberikan kepada semua bapa dan ibu kewajiban untuk membawa anak-anak mereka kepada Yesus, mengajar mereka itu bagaimana meminta doa serta percaya kepada firman Allah.
Dalam pendidikan anak-anakmu jangalah kesampingkan kebenaran Alkitab yang besar itu, dan menyangka bahwa Sekolah Sabat dan pendeta akan melakukan pekerjaan yang dilalaikan itu. Alkitab bukannya terlalu suci dan terlalu mulia untuk dibuka setiap hari dan diselidik dengan rajin. Kebenaran Alkitab harus dipertemukan dengan segala perkara kehidupan yang disangka suci. Kalau dipandang dengan benar, akan digembirakannyalah kehidupan yang biasa, menyediakan dorongan hati untuk menurut dan prinsip-prinsip untuk pembangunan tabiat yang benar.
-RTA