SopanSantun Dimulai di Rumah Tangga.
[AkhirZaman.org] Orang tua, ajarlah anak anakmu . . . bagaimana membawakan diri mereka di dalam rumah tangga dengan sopan santun yang sejati. Didik mereka untuk menunjukkan keramahtamahan dan kelemahlembutan satu terhadap yang lainnya. Jangan biarkan sifat mementingkan diri hidup di dalam hati atau mendapat tempat di dalam rumah tangga.
Anak muda yang dibesarkan dengan kata kata dan pembawaan yang sembarangan dan kasar menunjukkan tabiat pendidikan rumah tangga mereka. Orang tua tidak menyadari pentingnya tugas mereka sebagai penatalayanan; dan panen yang telah mereka tabur, itu juga yang mereka tuai.
Prinsip prinsip Sorga Harus Memerintah.
Prinsip prinsip sorga harus dimasukkan ke dalam pemerintahan rumah tangga. Setiap anak harus diajar supaya sopan, berbelas kasihan, mengasihi, penyayang, dan lemah lembut.
Bilamana semuanya adalah anggota daripada keluarga bangsawan, maka akan ada sopan santun yang sejati di dalam kehidupan rumah tangga. Setiap anggota keluarga akan berusaha untuk menjadikannya menyenangkan bagi setiap anggota yang lain.
Ajarkan Melalui Pengajaran dan Teladan Hidup.
Anak anak, sebagaimana juga halnya mereka yang lebih dewasa, terbuka kepada penggodaan; dan anggota yang lebih dewasa harus memberikan kepada mereka, melalui pengajaran dan teladan, pelajaran pelajaran dalam sopan santun, riang gembira, belas kasihan, dan di dalam kesetiaan dalarn melaksanakan, tugas sehari hari.
Sikap Hormat Terhadap Orang orang yang Sudah Berusia Lanjut.
Dan terutama sekali Tuhan sudah memerintahkan agar ada sikap hormat terhadap mereka yang sudah lanjut usia. Ia berkata, “Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.” Amsal 16:31. Hal ini menceritakan tentang peperangan yang sudah dilakukan dan kemenangan yang sudah diperoleh, tentang beban yang sudah ditanggung dan penggodaan yang ditolak. Itu menceritakan tentang kaki yang sudah lemah yang sedang mendekati tempat istirahatnya, dan tentang adanya tempat yang segera akan menjadi kosong. Tolonglah anak anak supaya memikirkan hal ini , dan merekapun akan meratakan jalan bagi orang orang yang sudah tua melalui kesopansantunan dan sikap hormat mereka, dan akan mendatangkan keindahan dan keelokan ke dalam hidup mereka yang masih muda itu apabila mereka memperhatikan perintah untuk “bangun berdiri di hadapan orang yang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua.” Imamat 19:32.
Ajarkan Tentang Sikap Menahan Diri dan Kesederhanaan.
Kesombongan meninggikan diri, dan keberanian merupakan ciri ciri yang menyolok dari anak anak dewasa ini; dan mereka merupakan kutuk zaman. . . Pelajaran pelajaran yang paling suci tentang menahan diri dan kesederhanaan harus diajarkan kepada anak anak, baik di dalam rumah tangga dan juga di dalam sekolah Sabat.
Maukah kita, memberi perhatian kepada petunjuk yang diberikan itu? Biarlah anak anak muda memperhatikan amaran ini; biarlah mereka jangan sembrono dalam perkataan mereka, melainkan menahan diri dan sederhana. Biarlah mereka cepat untuk mendengar kepada perkara perkara yang akan menguntungkan jiwa, dan lambat berkata kata, kecuali dalam menyatakan Kristus dan menyaksikan tentang kebenaran. Tunjukkan kerendahan pikiran dengan kelakuan yang sederhana.
Sebuah Pelindung bagi Akhlak.
Pupuklah sifat kesederhanaan yang amat indah dan berharga itu. Ini akan melindungi akhlak…. Roh Tuhan mendorong kepada saudari saudari yang mengaku beribadat untuk memupuk suatu pembawaan yang sederhana dan satu sifat untuk menahan diri…. Kapankah saudari saudari yang masih muda ini akan membawakan diri mereka dengan sepatutnya? Bahwa tidak akan ada suatu perubahan yang pasti ke arah yang lebih baik sebelum orang tua merasakan pentingnya kewaspadaan yang lebih besar dalam mendidik anak mereka dengan benar.
Sifat sifat yang Sejati.
Sifat sifat yang sejati dari seorang anak terdiri dari kesederhanaan dan penurutan telinga yang peka untuk mendengarkan kata kata nasihat, tangan dan kaki yang rela berjalan dan bekerja dalam jalan kewajiban. Dan kebajikan yang sejati dari seorang anak akan mendatangkan pahalanya sendiri, sekalipun di dalam hidup yang sekarang ini.
–Mendidik & Membimbing Anak, pasal 26–