Haruskah Seorang Istri Kristen Meninggalkan Suami yang Tidak Seiman?
[AkhirZaman.org] Banyak surat yang sudan datang kepada saya dari para ibu, menceritakan kesulitan yang mereka alami dalam rumah tangga serta meminta nasihat kepada saya. Salah satu dari padanya sudah cukup untuk dijadikan contoh dari kesulitan itu. Suami dan ayah itu bukanlah seorang yang beriman dan ayah itu mempersulit segala usaha sang istri dalam mendidik anak-anaknya. Suami itu jahat, kejam dan kasar dalam kata-katanya kepada istrinya dan ia mengajar anak-anak mereka untuk meremehkan wewenang ibu mereka itu, Apabila istrinya mencoba untuk berdoa dengan mereka, lalu ia datang membuat kegaduhan, kemudian menuliskan nama-nama yang najis ke atas Alkitab. Sang istri sangat kecewa sehingga ia merasa bahwa hidup ini menjadi beban baginya. Kebajikan apakah yang dapat ia lakukan? Apakah gunanya bagi anak-anaknya biarpun ia tinggal di rumah? Ia sudah meresakan suatu keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu pekerjaan di kebun anggur Tuhan dan ia merasa bahwa mungkin adalah lebih baik untuk meninggalkan keluarganya daripada tinggal tetap bersama mereka, sementara suaminya itu terus-menerus mengajar anak-anak untuk tidak menghormati dan tidak menurut dia.
Dalam kasus yang demikian nasihat saya ialah: “Hai para ibu kesulitan-kesulitan apa pun yang engkau harus tanggung dalam kemiskinan, dalam keadaan luka-luka jiwa akibat perbuatan yang kasar dan berlebih-lebihan dari suami dan ayah anak-anak itu janganlah tinggalkan anak-anakmu itu. Janganlah serahkan mereka kebawah seorang ayah yang tidak beribadat. Usahamu ialah mengimbangi pekerjaan ayah itu, yang tampaknya adalah di bawah kekuasaan Setan.
Berikan Contoh Suatu Kehidupan tentang Pengendalian Diri
Engkau mempunyai banyak kesusahan, saya mengetahuinya, tetapi adalah lebih baik untuk menunjukkan roh berusaha, daripada mengudurkan diri. Suamimu perlu melihat setiap hari contoh kesabaran dan pengendalian diri dalam kehidupan. Adakanlah segala usaha untuk menyengkan hatinya namun demikian jangan pernah mengalah dalam satu azas kebenaran….
Kristus menuntut segenap kehidupan manusia itu dalam pelayanan kepada-Nya, yaitu jiwa, hati, pikiran dan tenaga. Sementara engkau memberikan kepada-Nya apa yang diminta-Nya daripadamu, niscaya engkau mewakili Dia dalam tabiat. Hati-hati dan pertimbangkanlah dengan saksama, bersabarlah dan menahan diri. Jangan peksakan kebenaran itu untuk diterima. Laksanakanlah tugas sebagai seorang istri, kemudian lihatlah apakah hatinya tidak bergerak. Cinta kasihmu janganlah engkau tarik dari pada suamimu. Ambillah hatinya dalam segala kemungkinan. Janganlah iman kepercayaanmu itu memisahkan engkau dari padanya. Turutlah Allah dengan segenap hati dan senangkanlah hati suamimu dalam kesempatan apa pun engkau dapat lakukan….
Biarlah semua orang melihat bahwa engkau mencintai Yesus dan percaya kepada-Nya. Berikanlah bukti kepada suamimu, kepada sahabat-sahabatmu yang beriman maupun yang tidak beriman bahwa engkau ingin supaya mereka milihat keindahan kebenaran itu. Tetapi jangalnlah perlihatian perasan gemas yang menyakitkan, yang seringkali marusakkan suatu usaha yang baik….
Selali-kali jangan sesuatu ucapan yang bersifat fitnah atau yang bersifat mempersalahkan sampai ke telinga suamimu. Kadang-kadang engkau terpaksa menempuh jalan yang sempit berbagaya, tetapi janganlah bicarakan kesulitan-kesulitan ini. Pada suasana seperti ini, sikap berdiam adalah lebih baik. Ucapan-ucapan yang kasar hanya akan memperbesar kesulitanmu. Biarlah engkau bersukacita dan berbahagia. Sedapat mungkin bawalah sinar matahari kesukaan ke dalam rumah tanggamu dan tutuplah pintu tehadap bayang-bayang kesusahan. Biarlah sinar terang Matahari Kebenaran bersinar-sinar ke dalam segala lubuk jiwamu. Kemudian kehidupan Kekristenanmu itu akan terbawa ke dalam keluargamu. Tidak akan ada lagi ruangan bagi hal-hal yang mendukakan, yang seringkali tidak mengandung kebenaran.
Ibu yang Menanggung Beban Dinasihati supaya Tetap Bersukacita
Sekarang engkau mempunyai suatu kewajiban yang rangkap dua, karena suamimu sudah meninggalkan Yesus…. Saya mengetahui bahwa adalah suatu kesusahan besar bagimu untuk berdiri sendiri dalam melaksanakan maksud firman Allah. Hai istri, tahukah engkau bahwa hidupmu dalam iman dan pernurutanmu yang ikhlas itu kelak akan dapat menarik suamimu itu kembali ke dalam kebenaran? Biarlah anak-anak yang dikasihi itu dibawa kepada Yesus. Bicarakanlah kata-kata kebenaran itu dalam bahasa yang mudah dimengerti kepada mereka. Nyanyikanlah di hadapan mereka lagu yang menyenangkan dan menarik hati yang menyatakan kasih Kristus. Bawalah anak-anak itu kepada Kristus sebab ia mengasihi anak-anak kecil.
Bersukacitalah senantiasa. Jangan lupa bahwa engkau mempunyai seorang Penghibur, yaitu Roh Suci, yang sudah ditunjuk oleh Kristus. Engkau tidak pernah seorang diri. Kalau saja engkau mau mencamkan suara yang sekarang berbicara kepadamu, jika engkau menanggapi tanpa menunda-nunda ketokan yang ada di pintu hatimu dengan mengatakan.
Peliharalah Prinsip Kekristenan
Rumah tangga di mana Allah tidak disembah adalah seperti sebuah kapal yang tidak mempunyai nakhoda atau kemudi. Badai akan memukulnya dan menhempaskan serta bahaya sedang mengancam semua orang yang ada di dalamnya dan dapat menjadi korban. Anggaplah bahwa nilai nyawamu dan anak-anakmu sama harganya pada Kristus, sebab engkau kelak akan berhadapan dengan mereka dan dengan suamimu di hadapan takhta Allah. Prisnsip Kekristenanmu itu hendaklah jangan menjadi lemah, tetapi haruslah semakin kuat dan lebih kuat lagi. Bagaimanapun perasaan suamimu sudah tersinggung dan betapapun kerasnya menentang engkau, engkau wajib tetap menunjukkan keteguhan watak Kristen yang tetap dan setia. Kemudian apa pun yang hendak dikatakannya, dalam hati dan pertimgangannya tidak dapat ia menghormati engkau, kalau ia memang berhati daging.
Tuntutan Allah harus Diutamakan
Kemudian ditunjukkan kepada saya mantunya perempuan. Ia dikasihi Allah, tetapi terikat dalam perbudakan yang hina, yang menakutkan, menggetarkan, kemurungan dan sangat menggelisahkan. Saudara ini tidak perlu merasa bahwa ia harus pasrah kepada kehendak orang muda yang tidak beribadat itu dan yang lebih muda dari padanya beberapa tahun. Haruslah ia mengingat bahwa pernikahannya itu tidak seharusnya merusakan kepribadiannya. Allah mempunyai tuntutan yang lebih tinggi daripada hak duniawi yang bagaimanapun juga. Ia bukanlah miliknya sendiri. Ia tidak menaruh seluruh keyakinannya kepada Allah melainkan ia menyerahkan keyakinan dan kata hatinya kepada seorang pria yang sombong dan bengis, yang digerakkan oleh Setan bilamana saja majikannya si Setan itu dapat bekerja lelalui pria bengis ini untuk menakut-nakuti jiwa yang memetar dan takut itu. Ia sudah begitu sering disusahkan oleh suaminya itu sehingga syarfnya sangat terganggu dan sekarang ia sudah seolah-olah merupakan seorang makhluk yang sangat malang. Apakah kehendak Tuhan saudari ini berada dalam keadaan ini sehingga ia tidak dapat melayani Allah? Bukan! Pernikahannya adalah hasil tipu muslihat Iblis. Namun sekarang ia harus memperbaiki keadaan itu dengan secermat-cermatnya, melayani suaminya dengan lemah lembut dan menjadikan suaminya itu sebahagia mungkin tanpa melanggar kata hatinya; sebab apabila ia tetap tinggal dalam pemberontakannya, hanya kesenangan duniawi itu yang akan dimilikinya. Tetapi tidak pergi mengunjungi tempat kebaktian demi memuaskan hati seorang suami yang sombong yang mempunyai roh naga, tidaklah sesuai dengan kehendak Allah.
“Dan yang lain mengatakan, saya telah menikah dengan seorang wanita, oleh sebab itu saya tidak dapat datang.” Dosa orang bukanlah karena menikah melainkan karena menikahi seorang wanita yang sudah menjauhkan pikirannya (pria itu) dari pokok-pokok perhatian kehidupan yang lebih tinggi dan yang penting. Seorang suami sama sekali tidak boleh mengizinkan istri dan rumah tangganya untuk menjauhkan pikirannya dari pada Kristus atau menyebabkan dia menolak panggilan dan undangan Injil yang penuh rakhmat itu.
Lebih Baik Sebagian Selamat daripada Semua Binasa
Saudara K, engkau sudah sering mengalami kekecewaan, namun engkau perlu sungguh-sungguh, teguh dan bertekad seperti baja untuk melakukan kewajiban keluargamu serta membawa mereka bersamamu kalau mungkin. Engkau tidak boleh segan-segan untuk mengadakan sesgala usaha memikat hati mereka guna menyertai engkau pada perjalananmu menuju surga. Tetapi kalau ibu dan anak-anak itu tidak mau menyertai engkau, melainkan sebaliknya, yaitu berusaha menghalangai engkau menunaikan kewajiban dan bukti keagamaanmu, wajiblah engkau maju terus, walaupun engkau berjalan seorang diri. Engkau harus hidup dalam takut akan Allah. Engkau harus menggunakan segala kesempatan dengan sebaik-baiknya, untuk mengunjungi kumpulan kebaktian dan mengumpulkan kekuatan rohani, karena satu waktu kelak engkau akan memerlukannya. Harta kekayaan Lut seluruhnya hangus dan musnah. Kalu engkau terpaksa menderita kerugian, janganlah engkau tawar hati dan kalau saja engkau dapat menyelamatkan sebahagian saja dari keluargamu, ini adalah lebih baik daripada seluruhnya binasa.
-RTA