Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya. Amsal 20:11
[AkhirZaman.org] Pendidikan Dimulai di Dalam Rumah Tangga. Di dalam rumah tanggalah pendidikan anak harus dimulai. Di sinilah sekolahnya yang pertama. Di sini, dengan orang tua sebagai guru, ia harus mempelajari pelajaran-pelajaran yang harus menuntun dia sepanjang umur hidupnya pelajaran tentang sikap hormat, penurutan, dan pengendalian diri. Pengaruh pendidikan rumah tangga adalah suatu kuasa yang besar bagi yang baik atau yang jahat. Semunya itu di dalam banyak hal terjadi dengan diam-diam dan lambat, tetapi jikalau digunakan untuk yang benar, semunya itu akan merupakan suatu kuasa yang meluas bagi kebenaran. Jikalau anak tidak dididik dengan benar di sini, setan akan mendidiknya melalui alat-alat yang pilihannya. Dengan demikian, betapa pentingnya sekolah rumah tangga itu.!
Di Sini Fondasi Diletakkan. Di atas bahu semua orang tua terdapat tanggung jawab untuk memberikan pendidikan jasmani, mental dan rohani. Haruslah menjadi tujuan setiap orang tua untuk mengembangkan di dalam diri anaknya suatu tabiat yang seimbang dan simetris. Ini bukanlah suatu pekerjaan yang kurang penting—suatu pekerjaan yang menuntut pemikiran dan doa yang sungguh-sungguh sebagaimana juga usaha yang sabar dan tekun. Sebuah dasar yang benar harus diletakkan, sebuah kerangka, yang kuat dan teguh, harus didirikan; dan kemudian hari demi hari pekerjaan membangun, menghaluskan, menyempurnakan, harus berlangsung terus.
Jangan Berikan Sesuatu Kepada Anak Kecuali Hak ini. Orang tua, ingatlah bahwa rumah tanggamu adalah sebuah sekolah latihan, di mana anak-anakmu harus disediakan buat rumah yang diatas. Lebih baik mereka tidak memperoleh sesuatu yang lainnya asalkan mereka mendapat pendidikan yang harus mereka terima pada tahun-tahun permulaan dari kehidupan mereka. Jauhkan kata-kata yang kasar. Ajar anak-anakmu untuk menjadi baik hati & sabar. Ajar mereka untuk memikirkan kepentingan orang lain. Dengan demikian orang tua sedang menyediakan mereka untuk pelayanan yang lebih tinggi dalam perkara-perkara keagamaan.
Rumah tangga haruslah menjadi suatu sekolah persiapan, di mana kanak-kanank dan orang-orang muda dijadikan layak untuk melayani Guru itu, sebagai persiapan untuk mengikuti sekolah yang lebih tinggi di dalam kerajaan Allah.
Bukan Satu Soal yang Remeh. Janganlah pendidikan rumah tangga dianggap sebagai soal yang remeh. Ini menempati tempat yang utama di dalam segala pendidikan yang benar. Para ibu dan bapa telah mempercayakan kepada diri mereka sendiri tugas untuk membentuk pikian anak-anak mereka.
Betapa mengejutkan pribahasa ini, “Apabila ranting di bengkokkan, maka pohon itupun turut menjadi bengkok.” Hal ini harus diterapkan kepada pendidikan anak-anak kita. Para orang tua, mau kah engkau mengingat bahwa pendidikan anak-anakmu dari sejak tahun-tahun pertama kehidupan mereka itu telah dipercayakan kepadamu sebagai suatu tugas yang suci? Pohon-pohon yang masih muda ini harus dididik dengan lemah lembut, agar mereka dapat ditanam di dalam taman Allah. Bagaimanapun juga pendidikan rumah tangga jangan sampai di abaikan. Mereka yang melalaikannya sedang melalaikan tugas keagamaan.
Tujuan Utama Pendidikan Rumah Tangga. Pendidikan rumah tangga berarti banyak. Ini merupakan sesuatu yang mempunyai tujuan yang luas: Abraham disebut sebagai bapa orang percaya. Di antara perkara-perkara yang telah menjadikan dia sebagai suatu teladan yang menonjol daripada peribadatan adalah penurutan yang ketat yang diadaka di dalam rumah tangga terhadap hukum-hukum Allah. Ia memupuk agama dalam rumah tangganya. Ia yang melihat pendidikan yang diberikan di setiap rumah tangga, dan yang mengukur pengaruh daripada pendidikan ini, berkata, “Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperhatikannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang di tunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan kleadilan.”
Allah telah memerintakan bangsa Ibarani supaya mengajar anak-anak mereka tentang segala tuntutan-Nya, dan menjadikan mereka untuk mengerti akan segala perlakuan-Nya terhadap bangsa mereka. Rumah tangga dan sekolah adalah satu. Gantinya bibir yang asing, para ibu dan bapa yang penuh kasih harus memberikan petunjuk-petunjuk kepada anak-anak mereka. Pemikiran tentang Allah dihubungkan dengan segala peristiwa sehari-hari didalam rumah tangga. Perbuatan Allah yang hebat dapat membebaskan umatNya diceritakan kembali dengan menarik dan dengan sikap yang penuh rasa hormat. Kebenaran-kebenaran yang agung dari pimpinan Allah dan kehidupan hari depan ditanamkan didalam pikiran yang masih muda itu. Pikiran itupun menjadi biasa dengan perkara yang benar, yang baik dan yang indah.
Dengan menggunakan gambar-gambar dan lambang pelajaran-pelajaran yang diberikan itu memperoleh gambarannya, dan dengan demikian itu lebih tertanam di dalam ingatan mereka. Melalui imajinasi yang di hidupkan ini anak itu, mulai dari masa bayi, dibawah kedalam rahasia-rahasia, hikmat dan pengharapan leluhurnya, dan menuntun di dalam satu jalan pemikiran dan perasaan dan sikap menungguh, yang menjangkau perkara-perkara yang ada di seberang hal-hal yang kelihatan dan fana kepada yang tidak kelihatan dan baka.
Ini Mendahului dan Merupakan Persiapan untuk Sekolah Biasa. Pekerjaan orang tua mendahului pekerjaan guru. Mereka mempunyai sekolah rumah tangga kelas pertama. Jikalau mereka berusaha dengan seksama dan dengan di sertai doa untuk mengetahui dan melakukan tugas mereka, maka mereka akan mempersiapkan anak-anak mereka untuk memasuki kelas dua—untuk menerima petunjuk-petunjuk dari guru.
Ini Membentuk Tabiat. Rumah tangga dapat menjadi seperti sebuah sekolah dimana tabiat anak-anak benar-benar dibentuk menurut pola sebuah istana.
Pendidikan di dalam Rumah Tangga di Nazaret. Yesus memperoleh pendidikanNya di dalam rumah tangga. ibuNya adalah guru manusiaNya yang pertama. Dari bibirNya, dan dari gulungan kitab nabi-nabi, Ia telah mempelajari perkara-perkara sorga. Ia hidup didalam sebuah rumah tangga yang sederhana dan dengan setia serta dengan kegembiraan mengambil bagian untuk memikul beban rumah tangga. Ia yang menjadi pemerintah sorga rela menjadi seorang hamba, seorang anak yang penuh kasih dan penurutan. Ia mempelajari suatu mata penceharian, dan dengan tanganNya sendiri bekerja di dalam pertukangan kayu bersama Yusuf ayah-Nya.
“Didiklah anak menurut jalan yang patut dia tempuh, maka pada masa tua nanti ia tidak akan berpaling dari padanya” Amsal 22:6 (KJV) .
Oleh: Ellen G White