Friday, November 29, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian Sikap dalam Berdoa (Bagian 1)

[RH] Sikap dalam Berdoa (Bagian 1)

“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit” (Nehemia 1:4).

[AkhirZaman.org] Sikap-sikap bervariasi yang tepat dalam berdoa. Kita harus berdoa secara terus-menerus, dengan pikiran yang tidak sombong, kelembutan dan roh yang rendah hati; Kita tidak perlu menunggu suatu peluang untuk bertelut di hadapan Allah.

Kita bisa berdoa dan berbicara dengan Tuhan di mana pun kita berada.*—Letter 342, 1906.

Tidak ada waktu atau tempat di mana di dalamnya tidak ada kelayakan untuk berdoa memohon kepada Allah. . . . Di keramaian di jalan, di tengah urusan bisnis, kita boleh melayangkan permohonan kepada Allah, dan meminta tuntunan llahi-Nya, sebagaimana Nehemiah ketika ia membuat permintaannya di hadapan Raja Artasasta.-Steps to Christ, hlm. 99.

Kita boleh berbicara dengan Yesus selagi kita berjalan di jalan, dan la berkata, Aku ada pada tangan kananmu. Kita boleh berhubungan dengan Allah dalam hati kita; kita boleh mengadakan hubungan dengan Kristus. Ketika kita berurusan dengan pekerjaan harian kita, kita boleh mengeluarkan isi hati kita, yang tidak bisa di dengar tiap telinga manusia; tetapi perkataan itu tidak bisa mati, hening, atau tidak bisa hilang. Tidak ada satu pun yang bisa menarik, meniadakan kerinduan jiwa. la naik sampai ke atas jalan, di atas keributan mesin. Allah, kepada siapa kita sementara berbicara, dan doa kita didengar.—Gospel Workers, hlm. 258.

Tidaklah selalu perlu untuk menyembah di atas lutut dalam berdoa. Kembangkanlah kebiasaan berbicara dengan Juruselamat itu ketika kamu sendirian, ketika kamu sedang berjalan, dan ketika kamu sibuk dengan pekerjaan harianmu.—The Ministry of Healing, hlm. 510, 511.

Roh Tuhan ada pada saya, dan telah dinyatakan dalam firman yang diberikan kepada saya untuk dibicarakan. Saya menanyakan mereka yang hadir yang merasa perlunya Roh Allah, dan yang mau mengikrarkan diri mereka untuk hidup atas kebenaran dan untuk mengajar kebenaran itu kepada orang lain, dan untuk bekerja bagi keselamatan mereka, untuk membuatnya dimanifestasikan oleh kebangkitan mereka terhadap kaki mereka. Saya terkejut melihat seluruh jemaat itu bangkit. Saya selanjutnya meminta semua untuk bertelut, dan saya membuat suatu permohonan ke surga bagi umat itu. Saya sangat terkesan oleh pengalaman ini. Saya merasa pergerakan yang dalam akan Roh Allah ada pada saya, dan saya tahu bahwa Tuhan telah memberikan kepada saya suatu pekabaran istimewa kepada umat-Nya pada zaman ini.—The Review and Herald, 11 Maret 1909.

* Ketua D. E. Robinson, satu dari sekretaris Ellen White mulai dari tahun 1902 sampai 1915 melaporkan: “Saya sudah menyampaikan berulang-ulang di pertemuan-pertemuan kemah dan sesi-sesi General Conference di mana di dalamnya Nyonya White sendiri sudah melayangkan doa dengan jemaat sambil berdiri. dan ia sendiri berdiri.“ D. E. Robinson letter, 4 Maret 1934.

(3SM 266, 267)

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?