“la menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan la menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu” (Wahyu 73: 74).
[AkhirZaman.org] Segala perkara di alam dan di muka bumi semuanya betul-betul akan dikuasai. Setan, dalam bekerja sama dengan malaikat-malaikatnya serta orang-orang jahat, akan mengerahkan setiap usaha untuk meraih kemenangan, dan tampaknya akan berhasil.
Tetapi dari konflik ini, kebenaran dan keadilan akan muncul bersorak-sorai dalam kemenangan. Mereka yang telah mempercayai dusta akan dikalahkan, karena hari-hari kemurtadan akan berakhir.—Manuscript 24, 1891.
Di kalangan umat kita muncul pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan perhatian cermat, sehubungan dengan para pemelihara hari Sabat di Negara-negara di bagian Selatan, di mana mereka rentan mengalami akibat dari Undang-undang Negara mereka karena mereka bekerja pada hari Minggu, apakah mereka akan beristirahat pada hari Minggu untuk menghindarkan penganiayaan yang harus berlaku jika mereka meIakukan suatu pekerjaanf Beberapa saudara kita tampaknya gelisah akan suatu resolusi yang diberlakukan “General Conference yang menasihati saudara-saudara kita pemelihara hari Sabat yang rentan terhadap pemenjaraan dan denda, supaya menahan diri dari bekerja pada hari itu. Resolusi-resolusi seperti itu tidak boleh di nyatakan di hadapan umat.
Memang ada pertanyaan-pertanyaan tentang hal itu, namun mana Iebih baik me- miliki sedikit kompromi, pada kasus tertentu sepeni ini, atau melawannya. . . .
Bilamana isu hari Minggu disahkan menjadi sebuah undang-undang, tidak akan ada bahaya yang begitu besar bila mengambil langkah-langkah yang sifatnya sesuai dengan prinsip surga . . . dengan alasan bahwa Tuhan memberikan terang dan pengeta- huan tepat pada saat itu diperlukan. . . .
Sementara semua pemelihara hari Sabat gelisah dan menjadi susah, berusaha mendapatkan rahasia-rahasia masa depan, dan mempelajari semua yang mereka bisa pelajari sehubungan dengan posisi yang benar yang harus mereka ambil, berhati-hatilah bahwa mereka telah dinaslhati dengan benar sehubungan dengan pemeliharaan hari Minggu. . . . Akan selalu ada bahaya bila bertindak keterlaluan. . . .
*Rapat General Conference tahun 1889 diadakan di Battle Creek, tanggal 18 Oktober sampai 5 November. Hari Sabat tanggal 2 November, Ellen White berbicara pagi hari tenlang Wahyu 13, “menggambarkan dengan jelas posisi barisan umat Allah pada zaman ini sehubungan dengan undang-undang hari Minggu.” Sabat petang ia membaca dari Testimonies dan suatu khotbah dari pertemuan General Conference tahun 1883 menyangkut pokok pembicaraan yang sama. Tidak ada penyajian yang dilaporkan.—PENYUSUN.
(3SM 393, 394)