“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Matius 23:27).
[AkhirZaman.org] Kristus telah memberikan mutiara-mutiara kebenaran yang indah, tetapi manusia telah menimbunnya dalam sampah takhayul dan kesalahan. la telah memberikan kepada mereka kata-kata kehidupan, tetapi mereka tidak hidup dengan setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.
Ia melihat bahwa dunia tidak dapat menemukan firman Allah, karena ia itu tersembunyi oleh tradisi-tradisi manusia.
Ia datang untuk menaruh di hadapan dunia kepentingan surga dan bumi yang relatif, dan menaruh kebenaran itu di tempatnya sendiri. Hanya Kristus sendiri saja yang dapat mengungkapkan kebenaran yang manusia harus dan perlu ketahui supaya mereka dapat beroleh keselamatan. Hanya Dia saja yang dapat menempatkannya dalam kerangka kebenaran, dan adalah pekerjaan-Nya membebaskannya dari kesalahan dan menghamparkannya di hadapan manusia dalam terang surgawinya.
Setan bangkit untuk melawan Dia, karena bukankah ia mengerahkan setiap usaha sejak kejatuhan untuk membuat terang kelihatan gelap, dan kegelapan kelihatan terang? Sebagaimana Kristus berupaya menempatkan kebenaran di hadapan orang banyak dalam kaitannya yang tepat untuk keselamatan mereka, Setan bekerja melalui para pemimpin Yahudi, dan mengilhami mereka dengan permusuhan terhadap penebus dunia. Mereka bertekad untuk melakukan semua yang ada dalam kuasa mereka untuk mencegah Dia dari mengadakan kesan terhadap orang banyak.
Oh, betapa rindunya Kristus, betapa hati-Nya menyala, untuk mengungkapkan kepada para imam harta kebenaran yang lebih besar! Tetapi pikiran mereka telah terlempar sedemikian rupa sehingga seterusnya tidaklah mungkin mengungkapkan kepada mereka kebenaran-kebenaran yang berkaitan dengan kerajaan-Nya. Kitab Suci tidak dibaca dengan betul. Orang-orang Yahudi memang menunggu-nunggu akan kedatangan Mesias, tetapi mereka mengira la harus datang dengan segala kemuliaan yang akan menyertai kedatangan-Nya yang kedua Kali. Oleh sebab la tidak datang dengan segala kebesaran seorang raja, mereka secara mutlak menolak-Nya. Tetapi bukan hanya oleh sebab la tidak datang dengan kemuliaan sehingga mereka menolak-Nya. Melainkan karena la adalah perwujudan kesucian, sedangkan mereka tidak suci. Ia berjalan di bumi sebagai seorang dengan kejujuran yang tak bercela. Tabiat seperti itu di tengah-tengah kemerosotan dan kejahatan, adalah tidak sesuai dengan keinginan mereka, maka Ia pun dihina dan dicemooh. Hidup-Nya yang tak bercacat memancarkan terang ke atas hati manusia, dan mendapati kejahatan pada mereka dalam sifatnya yang menjijikkan.
-Nasihat Allah Untuk Masa Kini, p 332