“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali” (Matius 18:15).
[AkhirZaman.org] Kita akan mengarahkan senjata perang kita hanya kepada musuh-musuh kita, tetapi janganlah pernah arahkan itu kepada orang-orang yang berada pada barisan di pihak Raja segala raja, yang secara berani memperjuangkan pertempuran-pertempuran bagi Tuhan segala tuhan. Janganlah seorang pun mengincar seorang tentara yang Allah kenal, yang Allah sudah utus untuk menyampaikan pekabaran istimewa kepada dunia dan untuk melakukan pekerjaan istimewa.
Para tentara Kristus tidak selalu tampak sempurna dalam langkah mereka, tetapi atas kekeliruan mereka maka rekan-rekan mereka tidak serta merta mengolok-olok, melainkan menyatakan perkataan-perkataan yang menguatkan, dan membantu mereka untuk pemulihan. Mereka tidak boleh mengubah kemuliaan Allah menjadi kehinaan, dan memberikan keuntungan kepada musuh-musuh yang paling bengis dari Raja mereka.
Janganlah rekan-rekan tentara ini menjadi hakim yang kejam, dan tidak mengerti posisi rekan-rekan mereka, dan membuat perkara yang merusak. Janganlah mereka menjelmakan sifat-sifat Setan dengan menjadi penuduh terhadap saudara-saudara. Kita menyadari bahwa diri kita telah dipersalahkan dan ditipu oleh dunia, sementara kita memelihara kebenaran dan menjunjung hukum Allah yang diinjak-lnjak; tetapi janganlah seorang pun menghina pekerjaan Allah oleh mempublikasikan kepada umum kekeliruan yang para tentara Kristus mungkin lakukan, sekalipun kekeliruan itu terlihat dan diperhalus oleh orang-orang yang sudah mengetahui posisi kekeliruan itu. . . .
Allah akan meminta pertanggungjawaban dari mereka yang dengan tidak bijaksana menyatakan kekeliruan-kekeliruan saudara-saudara mereka, itulah dosa yang lebih besar daripada kekeliruan yang telah dibuat oleh saudara-saudaranya itu. Kritik dan mempersalahkan saudara-saudara dianggap sebagai kritik dan mempersalahkan Kristus.—Letter 48, 1894.
Pada zaman ini kita sudah mendapatkan kesempalan istimewa untuk memiliki terang yang dipertambahkan dan peluang-peluang yang besar, dan kita dimintakan bertanggung jawab bagi peningkatan terang itu. Hal ini akan ditunjukkan dalam belas kasihan yang bertumbuh dan ibadah. Kesetiaan kita kepada Allah harus sejajar dengan terang yang dipancarkan kepada kita pada zaman ini.
Sesungguhnya jika kita sudah meningkatkan pancaran terang maka oleh itu bukan berarti membenarkan kita untuk membeda-bedakan dan menghakimi tabiat dari orang-orang seperti yang Allah telah tegakkan pada zaman dulu untuk melakukan pekerjaan tertentu dan untuk menembus kegelapan moral dunia ini.
( 3SM 344, 345)