“Dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Ibrani 9:22).
[AkhirZaman.org] Malaikat-malaikat takjub karena manusia menganggap begitu ringan dan acuh tak acuh akan kebenaran penting yang banyak sekali artinya bagi orang berdosa, dan terus tunduk dengan rela di bawah penawanan Setan dan dosa, padahal telah begitu banyak yang ditanggung oknum Ilahi Anak Allah. Oh, sekiranya kita dapat mengembangkan kebiasaan renungan tentang penyangkalan diri dan pengorbanan diri kehidupan Kristus, sampai kita akan memiliki suatu pengertian yang dalam tentang sifat dosa yang sangat mengganggu, dan membencinya sebagai perkara yang keji.
Hendaklah pikiran membangkitkan rasa syukur karena melalui Yesus Kristus, Bapa itu setia untuk memenuhi janji mengampuni semua dosa. Rahmat-Nya dan kasih-Nya senantiasa merupakan suatu jaminan manakala kita memandang kepada Kristus yang ditinggikan di atas salib Golgota. Maukah kita secara pribadi bangun untuk menghargai sejauh kemampuan kita mengerti akan kebenaran, bahwa Allah Yahwe itu mengasihi dan mengampuni kita jikalau kita percaya dan mengasihi Yesus?
Oh, alangkah mulianya kebenaran itu! Allah menunggu untuk mengampuni semua yang datang kepadaNya dengan pertobatan. Beritakan itu. Tinggikan Yesus setinggi-tingginya supaya orang banyak dapat memandang Dia….
Orang Yahudi melihat dalam persembahan korban lambang Kristus yang darah-Nya tercurahkan untuk keselamatan dunia. Semua persembahan ini melambangkan Kristus dan memancangkan kebenaran besar di dalam hati mereka bahwa hanya darah Yesus Kristus saja yang menyucikan dari segala dosa, dan tanpa penumpahan darah tidak ada penghapusan dosa….
Setiap korban yang mati melambangkan Kristus, pelajaran yang memberi kesan pada pikiran dan hati pada upacara yang paling khidmat dan suci, dan diterangkan secara tegas oleh para imam. Korban-korban dengan tegas direncanakan oleh Allah sendiri untuk mengajarkan kebenaran besar dan menentukan ini, bahwa melalui darah Kristus saja ada pengampunan dosa.
Kebenaran agung dan menyelamatkan ini sering diulang-ulangi dalam pendengaran umat percaya dan orang-orang tidak percaya, namun dengan keheran-heranan malaikat-malaikat melihat ketidakacuhan manusia yang baginya kebenaran-kebenaran ini sangat besar artinya. Betapa sedikit bukti bahwa gereja merasakan kekuatan rencana ajaib penebusan itu. Betapa sedikit yang menerima kebenaran ini, bahwa hanya melalui iman dalam darah Yesus Kristus yang menyucikan ada pengampunan dosa-dosa yang melekat pada manusia sama seperti penyakit kusta yang menggerogoti, suatu kenyataan hidup.
Betapa dalamnya pemikiran yang hal ini harus bangkitkan dalam setiap pikiran! Ia tidak memerlukan penderitaan untuk mengadakan pendamaian bagi diri-Nya sendiri. Penderitaan-Nya adalah suatu penderitaan yang dalam dibandingkan dengan keagungan pribadi-Nya dan tabiat-Nya yang tak berdosa dan tinggi itu.
—Letter, 43, 1892.