“TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku” (Mazmur 116:6).
[AkhirZaman.org] Jika para orangtua telah hidup sehat, puas dengan makanan yang sederhana, banyak belanja yang bisa dihemat. Ayah tidak perlu diwajibkan untuk bekerja di luar kekuatannya, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Makanan yang bergizi dan sederhana tidak akan memiliki suatu pengaruh terhadap sistem saraf, dan menimbulkan hawa nafsu hewan, dan kehilangan pengendalian diri. Jika la memakan hanya makanan yang sederhana, pikirannya akan menjadi jelas, sarafnya akan menjadi mantap, perutnya akan berada dalam kondisi yang sehat, dan dengan suatu sistem yang murni, ia tidak akan kehilangan selera, dan generasi sekarang akan berada dalam kondisi yang lebih baik daripada sekarang ini. Pertarakan dalam segala hal adalah perlu. Seorang ayah yang bertarak tidak akan mengeluh jika la mendapati tidak ada banyak ragam makanan pada mejanya. Suatu cara hidup yang sehat akan memperbaiki kondisi keluarga dalam tiap pengertian, dan akan memberikan kepada sang istri waktu untuk mengurus anak-anaknya. Suatu studi yang besar bersama para orangtua itu adalah cara melatih anak-anak mereka untuk berguna di dunia ini, dan di surga. Mereka akan puas melihat anak-anak mereka dengan pakaian mereka yang rapi, sederhana, tetapi nyaman yang terbebas dari sulaman dan hiasan. Mereka akan sungguh-sungguh bekerja untuk melihat anak-anak mereka boleh memiliki hiasan dalam, yang di dalam pemandangan Allah besar harganya.
Sébelum ayah orang Kristen pergi meninggalkan rumah, untuk bekerja, ia akan mengumpulkan keluarganya untuk mengelilingi dia, dan tunduk di hadapan Allah dan akan mendoakan keluarganya supaya berada di dalam perlindungan dari Kepala Gembala ltu. la akan pergi bekerja dengan kasih dan restu dari istrinya, kasih anak-anaknya, yang membuat hatinya ceria pada waktu bekerja berjam-jam. Dan sang ibu yang bangkit untuk melakukan tugasnya, menyadari kewajibannya yang dibebankan padanya bagi anak-anaknya setelah kepergian sang ayah. la akan merasa bahwa ia hidup bagi suaminya dan anak-anaknya. Oleh melatih anak-anaknya dengan benar, mengajarkan kepada mereka kebiasaan-kebiasaan bertarak dan pengendalian diri, dan dalam mengajarkan kepada mereka tugas mereka terhadap Allah, ia sedang mengkualifikasikan mereka untuk menjadi berguna bagi dunia ini, untuk mengangkat standar moral dalam masyarakat, dan untuk hormat dan taat kepada hukum Allah. Dengan sabar dan dengan terus-menerus sang ibu akan memberikan petunjuk llahi kepada anak-anaknya, dengan memberikan kepada mereka garis demi garis, aturan demi aturan, bukan dengan suatu cara yang keras dan memaksa, tetapi dalam kasih, kelembutan ia akan memenangkan mereka.
(2SM 457, 458)