Sunday, December 22, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian Krisis Undang-undang Hari Minggu

[RH] Krisis Undang-undang Hari Minggu

“Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; la menamainya Eben-Haezer, katanya: ‘Sampai di sini TUHAN menolong kita” (1 Samuel 7:12).

[AkhirZaman.org] (Kepastian ketika awan menjadi gelap pada tahun 1844). Perkara-perkara bésar berada di hadapan kita, dan kita ingin memanggil orang-orang dari ketidakpedulian mereka supaya bersedia. . . . Sekarang kita tidak boleh membuang keyakinan kita, tetapi memiliki kepastian yang teguh, lebih teguh daripada sebelumnya. Sampai di sini Tuhan telah menolong kita, dan la akan menolong kita sampai kesudahan. Kita akan melihat tonggak-tonggak peringatan, pengingat terhadap apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita, untuk menghibur dan menyelamatkan kita dari tangan si pembinasa. . . .

Kita mungkin dapat melihat ke depan akan kejutan-kejutan yang baru dalam konflik mendatang, tetapi kita dapat memandang dengan baik bilamana mengingat pengalaman masa lalu sebagai jaminan bagi masa depan, dan mengatakan, “Sampai di sini Tuhan menolong kita” (1 Samuel 7:12). “Selama umurmu kiranya kekuatanmu” (Ulangan 33:25). Pencobaan yang diizinkan tidak akan melebihi kekuatan yang dapat kita tanggung. Jadi, marilah kita melakukan pekerjaan kita di mana saja kita mendapatkannya, tanpa bersungut satu kata pun, tanpa membayangkan apa yang akan terjadi, karena kekuatan kita dapat menanggung berbagai pencobaan. . . .

Rasa damai kita sekarang tidak boleh terganggu oleh pencobaan-pencobaan yang akan datang, karena Allah tidak akan pemah membiarkan atau meninggalkan satu jiwa pun yang percaya pada-Nya. Allah lebih baik kepada kita daripada ketakutan kita sendiri. . . .

Banyak yang akan berpaling dari kewajiban-kewajiban, kenyamanan dan berkat-berkat yang sekarang, dan gelisah tanpa alasan sehubungan dengan krisis masa depan. lni artinya membuat kesukaran sebelum waktunya, dan kita tidak akan menerima kasih karunia atas kesukaran yang seperti itu. . . . Bilamana kengerian konflik itu tampaknya tiba, bukankah kita telah mempelajari tentang keyakinan kudus, iman yang diberkati, sehingga tangan kita memegang lengan Kristus, kaki kita di atas Batu Zaman itu, dan kita aman dari badai, dari puting beliung. Kita harus menunggu Tuhan kita. Yesus akan menjadi penolong yang selalu nadir seliap waktu saat diperlukan.—Letter 11a, 1884.

Engkau bertanya sehubungan dengan jalan yang harus ditempuh untuk mendapatkan hak kebebasan berbakti bagi umat kita sesuai dengan kata hati kita. Hal lni menjadi beban bagi jiwa saya, apakah akan menyangkal iman kita, dan itu menjadi bukti bahwa keyakinan kita tidak sepenuhnya pada Allah. Tetapi saya mengingat bahwa banyak hal yang Allah telah tunjukkan kepada saya pada masa yang lalu sehubungan dengan perkara-perkara yang sejenis, seperti wajib militer (selama Perang Saudara di Amerika) dan ha-hal lain. Saya berbicara dalam takut akan Allah, dan kita harus menggunakan setiap kekuatan yang bisa kita gunakan untuk menghindarkan tekanan yang sedang dilancarkan untuk ditanggungkan ke atas umat kita. . . .

 

(3SM 383, 384)

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?