“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. la pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:1-3, 14).
[AkhirZaman.org] Kita tidak bisa mengerti bagaimana Kristus menjadi bayi kecil yang papa. la bisa saja datang ke bumi ini dalam suatu kecantikan sehingga Ia tidak akan sama seperti anak-anak manusia yang lain.
Wajah-Nya bisa saja bersinar dengan terang, dan postur-Nya bisa saja tinggi dan tampan. la bisa saja muncul dalam cara seperti itu untuk mempesona mereka yang memandang Dia; tetapi ini bukanlah jalan yang Allah rencanakan supaya la datang di antara anak-anak manusia.
la akan menjadi sama sepeni mereka yang merupakan milik keluarga manusia dan ras Yahudi. Ciri-ciri-Nya akan seperti mereka yang merupakan makhluk-makhluk manusia lainnya, dan la tidak akan memiliki kecantikan sebagai orang tertentu untuk membuat orang-orang itu menyatakan bahwa Dia berbeda dengan orang-orang lain. la akan muncul sebagai seorang dari keluarga manusia, dan akan berdiri sebagai seorang manusia dl hadapan langit dan bumi. la telah datang untuk menggantikan manusia, untuk mengikrarkan diri-Nya demi manusia, untuk membayar utang-utang yang dilakukan oleh orang-orang berdosa. la akan menghidupkan suatu kehidupan yang murni di bumi, dan menunjukkan bahwa Setan telah mengatakan kepalsuan ketika la menyatakan bahwa keluarga manusia adalah miliknya untuk selamanya, dan Allah tidak bisa melepaskan manusia dari genggamannya.
Pertama-tama manusia memandang Kristus sebagai seorang bayi, sebagai seorang anak kecil. . . Semakin sering kita memikirkan tentang Kristus menjadi seorang bayi di bumi ini, semakin indah hal itu muncul. Bagaimana mungkin bahwa bayi yang papa di kandang di Betlehem itu masih merupakan Anak Allah yang llahi? Meskipun kita tidak bisa mengerti akan hal itu, kita bisa mempercayai bahwa la yang telah menjadikan planet-planet, demi kita ia telah menjadi seorang bayi yang papa. Meskipun lebih tinggi dari tiap malaikat, meskipun mulia sebagaimana Bapa di takhta surgawi, Ia telah menjadi satu bersama kita. Di dalam Dia Allah dan manusia menjadi satu, dan dalam fakta inilah kita mendapatkan pengharapan bagi kita yang telah jatuh. Dengan memandang kepada Kristus secara tubuh, kita memandang pada Allah dalam kemanusiaan, dan melihat di dalam Dia terang kemuliaan llahi, ungkapan citra llahi Allah Bapa.——Signs of the Times, 21November 1895.
(3 SM 127,128)