Aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan; aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Filipi 3:13, 14.
[AkhirZaman.org] Adalah kewajiban masing-masing orang yang mangaku seorang Kristen menjaga pikirannya di bawah pengendalian akal sehat dan mengharuskan dirinya bergembira dan berbahagia. Betapapun hebat kepahitan yang menyebabkan dukacitanya, ia harus memelihara roh tentram dan ketenangan dalam Allah. Ketenangan yang ada dalam Yesus Kristus, yaitu damai Kristus, betapa indahnya, betapa menyegarkan pengaruhnya, betapa kena kepada jiwa yang tertekan!
Batapa pun gelap harapan hari depannya, biarlah ia memupuk suatu semangat mengharapkan yang baik. Tidak ada yang diperoleh dengan bermuram durja, malahan kerugian. Sementara kegembiraan dan ketenangan dan damai yang pasti akan membuat orang-orang lain berbahagia dan sehat, maka hal itu akan lebih besar faedahnya pada diri sendiri. Kesedihan dan pembicaraan mengenai hal—hal yang tidak akan menyebabkan hal-hal yang tidak menyenangkan dengan mendatangkan kembali akibat yang tidak enak buat diri sendiri. Allah ingin kita melupakan ini semuanya-—tidak memandang ke bawah, melainkan ke atas!
Kesedihan mematikan peredaran darah dalam pembuluh dan urat saraf, dan juga memperlambat gerak hati. Hal itu juga menghalangi jalannya pencernaan dan pengolahan gizi, serta cendarung mengeringkan sumsum dalam jaringan tubuh. . . .
Maksud Allah saring terselubung dalam rahasia, tldak dapat dipahami pikiran manusia fana; akan tetapi la yang melihat akhir dari mulanya mengatahui lebih baik daripada kita. Apa yang kita perlukan ialah mambarsihkan diri dari keduniawian, menyempurnakan tabiat Kristen kita, supaya jubah kebenaran Kristus dikenakan kepada kita. . . . lman, kesabaran, ketabahan, pemikiran-pemikiran sorgawi, percaya pada Bapa yang di sorga, adalah bunga-bunga sempurna yang mekar di tengah-tengah kabut kakecewaan dan perkabungan. . . .
Aturan pemeliharaan ilahi terhadap umatNya maju dengan pesat. Kemajuan yang terus-menerus adalah jalan kesucian, yaitu naik lebih tinggi dan lebih tinggi lagi dalam pengetahuan akan kasih Allah. . . .
Tuhan itu tidak berubah-sama kemarin, hari ini, dan selama-lamanya. lman harus diterapkan dalam segala doa kita, sebab iman itu tidak kehilangan kuasanya, juga penurutan dengan rendah hati tidaklah sia-sia. Jika saudara-saudara kita, yang mengaku percaya akan kebenaran, mau menunjukkan iman mereka dalam pekerjaan mereka, maka mereka akan manghormati Allah dan sanggup meyakinkan banyak jiwa supaya menerima kebenaran, sebab menurut iman dan penurutan, mereka akan mengetahui kegenapan janji-janji Allah dan dikaruniai dangan kuasa dari sorga.-—Surat 1, 29 Marat 1883, kepada J.N. Andrews, misionaris kita yang mula-mula, yang meninggal akibat penyakit tbc di Switzerland.