Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?, lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku!” Zakharia 13:6.
[AkhirZaman.org] “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Wahyu 21:1. Api yang menghanguskan orang-orang jahat itu memurnikan bumi ini. Setiap bekas kutukan dilenyapkan.
Seorang Pemberi tanda bahaya itu saja yang tinggal: Sang Penebus kita akan selamanya menanggung tanda-tanda penyaliban-Nya. Pada kepala-Nya yang terluka, pada lambung-Nya, pada kedua tangan dan kaki-Nya, terdapat hanya bekas-bekas perbuatan kejam yang dijalin oleh dosa.
Berkata nabi itu yang menyaksikan Kristus dalam kemuliaan-Nya: “Ada kilauan seperti cahaya, sinar cahaya dari sisi-Nya dan di situlah terselubung kekuatan-Nya.” Habakuk 3:4, bag. akhir, Lambung yang telah tertusuk itu dari mana mengalir air merah yang memperdamaikan manusia kepada Allah di situlah kemuliaan Sang Juruselamat, di situlah “terselubung kekuatan-Nya.”….. Dan bukti-bukti kehinaan-Nya adalah kehormatan-Nya yang tertinggi; selama berabad-abad yang abadi luka-luka Kalvari itu akan menunjukkan pujian-Nya dan menyatakan kuasa-Nya.
Salib Kristus akan menjadi pengetahuan dan nyanyian orang-orang tebusan selama semua keabadian. Di dalam Kristus yang dimuliakan mereka akan menyaksikan Kristus yang disalibkan. Tiada akan pernah dilupakan bahwa Dia yang kuasa-Nya menciptakan dan mendirikan dunia-dunia yang tidak terhitung jumlahnya dalam ruang angkasa yang luas, Yang Terkasih dari Allah, Yang Agung dari Surga, Dia yang disenangi oleh kerub dan serafin yang bersinar itu telah merendahkan diri-Nya untuk meninggikan manusia yang telah jatuh; agar Dia menanggung kesalahan dan rasa malu akibat dosa, dan penyembunyian wajah Bapa-Nya, hingga kesengsaraan dari sebuah dunia yang hilang menghancurkan hati-Nya dan mematahkan hidup-Nya pada salib Kalvari.
Bahwa Pencipta dari semua dunia itu, Wasit dari segala takdir, yang harus meletakkan kemuliaan-Nya dan merendahkan diri-Nya sendiri dari cinta kepada manusia akan selamanya membangunkan keajaiban dan pemujaan dari jagad raya ini.
Manakala bangsa-bangsa dari orang-orang yang diselamatkan itu melihat kepada Sang Juruselamat mereka dan menyaksikan kemuliaan abadi dari Bapa bersinar pada wajah-Nya; ketika mereka melihat takhta-Nya, yang berasal dari keabadian menuju keabadian, dan mengetahui bahwa kerajaan-Nya adalah harus tiada berakhir, mereka bergembira dalam lagu yang meriah: “Mulia, mulialah Anak Domba yang telah disembelih dan yang telah menebus kita kepada Allah dengan darah-Nya yang sangat mahal!”
-Maranatha