“Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau. Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku”(Amsal 23:25, 26).
[AkhirZaman.org] Saya percaya bahwa dalam beberapa pernyataan yang sudah menciptakan hubungan yang baik tentang pertentangan itu——seperti nasihat-nasihatmu perihal penggunaan mentega, dan pernyataan bahwa anak-anak dapat dididik guru jika seorang anak sudah berusia delapan atau sepuluh tahun-—adalah hak istimewa kita untuk menggenggam prinsip itu. Saya percaya bahwa dalam mempelajari pernyataan-pernyataan tersebut, kita seharusnya mengerti bahwa setiap saluran Allah diberikan dalam kemurahan, dan dalam pertimbangan dengan kedaan-keadaannya. Allah berkata, “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”; dan juga Kristus menjelaskan hukum perceraian sebagaimana yang diizinkan adalah karena kekerasan hati mereka. Karena penyimpangan umat itu, maka suatu hukum tentang perceraian diizinkan, yang bukan merupakan rencana asli Allah.
Saya percaya bahwa prinsip itu akan dimengerti sehubungan dengan pernyataan-pernyataan yang asing, sebagaimana pernyataan tentang penggunaan mentega, dan pernyataan bahwa seorang anak akan tidak mendapatkan guru selain daripada ibunya sendiri sampai ia berusia delapan atau sepuluh tahun.. Sekarang, ketika gambaran tentang mentega itu diberikan kepadamu, tentang kondisi-kondisi yang menyertainya—bahwa orang-orang menggunakan mentega yang penuh dengan kuman. Mereka menggoreng dan memasak menggunakannya, dan penggunaannya membahayakan. Tetapi kemudian, ketika umat kita belajar akan prinsip-prinsip ini, mereka mendapati bahwa sementara mentega bukanlah yang terbaik, mungkin mentega itu tidak sedemikian buruk seperti kejahatan-kejahatan lain; dan begitulah dalam beberapa hal mereka menggunakannya. Saya sudah menduga bahwa pertanyaan sekolah ini adalah sama. Rencana yang ideal ialah bahwa ibu harus menjadi guru—seorang guru yang cerdas seperti orang yang engkau gambarkan pagi ini. Tetapi Saya merasa adalah suatu kemalangan besar bagi pekerjaan kita dari Maine sampai California, dan dari Manitoba sampai Florida, bahwa umat kita telah mengambil pernyataan tersebut, bahwa bagi seorang anak tidak boleh ada guru kecuali orangtua sampai ia berusia delapan atau sepuluh tahun, sebagai suatu kepastian melarang anak-anak tersebut mendapat kesempatan bersekolah. Jika saya memahaminya, sebenarnya itulah pertanyaan bagi kita pagi ini.
(3SM 221, 222)