Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Yakobus 1:6.
[AkhirZaman.org] Doa dan iman adalah berhubungan dengan erat, dan mereka perlu dipelajari secara bersama-sama. Dalam doa yang berasal dari iman ada sebuah pengetahuan ilahi; ia itu adalah sebuah pengetahuan yang harus dimengerti oleh siapa saja yang mau membuat pekerjaan hidupnya berhasil. Kristus berkata, “Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” Markus 11:24. Dia membuatnya jelas bahwa permintaan kita harus sesuai dengan kehendak Allah; kita harus memohon hal-hal yang Dia telah janjikan, dan apa saja yang kita terima mestilah digunakan dalam melaksanakan kehendakNya. Jika syarat-syarat ini dipenuhi, maka janji itu adalah pasti.
Demi pengampunan dosa, demi Roh Kudus, demi sebuah penguasaan diri seperti Kristus, demi kebijaksanaan dan kekuatan untuk melakukan pekerjaanNya, demi setiap hadiah yang dijanjikanNya, kita boleh meminta; lalu kita percaya bahwa kita menerimanya, dan sebagai balasnya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Allah bahwa kita telah menerimanya. Kita perlu mengharapkan bukan bukti yang kelihatan dari berkatNya. Hadiah itu ada di dalam janjinya, dan kita boleh menjalankan pekerjaan kita yang dijamin oleh apa yang dijanjikan Allah untuk diperbuatNya, dan bahwa hadiah itu, yang sudah kita miliki, akan menjadi nyata ketika kita sangat memerlukannya.
Untuk menjalani hidup yang sedemikian sesuai dengan firman Allah berarti penyerahan seluruh hidup kepadaNya. Akan terasa sebuah kebutuhan dan ketergantungan yang terus-menerus, sebuah penarikan hati ke hadapan Allah. Doa adalah sebuah keperluan; sebab ia itu adalah kehidupan dari jiwa. Doa keluarga, doa bersama, memiliki tempatnya masing-masing; tetapi adalah persekutuan rahasia dengan Allah yang mempertahankan kehidupan jiwa……
Sebuah kekuatan sebagaimana yang belum pernah ada sebelumnya terlihat menggenggam dunia ini. Dalam hiburan, dalam mencari uang, dalam persaingan kekuasaan, dalam pertarungan habis-habisan untuk mempertahankan keberadaan hidup, ada sebuah kekuatan mengerikan yang memikat tubuh, pikiran, dan jiwa. Di tengah kesibukan yang tergesa-gesa ini, Allah sedang berbicara. Dia menawarkan kita untuk memisahkan diri dari dunia dan bersatu denganNya. “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi.”
Bukanlah perhentian sesaat dalam kehadiranNya, melainkan hubungan pribadi dengan Kristus, untuk duduk dalam kebersamaan dengan Dia—inilah kebutuhan kita.